Find Us On Social Media :

Pernah Minta Rakyat Patungan untuk Bayar Utang Negara, PM Mahathir Mohamad Klaim Malaysia Sudah Keluar dari Tekanan Keuangan

By None, Selasa, 4 Februari 2020 | 19:20 WIB

Pernah Minta Rakyat Patungan untuk Bayar Utang Negara, PM Mahathir Mohamad Klaim Malaysia Sudah Keluar dari Tekanan Keuangan

Grid.ID – Malaysia diketahui tengah berkelut dengan utang negara yang nilainya mencapai lebih dari RM 1 Miliar atau sekitar 3425 triliun rupiah.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bahkan pernah meminta bantuan 'patungan' pada rakyatnya untuk membayar utang negara.

Belum lama ini, PM Mahathir Mohamad mengumumkan bila Malaysia tidak lagi mengalami tekanan keuangan karena utang.

Baca Juga: Dulu Kaya karena Tambang Minyak yang Melimpah, Negara ini Nyaris Bangkrut Lantaran Terlalu Baik pada Rakyatnya

Dalam sebuah wawancara dengan radio Bernama, politisi veteran itu mengatakan kemampuan untuk mengurangi tekanan pada situasi keuangan Malaysia adalah pencapaian penting pemerintah Pakatan Harapan (PH) sejak berkuasa.

Dia mencatat bahwa tidak banyak negara yang menghadapi situasi serupa seperti Malaysia namun dapat mengatasi masalah tersebut.

“Saya merasa ada banyak masalah yang bisa kita atasi; kami mampu menangani masalah keuangan kami. Kami tidak lagi di bawah tekanan dari masalah keuangan karena kami telah mengaturnya dengan hati-hati,” katanya.

“Kami tidak ditekan oleh mereka yang telah memberi kami pinjaman. Mereka tak membuat tuntutan atau menekan kami. Itu belum terjadi.”

Baca Juga: Beri Pengertian pada Sang Suami yang Tak Setuju Anaknya Syuting di Usia Dini, Sandra Dewi: Anak-anak Kamu Ini Bukan Kerja Tapi Main

Dia menekankan: “Kita dapat menangani situasi keuangan negara kita. Kita bisa mengatakan ini merupakan sebuah pencapaian.”

Setelah PH berkuasa Mei lalu, pemerintah mengungkapkan bahwa mereka dibebani dengan utang melebihi RM1 triliun (sekitar Rp3425 triliun).

"Ketika kami berkuasa dan kami bisa melihat dari dalam, kami menemukan bahwa masalahnya jauh lebih besar (dari apa yang diketahui publik) dan bahwa itu akan memakan waktu (untuk diatasi)," katanya saat wawancara.

Beberapa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah PH untuk mengurangi kesengsaraan keuangan negara itu termasuk meninjau proyek-proyek besar dan kesepakatan masa lalu yang dilakukan oleh pemerintah Barisan Nasional, mengejar dana yang diduga dicuri oleh 1Malaysia Development Berhad dan mendeklarasikan perang habis-habisan melawan korupsi.

Baca Juga: Selalu Berhasil Pikat Hati Berondong Pasca 2 Tahun Menjanda, Nafa Urbach Akui Ingin Punya Pendamping Hidup yang Lebih Tua

PM Mahathir pernah meminta rakyatnya untuk patungan demi membayar utang negara yang bernilai fantastis ini.

Mahathir Mohamad membuat pernyataan dirinya sebagai kepala negara akan membuka rekening donasi Tabungan Harapan Malaysia atau Hope Fund.

Pernyataan itu disampaikan oleh Mahathir saat konferensi pers sesudah rapat kabinet mingguan yang dilaksanakan pertengahan tahun 2018 lalu.

Mahathir membuka rekening donasi tersebut karena terinspirasi dari salah satu warga Malaysia yang berbuat serupa, Nik Shazarina Bakti dengan nama donasi Please Help Malaysia.

Please Help Malaysia bentukan Nik Shazarina di situs GoGetFunding sejak pekan lalu telah mengumpulkan dana Rp 48,8 juta.

Baca Juga: Mempelai Pria Rela Bayar Mahar Sampai Rp125 Juta, Gadis 10 Tahun ini Terpaksa Menikah dengan Sepupunya Sendiri

Dilansir dari Tribun Kaltim, donasi itu resmi ditutup pada 14 Januari lalu, dengan jumlah donasi 202.716.775,10 ringgit atau Rp695,4 miliar.

Pada bulan April, perdana menteri mengatakan utang nasional turun menjadi RM686 miliar (setara Rp2350 triliun).

Ini adalah tingkat yang dianggap masih dapat dikelola, tetapi pemerintah masih mempertimbangkan untuk menjual beberapa aset untuk memangkas defisit lebih lanjut, ia menambahkan.

Dr Mahathir, yang berusia 94 tahun pada Rabu, menjelaskan bahwa dasar-dasar rencana pemulihan keuangan Malaysia telah diletakkan.

Baca Juga: Khawatir dengan Masa Depan 2 Anak Lelakinya Sampai Buatkan Rekening Tabungan Sendiri, Sandra Dewi: Bukan Anak Konglomerat

"Saya pikir bahwa selama tiga tahun ke depan, masalah kita akan berkurang tetapi tidak sampai tingkat pemulihan dengan mudah," tambahnya.

"Diperlukan waktu antara 10 dan 15 tahun bagi kita untuk pulih menjadi Harimau Asia." (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul “Mahathir Klaim Kini Malaysia Sudah Keluar dari Tekanan Utang, Ini Strategi-strategi Kunci yang Dianggap Sebagai Penyebabnya”