Find Us On Social Media :

Jadi Tukang Gali Kubur Langganan Keluarga Presiden Joko Widodo, Suripto Ternyata Tak Pernah Mau Menerima Upah: Takutnya Akan Membudaya dan Rasa Sosialnya Menghilang..

By Nesiana Yuko Argina, Kamis, 26 Maret 2020 | 16:29 WIB

Jadi Tukang Gali Kubur Langganan Keluarga Presiden Joko Widodo, Suripto Ternyata Tak Pernah Mau Menerima Upah: Takutnya Akan Membudaya dan Rasa Sosialnya Menghilang..

Proses penggalian liang lahat pun mulai dilakukan sejak Rabu (25/3/2020) pukul 19.30 WIB. Selama proses tersebut, diakui Suripto jika struktur tanah yang ia gali cukup mudah hingga tidak memerlukan banyak waktu.

Baca Juga: Ibunda Jokowi Meninggal, Gibran Rakabuming Kenang Sosok Nenek: Tak Pernah Membebani dan Selalu Mendoakan Cucu-cucunya

"Tanahnya mudah digali. Kami tinggal buat bekisting terus melakukan pengecoran," bebernya.

Suripto juga menjelaskan jika bekisting dan pengecoran dilakukan agar dinding liang lahat kuat.

Sebelum tutup usia, almarhumah Sujiatmi Notomihardjo diketahui sempat menerima perawatan di RSPAD Gatot Subroto sebelum akhirnya dirawat di RS DKT Slamet Riyadi Solo.

Baca Juga: Ungkap Detik-Detik Sebelum Ibunda Jokowi Meninggal Dunia, Gubernur Khofifah Sebut Mendiang Sempat Ingin Segera Sholat Ashar hingga Kumpul dan Foto Bersama Keluarga

Mengutip Kompas.com, dalam jumpa pers yang digelar di rumah duka Jalan Pleret Raya No 9 A Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jokowi mengatakan jika ibunda meninggal dunia setelah menjalani perawatan karena sakit kanker.

"Tadi sore pada pukul 16.45 WIB berpulang kehadirat Allah SWT ibunda kami, Bu Sujiatmi Notomihardjo, yang kita tahu bahwa ibu sudah empat tahun menderita sakit, yaitu kanker," kata Jokowi.

"Kita semuanya sudah berusaha, berikhtiar, berobat utamanya di RSPAD Gatot Subroto tapi memang Allah sudah menghendaki," imbuhnya.

Baca Juga: Kondisi Prosesi Pemakaman Ibunda Jokowi, Tidak Semua Pelayat Boleh Masuk

"Atas nama keluarga besar saya ingin memohonkan doa agar segala dosa-dosanya diampuni Allah SWT dan khusnul khotimah," pungkasnya.

(*)