Find Us On Social Media :

Lulus S2, Jadi Pekerja Kreatif Hingga Jualan Spaghetti, Inilah 5 Fakta Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo, Fanni Aminadia yang Disebut Ratu Halu

By Nopsi Marga, Rabu, 15 Januari 2020 | 15:04 WIB

Fanni Aminadia, yang mengaku sebagai ratu di Keraton Agung Sejagat

Grid.ID - Nama Totok Santosa Hadiningrat dan Fanni Aminadia kini tengah jadi perbincangan publik.

Hal itu lantaran keterlibatan keduanya dalam Keraton Agung Sejagat.

Totok menyatakan bahwa dirinya adalah seorang raja di Keraton Agung Sejagat. Sedangkan sang istri, Fanni Aminadia, merupakan ratu di kerjaan tersebut.

Sebagai seorang raja, Totok membubuhkan gelar Sinuhun di depan namanya, sedangkan sang istri ingin dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Baca Juga: Dipuja dan Datang Pukul 3 Pagi, Batu Prasasti Keraton Agung Sejagat Terdapat Ukiran Telapak Kaki Serta Trisula, Empu Wijoyo Guno Sang Pembuat: Desainnya dari Raja Totok Sendiri

Keraton Agung Sejagat yang terletak di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, disebut telah berdiri sejak tahun 2012.

Beberapa waktu lalu, Totok dan Fanni bahkan mengundang awak media untuk meliput di singgasana mereka.

Keraton Agung Sejagat pun sontak menjadi viral di berbagai media.

Baca Juga: Sebelas Dua Delas dengan Baju Kerajaan Brunei Darussalam, Harga Seragam Keraton Agung Sejagat Tembus Rp 3 Juta dan Wajib Dibayar Setiap Anggotanya

Tak sedikit yang kemudian menjuliki keduanya sebagai raja dan ratu halu.

Totok dan Fanni belum sempat menikmati kehidupannya sebagai raja dan ratu, langsung ditangkap oleh pihak yang berwajib.

Melansir laman Kompas.com, pasangan ini diamankan pada Selasa (14/1/2020) sekitar pukul 17.00 WIB, saat menuju ke Keraton Agung Sejagat.

Sebelum namanya jadi viral, Fanni merupakan seorang pekerja kreatif dan memiliki beberapa bisnis, diantaranya salon kecantikan dan restoran.

Baca Juga: Koar-koar Sebagai Penerus Majapahit dan Sriwijaya, Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Melempem Saat Ditangkap Polisi dan Hanya Pakai Kemeja Putih dengan Bawahan Jarik

1. Bergelar Magister

Dari sebuah foto yang diunggah di laman Instagram pribadinya, Fanni memiliki gelar magister manajemen.

Di laman Linkedin, Fanni menuliskan bahwa dirinya sempat mengenyam pendidikan di UNSW Australia.

Baca Juga: Kemunculan Keraton Agung Sejagat Bikin Heboh, Warga Sekitar Kaget dengan Kemunculan Batu Prasasti yang Datang Pukul 3 Pagi!

2. Dewan Pendiri Laskar Merah Putih

Fanni merupakan dewan pendiri Laskar Merah Putih (LMP).

Ia bahkan kerap membagikan kegiatannya di LMP.

Baca Juga: Geger Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Rajanya Pernah Janjikan Uang Jutaan Rupiah per Bulan Kepada Rakyatnya, Bank di Negara Ini Diklaim Sebagai Sumber Dana Tak Terbatasnya

3. Pekerja Kreatif

Dari penelusuran Grid.ID di laman Linkedin, Fanni telah menyutradarai beberapa company profile dan film dokumenter.

Selain menjadi sutradara, Fanni juga kerap menjadi tim kreatif sebuah produksi company profile.

4. Punya Usaha Salon

Usaha salon kecantikan milik Fanni berada di kawasan Jatinegara.

Salon kecantikan milik Fanni ini mengusung konsep organik.

Baca Juga: Buat Putri Keraton Yogyakarta Murka, Seorang Pengunjung Rusak Meja Marmer Demi Pamer Selfie Duduk di Singgasana Raja, GKR Hayu: Barang di Kraton Jogja Tak Gampang Diganti!

5. Miliki Restoran di Jogja

Selain itu, Ia juga memiliki usaha restoran di Kota Jogja. Restoran milik Fanni sangat asri dan berada di lingkungan sawah.

Di restoran tersebut, menjual berbagai jenis makanan, mulai dari makanan tradisional hingga spaghetti.

Baca Juga: Manjakan Diri Ala Puteri Keraton di Taman Sari Royal Heritage Spa

Namun, ada sebagian publik yang mengira bahwa itu adalah endorse.

Unggahan Fanni ini pun sontak dibanjiri nyinyiran oleh netizen.

"Baginda Ratu jualan toh..?" komentar @ayunghermawan.

"Wkwkwk restoran brubah jadi kraton kerajaan halu," tulis @indri_f_astuti.

"Mungkin beliau ini satu satunya ratu yg nerima endorse, betapa rendah hatinya kanjeng ratu ini," komentar @arulvana.

Baca Juga: Heboh Orang Mati Hidup Lagi di Pesantren Sampang, Berawal dari Sujud di Keraton Solo hingga Bangun Usai Digelitiki

(*)