Find Us On Social Media :

Ikut Mencuri Data Pengguna Facebook Demi Donald Trump, Mantan Pegawai Cambridge Analytica Ungkapkan Penyesalan

By Aditya Prasanda, Rabu, 18 April 2018 | 17:57 WIB

Donald Trump, dan mantan pegawai Cambridge Analytica, Brittany Kaiser

Tak hanya puluhan juta orang yang kecewa dengan kebocoran data yang dialami Facebook, mantan pegawai Cambridge Analytica pun mengungkapkan penyesalannya

Grid.ID - Kasus bocornya 50 juta data pengguna Facebook terus bergulir.

Babak demi babak baru berkelindan di antara tajamnya sorotan dunia pada kasus tersebut.

Seminggu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan Kongres AS.

Selamat Datang di Beekman Place, Tempat Paling 'Angker' di New York

Secara telak ia mengakui kebocoran data yang dialami Facebook.

Namun Mark Zuckerberg bersikeras kecolongan data yang dialami perusahaannya murni ulah pengembang pihak ketiga, Cambridge Analytica.

Konsultan politik Donald Trump itu diduga menggunakan jutaan data pengguna Facebook guna melanggengkan jalan Trump sebagai presiden AS.

Melalui aplikasi kuis, 'This is Your Digital Life', para pengguna Facebook yang mengunduh aplikasi ini secara tidak sadar menyerahkan data pribadi mereka.

Sebuah Pameran Mengungkap Kisah Anne Frank dan Sahabat Pena-nya di Amerika Serikat

Dalam kasus Trump, Cambridge Analytica menggiring para pengguna yang terjaring dengan meningkatkan popularitas Trump di beranda media sosial mereka.

Dan kemenangan Trump adalah contoh betapa dahsyatnya dampak 'puluhan juta data pengguna Facebook yang dimanfaatkan' Cambrige Analytica.

Lantas bagaimana pendapat karyawan Cambridge Analytica sendiri?

Jika sebelumnya, mantan pegawai Cambridge Analytica, Christoper Wylie menjadi orang pertama yang menyesal, dan mengungkap adanya pencurian 50 juta data pengguna Facebook yang dilakukan perusahaannya, kali ini penyesalan serupa disampaikan oleh mantan Direktur Pengembangan Program Cambridge Analytica, Brittany Kaiser.

Seperti Manusia, Ribuan Karya Seni Juga Ketar-ketir Saat Perang Dunia

Di hadapan parlemen Inggris, ia menceritakan cara kerja perusahaannya dalam kampanye Trump.

Brittany bersama timnya, berperan menjaring beberapa orang, memanen informasi pribadi mereka lantas menggiring opini politik 'mereka yang terjaring' agar cenderung memilih Trump sebagai presiden AS.

Ia mengaku menyesal pernah menjadi bagian dari politik busuk Trump, Brittany mengungkapkan betapa memalukan perbuatannya kala itu.

Lihat pengakuan Brittany Kaiser berikut:

Sementara satu demi satu informasi penting menyoal kebocoran data ini muncul ke permukaan, akankah persoalan yang sama menanti Indonesia pada 2019 nanti? (*)

(*)