Find Us On Social Media :

Mengintip Kisah Chin Poh Cho yang Mengubah Kehidupan Petani Nanas Lokal di Sabah Pasca Gempa Tahun 2015

By Fahrisa Surya, Rabu, 21 Maret 2018 | 23:31 WIB

Chin Poh Cho Mengubah Kehidupan Petani Nanas Pasca Gempa | goodshepherd-asiapacific.org.au

Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Grid.ID -  Setiap peristiwa pasti memiliki hikmah tersendiri.

Di balik bencana yang terjadi, masih ada suatu kebaikan yang bisa kita ambil.

Seperti yang dilansir dari laman Star2, Grid.ID merangkum sebuah kisah tentang seorang pemimpin organisasi non profit yang telah mengubah kehidupan para petani nanas lokal di Sabah.

Efek dari gempa berkekuatan 6.0 SR yang melanda Ranauh, Sabah pada Juni 2015 tidak hanya dirasakan oleh warga Gunung Kinabalu.

Wanita bernama Sakiah Sulidan yang merupakan petani nanas di Kg Kiau Nuluh kota Belud juga mengalami kesedihan.

(BACA: Berawal dari Iseng dan Coba-coba, Beauty Vlogger Vinna Gracia Sukses di Industri Makeup Amerika Serikat)

Selain sedih dan stres, Sakiah juga mengkhawatirkan tentang keberlangsungan kehidupannya yang akan datang.

Banyak petani yang menjauhi kebun mereka karena takut terjadi gempa.

Nanas-nanas itu dibiarkan membusuk karena harga di pasaran turun drastis.

Para pedagang tidak berani mengambil risiko untuk melakukan perjalanan ke desa Sakiah.

Sakiah hanya bisa berdoa dan menghadapi masa-masa tersulit itu.

Sampai akhirnya sebuah organisasi non profit Good Sherpherd Services (GSS) memunculkan sebuah gagasan untuk mendirikan Koonduan Kiau Nuluh Enterprise (KKNE).

(BACA: Miris Melihat Anak-anak Disabilitas yang Tak Diperhatikan, Ini yang Dilakukan Dua Warga Brunei Darussalam)

Organisasi ini juga dikenal sebagai Women of Kg Kiau Nuluh Enterprise.

Proyek yang didirikan pada Agustus 2015 ini memiliki tujuan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi bagi petani nanas perempuan di sana.

Mereka dilatih untuk bisa menghasilkan selai, chutney dan jus dengan menggunakan bahan baku nanas dari para petani lokal.

Kemudian pabrik nanas dibangun di desanya dengan hibah dana RM 136000 dari Sabah Credit Corporation.

Chin Poh Cho, selaku direktur eksekutif GSS mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan platform baru kepada para wanita dengan bekerja secara kolektif.

Di Sabah, produk ini dijual dari mulut ke mulut dan berbagai pameran di pasar ketika akhir pekan.

KKNE juga menerima sebuah pesanan untuk acara-acara penting seperti pernikahan.

Mereka juga mulai memperluas penjualan ke Semenanjung Malaysia.

(BACA: Miliki Penyakit Vitiligo, Wanita Ini Berani Tampil Sebagai Cover Girl Meski Kulitnya dalam Kondisi yang Tak Biasa)

Sekarang ini, KKNE telah mengirimkan produk mereka ke Kuala Lumpur setiap satu bulan sekali.

Sampai saat ini sudah ada 59 wanita yang terlibat dalam proyek ini.

Inisiatif ini memang disiapkan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian dalam berwirausaha di kalangan wanita.

Perempuan di dalam KKNE dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tanggung jawab masing-masing.

Dalam dua tahun lebih, kerja keras mereka telah membuahkan hasil yang cukup memuaskan.

Para wanita mulai bisa menjual nanas yang dihasilkan dari pertanian mereka dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi daripada harga di tengkulak.

Semua produk nanas yang dihasilkan KKNE terbuat dari buah dari pertanian lokal.

Selain peningkatan ekonomi, masyarakat juga mendapat manfaat lainnya seperti ikatan masyarakat yang lebih tinggi dan rasa saling memiliki yang lebih besar.(*)