Find Us On Social Media :

Seorang Ibu Bagikan Foto ASI Bercampur Gumpalan Darah, Ternyata Ini Penyebabnya

By Arif B Setyanto, Sabtu, 24 Maret 2018 | 01:25 WIB

ASI yang berwarna bercampur gumpalan darah

Grid.ID - Seorang ibu pasti menginginkan anaknya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

Tapi, seorang ibu dari Australia bernama Tanya Knox kaget setelah memompa ASI.

Dia melihat warna susu yang dikeluarkan tak seperti biasanya.

ASI yang keluar berwarna merah dan bercampur darah.

(BACA : Jarang Terekspos, Kecantikan Istri Kedua Azis Gagap Jadi Sorotan Publik )

Tanya terkejut dan menjelaskan dia tak merasa sakit saat memompa ASI yang berwarna merah itu.

"Tiba-tiba susu saya menjadi benar-benar berdarah," kata Tanya dilansir Grid.ID dari Mirror.co.uk.

Selain warnanya berbeda ada gumpalan darah juga yang keluar.

Gumpalan tersebut terlihat hampir sebesar koin.

(BACA : Hanya Berisi 1 Kalimat, Inilah Pesan Singkat Ahmad Dhani Saat Akhiri 12 Tahun Rumah Tangganya Bersama Maia Estianty, Dhani: Saya Menangis )

"Suamiku hampir pingsan saat melihatnya," ujarnya.

Mendapati hal ini, Tanya membagikan foto ASInya.

Banyak komentar yang khawatir atas insiden yang dialami Tanya.

Namun, Tanya tak surut untuk memompa ASI.

(BACA : Unggahan Pria Ini Buat Pengendara Motor Berpikir Dua Kali Memakai Jaket Terbalik )

Dirinya bercerita bahwa warna susunya itu kembali normal dalam 24 jam.

Tanya mengatakan, kejadian ini terjadi karena mastitis.

Mastitis sendiri adalah infeksi yang disebabkan oleh saluran yang tersumbat dan dapat menyebabkan jaringan payudara menjadi nyeri dan meradang.

Dikutip dari theAsiaparent.com, menurut data yang diperoleh dari WHO, sekitar 10% dari wanita menyusui mengalami mastitis.

(BACA : Datang ke Pesta Ulang Tahun Bunga Citra Lestari, Ghea Indrawari Bak Selebritas )

Mastitis biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan.

Setelah mengunjungi dokter, ASI yang dikeluarkannya yang bercampur gumpalan darah itu bisa dikonsumsi oleh bayi.

Tapi, sebelumnya harus disaring terlebih dahulu. (*)