Find Us On Social Media :

Korban Virus Corona Makin Membludak, Staf Rumah Sakit di Wuhan Sampai Kehabisan Persediaan Baju Pelindung Hingga Terpaksa Pakai Popok

By Mia Della Vita, Selasa, 28 Januari 2020 | 10:58 WIB

Dokter dan perawat di wuhan terpaksa harus pakai popok karena persediaan semakin menipis

Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita

Grid.ID - Seiring bertambahnya jumlah korban virus corona, pekerjaan tim medis semakin berat.

Pegawai rumah sakit di Wuhan bahkan harus menggunakan popok dewasa karena tidak punya waktu untuk menggunakan kamar mandi.

Di samping itu, alasan staf media mengenakan popok karena keterbatasan pakaian pelindung.

Baca Juga: Tega! Orangtua Asal Tiongkok Tinggalkan Kedua Anaknya di Bandara Karena Diduga Terinfeksi Virus Corona!

Jika mereka akan ke buang air kecil, pakaian pelindung harus dilepaskan dengan cara dirobek.

Sementara itu, tim medis tidak bisa mendapatkan pakaian pelindung yang baru karena kurangnya persediaan.

Selain jas pelindung, rumah sakit juga mulai kehabisan pasokan alat pelindung lainnya, seperti masker bedah dan kacamata pelindung.

Baca Juga: Heboh Virus Corona, Simak 5 Penyakit Pandemik yang Tercatat Punya Dampak Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

"Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki."

"Kami tidak mampu membuang apa pun," kata seorang dokter Rumah Sakit Union Wuhan di Weibo.

Banyaknya pasien dan pekerjaan yang melelahkan membuat mental staf medis menurun.

Baca Juga: Korban Virus Corona Terus Melonjak Tajam, Perawat Cantik Ini Sampai Harus Gunduli Kepalanya!

Tidak sedikit dokter yang merasa khawatir dirinya akan terinfeksi virus corona dari pasien yang ditanganinya.

Menurut seorang terapis yang berbasis di Beijing, Candice Qin, sudah ada seorang dokter yang terinfeksi oleh seorang pasien.

Dokter tersebut merasa hancur dan mengisolasi dirinya di apartemennya tanpa memberi tahu orang tuanya.

Baca Juga: Diisolasi di Tiongkok Gara-gara Virus Corona, Sejumlah Mahasiswa Indonesia di Kota Wuhan Hanya Bisa Mendekam di Kos-kosan: Pengin Dievakuasi!

"Aku pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental."

"Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia," kata Qin dikutip dari Business Insider, Selasa (28/1/2020).

Mengutip Washingtonpost, Selasa (28/1/2020), ada juga seorang dokter spesialis yang meninggal karena kelelahan merawat pasien.

Baca Juga: Virus Corona Menyebar di Berbagai Negara, Andien Justru Pamer Foto Jalan-Jalan ke Hong Kong, Netizen: Jangan Lupa Vaksin!

Dokter bernama Jiang Jijun dilaporkan meninggal karena serangan jantung saat merawat pasien virus corona.

Sebelumnya, ada seorang perawat juga rela menggunduli kepalanya untuk menghindari terjadinya infeksi silang.

Ia memangkas habis rambutnya juga demi mempermudah pekerjaan untuk mengurus pasien corona yang terus bertambah.

Baca Juga: Hong Kong Waspada Corona, Andien Aisyah Justru Asyik Liburan di Disneyland

Pada Minggu (26/1/2020) lalu, tercatat ada 56 orang di Tiongkok meninggal karena virus 2019-nCoV.

Satu hari setelahnya, pada Senin (27/1/2020) pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 80 orang.

Artinya, dalam waktu 24 jam ada 24 kasus kematian baru.

Baca Juga: Kotor, Becek dan Sama Sekali Tak Higienis, Inilah Foto Pasar Tradisional Wuhan, Tempat yang Diduga Sebagai Awal Mula Virus Corona

Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi pun melonjak tajam menjadi 2.744 pasien. (*)