Find Us On Social Media :

Hati-hati! Manusia Mulai Kehilangan Massa Otot di Usia 40 Tahun, Yuk Kenali Gejalanya

By Devi Agustiana, Kamis, 5 Maret 2020 | 17:13 WIB

dr. Heri saat Grid.ID temui di kawasan Jakarta Pusat dalam acara Abbott meluncurkan Ensure, Kamis (5/3/2020).

Grid.ID - Berdasarkan penelitian Japan Griatrics Sociaty, usia 40 tahun merupakan awal dimana orang dewasa akan kehilangan massa otot sebanyak 8% setiap dekadenya.

Selain itu, usia di atas 40 tahun juga beresiko lebih besar mengalami keterbatasan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, naik tangga, atau mengangkat benda di tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan data Kemeterian Kesehatan Rebublik Indonesia tahun 2017 bahwa diprediksi jumlah orang dewasa (usia di atas 60 tahun) mencapai 27 juta orang di Indonesia.

Baca Juga: Kesal Jadi Korban Hoaks dan Disebut-sebut Pesan Masker sampai 20 Ribu Kotak, Tompi: Buat Apa?!

Seiring bertambahnya usia, massa otot akan menurun secara bertahap.

Dampak yang paling jelas adalah menurunnya kualitas hidup lansia.

Menurut Dr. dr. C. Heriawan Soejono, Sp. PD., K. Ger., M. Epid, Spesialis Penyakit Dalam – Konsultan Geriatri, otot berperan penting untuk gerak tubuh.

Lebih lanjut, menginjak usia 40 tahun, manusia kehilangan 8% massa otot setiap dekadenya.

“Otot kita berperan penting untuk gerak tubuh. Meski begitu, banyak dari kita tidak sadar bahwa menginjak usia 40 tahun, kita kehilangan 8% massa otot setiap dekadenya."

"Kemudian setelah usia 70 tahun, hal tersebut meningkat hampir dua kali lipat,” jelas dr. Heri saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020). 

Baca Juga: IBOMA 2020 akan Digelar, Berikut 10 Film Terlaris yang Masuk Nominasi

Manusia akan mengalami beberapa perubahan dari penurunan massa otot tersebut.

1. Otot mengecil

2. Kekuatan menurun

3. Tidak mampu melakukan aktivitas

4. Kualitas hidup rendah

5. Luka tekan/decubitus

Baca Juga: Satu Langkah di Depan Dul Jaelani, Azriel Hermansyah Sudah Duluan Ajak Tiara Idol Makan Malam Bareng Keluarga Besar!

Lebih lanjut dr. Heri menambahkan, gejala yang diawali dengan keterbatasan gerak, keterbatasan untuk berpindah, kesulitan berdiri, hingga akhirnya hanya mampu berbaring saja.

Untuk mengurangi resiko tersebut, manusia dewasa harus mengonsumsi makronutrien yang terdiri dari, karbohidrat, protein lemak, glukosa, asam amino, dan asam lemak.

Baca Juga: Tanpa Bra, Penampilan Seksi Amanda Manopo Pamer Belahan Dada Bikin Pangling Netizen: Kok Jadi Gitu

Di samping itu, ada juga mikronutrien yang terdiri dari vitamin, mineral, dan nirgizi. Tidak lupa ditambah serat dan cairan.

Dr. Heri berpesan, semua orang harus bertanggung jawab atas makanan yang dikonsumsinya.

“Semua orang harus bertanggung jawab pada kesehatan sendiri, dimulai dari makanan yang dikonsumsi dan berusaha tetap aktif," jelas dr. Heri.