Find Us On Social Media :

Dulu Tak Tamat SMK hingga Terpaksa Banting Tulang Sampai ke Negeri Tetangga, Mantan TKI Ini Kini Sukses jadi Bandar Durian di Desanya dengan Penghasilan Rp 9 Juta per Bulan!

By Siti Maesaroh, Jumat, 21 Februari 2020 | 14:55 WIB

Putus sekolah dan merantau ke Malaysia, mantan TKI ini kini pulang dan sukses jadi bandar durian tajir berpenghasilan Rp 9 juta

Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Maesaroh

Grid.ID - Seorang mantan TKI alias Tenaga Kerja Indonesia bernama Sandi (26) bernasib mujur.

Sandi warga Dusun Sindangsari RT 14/08 Desa Kalijaya Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis itu dikenal sebagai sosok yang gigih.

Bagaimana tidak, meski gagal menamatkan pendidikan di SMK Siliwangi Banjarsari Ciamis, Sandi tak lantas berputus asa.

Baca Juga: Gara-gara Durian, Ratusan Pengunjung Perpustakaan Melbourne Dievakuasi

Melansir dari Tribunnews dan Tribur Jabar, Sandi mengaku enggan berlama-lama menjadi pengangguran di kampung halamannya.

Berbekal kenekatan, ia memutuskan untuk pergi ke negeri Jiran, Malaysia sebagai TKI.

Di sana, ia mendapatkan pekerjaan sebagai koki di sebuah restoran yang terletak tak jauh dari Stadion Sah Alam, Kuala Lumpur.

Baca Juga: Cuma karena Bau Durian, Universitas di Australia Ini Kerahkan Pasukan Berbaju Hazmat dan Evakuasi Ratusan Orang

Sandi menjalankan profesinya tersebut selama tiga tahun lamanya dengan pendapatan per bulannya mencapai Rp 7 juta.

Setelahnya, ia tak lagi bekerja sebagai koki karena kontraknya tak diperpanjang.

Ia kemudian merantau ke Kalimantan, menjadi sales alat terapi kesehatan di beberapa kota di pulau Borneo tersebut. Penghasilannya sampai Rp 3 juta/bulan.

Baca Juga: Makan Durian dan Minum Minuman Beralkohol Secara Bersamaan, Pria Ini Tewas 5 Jam Kemudian

Setelahnya, pada tahun 2017 ia memilih pulang kampung dan menikah setahun kemudian.

Untuk menghidupi keluarganya, ia banting setir menjadi penjual durian dan petai.

“Kalau musim durian, ya jualan durian. Musim petai, jualan petai,” ujar Sandi dikutip dari Tribun Jabar.

Dengan menggunakan sepeda motor, ratusan butir durian tersebut dijual keliling ke desa-desa lainnya di Banjaranyar, Banjarsari bahkan sampai ke Kota Banjar.

Baca Juga: Temukan Buaya Mati di Sungai, Warga Terkejut Saat Bedah Perutnya dan Lihat Potongan Tubuh TKI Asal NTT yang Hilang

Tak selalu mulus, Sandi mengaku saat itu buah durian yang dijualnya masih dihargai dengan murah.

“Tapi waktu itu harga durian Kalijaya sangat murah. Hanya Rp 5.000 sampai Rp 10.000/buah, kalau bagus bisa Rp 15.000. Masih sangat murah. Dari modal awal 300 butir yang menjadi uang hanya Rp 1 juta," katanya.

Gara-gara hal itulah tercetus ide dari kepala desa dan anak muda di Desa Kalijaya untuk menggelar festival dan kontes durian.

Baca Juga: Takut Kedoknya Saat Curi Uang Terbongkar, TKI di Singapura Nekat Jampi-jampi Majikan Pakai Nasi Bercampur Air Kencing dan Darah Menstruasi, Sempat Minta Belas Kasihan Demi Ibu di Kampung yang Sakit Keras

Dan ya, berkat diadakannya acara itu, durian lokal Kalijaya mulai dikenal luas dan harganya pun mulai bergerak naik.

Rata-rata harga durian Kalijaya kini di kisaran Rp 40.000 sampai Rp 60.000/buah. Yang kecil di kisaran Rp 30.000.

Sementara itu, usai tiga tahun lamanya menjadi petai dan bandar durian, Sandi kini berhasil membeli sepeda motor, dan lahan kebun seluas 35 bata (1 bata – 14 meterpersegi), ia juga mendapatkan penghasilan yang lumayan untuk per harinya.

“Alhamdulillah kalau dirata-rata penghasilan bersih mencapai Rp 300.000/hari,” ujar Sandi.

Tak cukup sampai di situ, Sandi juga berhasil membeli sepetak sawah seluas 50 bata.

(*)