Find Us On Social Media :

Posting Gambar Laporan Diagnostik Tentang Virus Corona di WeChat, Kepala Departemen Darurat Rumah Sakit Wuhan Sempat Diberangus oleh para Pejabat: Pikiranku Kosong, Aku Kecewa!

By Nopsi Marga, Senin, 16 Maret 2020 | 14:38 WIB

Ai Fen, dokter yang mengetahui soal virus corona tapi diberangus oleh pejabat

Grid.ID - Masyarakat di seluruh dunia saat ini tengah berjibaku melawan wabah virus corona (COVID-19)

Virus corona sendiri mulai merebak pada periode Desember 2019 sampai saat ini, Maret 202o.

Seperti diketahui, kasus virus corona ini pertama kali muncul di daerah Wuhan, China.

Penyebaran virus ini sangatlah masif, setiap yang terinfeksi akan segera menularkan kepada orang lain.

Melansir data persebaran COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE via Kompas.com, hingga Rabu (4/3/2020) pagi, tercatat ada 67.332 orang terkonfirmasi terkena virus corona di Wuhan.

Baca Juga: Niat Hati Kurangi Social Distancing untuk Cegah Virus Corona, Antrean di Halte Transjakarta Justru Mengular, PT Transjakarta : Operasional Kami Dibatasi

Sejumlah 38.556 orang di antaranya sembuh, dan sejumlah 2.871 orang di provinsi Wuhan, dilaporkan meninggal dunia.

Virus ini sebenarnya sudah dideteksi oleh beberapa dokter di Wuhan sebelumnya.

Namun, beberapa pejabat yang memiliki otoritas tinggi memberangus para dokter, sehingga pasien yang terkena infeksi tidak di tangani dengan baik.

Hal itu tentunya membuat kecewa para tenaga medis yang mengetahui tentang virus corona ini pertama kali, satu di antaranya adalah Ai Fen, Kepala Departemen Darurat Rumah Sakit Wuhan.

Baca Juga: Sempat Lakukan Tos dengan Teman di Lapangan Futsal, Billy Syahputra Khawatir Soal Penyebaran Virus Corona

Ai Fen sempat diberangus oleh pejabat rumah sakit lantaran melakukan diskusi tentang adanya virus yang mirip Sars menyebar di kota Wuhan.

Melansir laman South China Mornig Post (SCMP), Ai Fen sempat memposting gambar laporan diagnostik di We Chat pada 30 Desember 2019 lalu.

Pada laporan tersebut menunjukkan bahwa pasien yang ditanganinya menderita infeksi pneumonia yang disebabkan oleh virus corona yang mirip sars.

Ai Fen menceritakan bahwa ia awalnya sempat berbagi laporan diagnostik di grup WeChat dengan anggota dokter yang lain. Laporan itu dikirim oleh seorang kolega, yang mengkhawatirkannya karena infeksi yang mewabah mirip dengan sindrom pernafasan akut yang parah.

Setelah mendapat laporan soal infeksi itu, Ai segera memberi tahu pusat layanan kesehatan komunitas rumah sakit dan departemen pengendalian penyakit menular.

Baca Juga: Virus Corona Sedang Merebak di Indonesia, Sandiaga Uno Ajarkan Si Bungsu Cara Pencegahannya : Mengajari Sulaiman Salam Anti Virus!

"Saya bahkan memanggil direktur departemen pernapasan rumah sakit kami, yang kebetulan melewati kantos saya, mengatakan kepadanya bahwa salah satu pasiennya dipastikan terinfeksi virus mirip sars," kata Ai Fen.

Bahkan, seorang dokter mata Whistle-blower, Li, 34, yang bergabung dalam grup WeChat bersama Ai Fen, mendapat teguran oleh petugas keamanan publik.

Li dianggap menyebarkan desas-desus kepada masyarakat. Sayangnya, Li meninggal pada 6 Februari 2020 lalu.

Ai diminta atasannya untuk tidak mengungkapkan informasi apapun tentang virus itu, dengan dalih untuk menghindari kepanikan masyarakat.

Bahkan Ai sempat disuap oleh pejabat yang bertanggung jawab atas departemen pengawasan rumah sakit, agar tidak menyebarkan informasi soal virus yang ditemukannya.

Baca Juga: Wabah Virus Corona, Uya Kuya Undur Boyong Istri ke Jepang Kotak Masuk

Hal itu tentunya membuat Ai Fen sangat sedih.

"Pikiranku kosong. Dia tidak mengkritik saya karena tidak bekerja keras. Dia membuat saya merasa bahwa saya sendiri telah menghancurkan masa depan Wuhan. Saya putus asa," kata Ai.

Ai Fen menceritakan bahwa seorang perawat, Hu Ziwei, sempat terinfeksi virus corona. Namun pihak rumah sakit awalnya mendiagnosisnya menderita pneumonia virus, lalu diubah menjadi infeksi.

Meski sempat menyebarkan informasi soal virus corona ini kepada teman-teman dokternya, Ai Fen merasa bahwa hal itu bukanlah sebuah kesalahan.

"Saya memberi tahu rumah sakit saya, dan saya tidak pernah mengungkapkan detail pribadi pasien ketika saya membahas kasus tertentu dengan dokter lain.

Baca Juga: Alami Demam Hampir 1 Minggu, Aktris Film James Bond Olga Kurylenko Positif Terinfeksi Virus Corona

"Bagaimana saya bisa menahan diri dari diskusi dengan rekan medis saya, jika mengetahui ada virus baru dan signifikan telah muncul? Saya mengikuti intuisi saya sebagai dokter, jadi kesalahan apa yang saya lakukan?" kata Ai Fen.

Namun, Ai Fen tetap merasa menyesal setelah melihat rekan-rekan dokternya meninggal lantaran tertular virus corona.

"Jika para dokter ini bisa diperingatkan sebelumnya, mereka tidak akan mati. Jadi saya sangat menyesal.

"Jika saya bisa tahu bagaimana wabah itu bisa terjadi, saya akan memberi tahu semua orang, meskipun saya sudah diperingatkan," ungkap Ai Fen.

"Aku sudah berpikir berkali-kali, tapi waktu tidak bisa diputar kembali," pungkasnya.

Baca Juga: Ramai Virus Corona, Sudah Tahu Perbedaan ODP, PDP, dan Suspect?

(*)