Find Us On Social Media :

Hanya Bisa Pasrah dan Menahan Jijik Saat Dihukum Makan Kotoran Manusia, Satu di Antara 77 Siswa Melarikan Diri ke Rumah, Orang Tua Minta Pendamping Dipecat

By Novia, Rabu, 26 Februari 2020 | 14:12 WIB

Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2/2020).

Baca Juga: Tokyo Olympic 2020 Terancam Batal Karena Wabah Corona, Pembatalan Kedua Setelah Tokyo 1940?

Namun, kembali melansir dari Tribun Ternate, setelah kejadian tersebut berakhir, salah satu siswa akhirnya melarikan diri ke rumah.

Sang siswa akhirnya memberitahukan kejadian itu pada orang tuanya.

Akhirnya kasus tersebut terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orang tua siswa yang menyampaikan tindak perploncoan itu di dalam grup WhatsApp humas sekolah.

Baca Juga: Terus Berkeringat saat Konferensi Pers, Menteri Kesehatan Iran Positif Terjangkit Virus Corona

Martinus, salah satu orangtua siswa merasa sangat kecewa.

Sebab perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia itu dinilainya sangat keterlaluan.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu dipecat saja," ujar Martinus.

Baca Juga: Ditantang Joget Pakai Lagu Aku Anak Sehat hingga 'Telepon' Fans Indonesia, Dohyon dan Hangyul eks X1: Sayangku Durung Tangi?

"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," tambahnya.

Martinus menyampaikan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan tak manusiawi dari pendamping akan terganggu jika terus bertahan di sekolah tersebut.

Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa akhirnya menggelar rapat dengan orangtua siswa terkait hal ini.

Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media.

(*)