Find Us On Social Media :

Idap Penyakit Langka, Seorang Ibu Hidup dalam Ruang Kaca Tak Tersentuh Selama 13 Tahun

By Linda Fitria, Selasa, 3 April 2018 | 00:32 WIB

Seorang wanita harus menderita terisolasi di dalam ruang kaca

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Sebagai makhluk sosial, kita tentu akan berinteraksi dengan sesama manusia.

Namun sebuah hal tak wajar, harus dialami oleh seorang wanita di Spanyol satu ini.

Pasalnya ia tidak bersentuhan dengan siapapun termasuk anak dan suaminya selama 13 tahun.

Dilansir Grid.ID dari artikel terbitan Mirror.co.uk tanggal 30 Maret 2018, seorang wanita terpaksa tinggal di dalam ruang kaca selama 13 tahun.

Hal ini ia lakukan karena menderita empat kondisi medis yang langka dan mengancam jiwa.

(BACA : Terungkap! Pemerintah Korea Selatan Berikan Alasan Mengapa Psy dan BTS Tak Ikut Tampil di Konser Korea Utara)

Selama 13 tahun ia tidak bersentuhan seperti mencium atau memeluk anak-anak dan suaminya.

Wanita bernama Juana Munoz itu kini khawatir karena dia mungkin tidak akan pernah bisa memegang cucu pertamanya.

Juana berasal dari Cadiz, Spanyol.

Wanita berusia 53 tahun berharap suatu hari dia bisa merangkul lagi orang-orang yang dicintainya.

Beruntung, berkat masker debu organik buatan Amerika Serikat mimpi Juana mungkin akan menjadi kenyataan.

Tapi untuk saat ini, dia dipaksa mengisolasi dirinya.

(BACA : Nyetir Sambil Mengikuti Mobil Teman? Baca Dulu Fakta di Baliknya)

Ia hidup di dalam ruang kaca seluas 25 meter.

Ruangan yang lebih mirip kandang itu dia sebut sebagai rumah yang ia tinggali selama lebih dari satu dekade.

Tenaga medis bingung atas empat kondisi langka yang diderita Juana.

Ia telah berjuang melawan kondisinya selama 29 tahun.

Juana menderita sensitivitas kimia, fibromyalgia, sindrom kelelahan kronis dan tanda-tanda electrosensitivity.

Juana mengatakan kondisinya semakin memburuk setelah melahirkan anak pertamanya.

(BACA : Mitos atau Fakta, Hanya dengan Lengkingan Tinggi Suara Manusia Bisa Memecahkan Gelas Kaca?)

Kondisi Juana memburuk ketika melakukan kontak dengan debu pada kentang yang ditanam oleh suaminya.

Saat itu Juana sedang membersihkan kentang ketika mata kanannya mulai terasa gatal.

Ia lalu menggaruk matanya.

Kemudian mata dan lidahnya mulai membengkak dan kondisinya memburuk dengan cepat.

Juana sadar beberapa hari kemudian setelah menjalani perawatan intensif.

Beruntung ia masih dapat hidup.

"Selama bertahun-tahun, saya sampai pada kesimpulan bahwa asal-usul segala sesuatu terletak pada keracunan yang saya derita," kata Juana.

(BACA : Setelah Ceritakan Kisahnya ke 17 Ribu Penumpang, Seorang Supir Taxi Berhasil Bertemu dengan Putrinya)

Ia diwawancarai oleh media Spanyol melalui mikrofon di dalam beberapa kantong plastik yang diteruskan ke tandunya di kandang kaca.

Karena sang istri terpaksa hidup di dalam ruang tertutup, suaminya, Manuel telah menjadi sumber dukungan yang besar bagi Juana.

Manuel menanam sayurannya sendiri agar istrinya dapat makan makanan organik segar.

Pasangan itu sedang menunggu masker organik tiba dari rumah sakit di Dallas Amerika Serikat sebelum cucu pertama mereka lahir.

Juana berkata, "Dalam beberapa minggu cucu saya akan lahir dan saya tidak tahu apakah saya akan dapat memeluknya pada suatu saat dalam hidup saya".

"Hal terburuk tentang hidup seperti ini bukanlah rasa sakit, tapi yang terburuk adalah sakit fisik dan psikologis karena tidak bisa keluar dan menjalani kehidupan normal dengan orang yang dicintai," lanjutnya.

Juana mendukung kampanye di media sosial yang disebut 'pelukan'.

Kampanye ini guna mendukung orang lain yang harus mengisolasi diri karena kondisi yang langka.(*)