Find Us On Social Media :

Kartini, Simbol Keberanian dan Kemandirian Perempuan Indonesia

By Septiyanti Dwi Cahyani, Sabtu, 21 April 2018 | 08:30 WIB

Kartini, simbol keberanian perempuan Indonesia

"Ibu kita Kartini putri sejati, Putri Indonesia harum namanya, Ibu kita Kartini pendekar bangsa, Pendekar kaumnya untuk merdeka..."

Grid.ID - Selamat hari Kartini.

Siapa sosok Kartini dalam hidupmu?

Tanggal 21 April selalu menjadi salah satu hari yang penting bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi kaum perempuan.

Pasalnya, pada hari ini di tahun 1879, lahirlah seorang gadis kecil dari Jawa, tepatnya di tanah Jepara yang kemudian menjadi tonggak kebangkitan seluruh perempuan Indonesia.

Seperti yang sudah kita ketahui dalam sejarah, Kartini merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang menjembatani kebangkitan para perempuan.

Seperti Malala, yang harus berjuang melawan Taliban karena mendorong anak-anak perempuan untuk sekolah.

Kartini pada masa itu pun melakukan hal yang sama.

(BACA:Daftar 20 Wanita Paling Dikagumi Penduduk Dunia, 6 Orang Indonesia Termasuk di dalamnya, Ada yang Pernah Dapat Pujian dari Leonardo DiCaprio)

Kartini simbol keberanian

Sebagai seorang perempuan Jawa, Kartini memiliki keberanian luar biasa untuk melawan tradisi yang sebenarnya hanya membelenggu kebebasan para perempuan.

Ya, kesetaraan gender sudah menjadi permasalahan sejak dulu.

Jika kalian sudah pernah menonton film Kartini karya sutradara ternama Indonesia, Hanung Bramantyo, dari situlah kita bisa melihat perjuangan sosok Kartini.

Dimana ketika tubuhnya terbelenggu di suatu desa terpencil di wilayah Jepara, tapi pikirannya tetap melayang jauh ke luar.

Dulu, para perempuan hanya diperbolehkan untuk tinggal di rumah.

Memasak, menjahit dan melayani suami.

(BACA:Inilah 3 Sosok Wanita Inspiratif yang Membawa Perubahan Bagi Suriah)

Pernikahan di usia muda juga sudah terjadi sejak dulu.

Kartini melawan tradisi

Sejak kecil, Kartini sudah memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ke Belanda.

Karena menurut Kartini, seorang perempuan tetaplah memiliki hak yang sama dengan para pria tentang pendidikan.

Namun pada akhirnya ia hanya harus merasakan pendidikan sampai pada usia 12 tahun.

Tapi keinginan kuat Kartini untuk belajar sudah tak terbendung lagi.

Dikutip dari laman Kompas, keinginan Kartini untuk melanjutkan pendidikan tinggi ini mendapat dukungan dari sahabat penanya di Eropa yang salah satunya bernama Rosa Abendanon.

(BACA:Inilah 4 Pilot Wanita Termuda di Dunia, Ada yang dari Indonesia lho!)

Karena seperti yang sudah kita tahu, meski tubuhnya terbelenggu Kartini tetap menjalin hubungan persahabatan yang baik dengan para perempuan di Belanda.

Kartini dikenal sebagai sosok perempuan Indonesia yang memiliki pemikiran maju oleh sejumlah wanita Belanda.

Meski terhalang pernikahan, perjuangan Kartini tak berhenti di situ saja.

Ia menuangkan pemikirannya melalui sejumlah tulisan yang dimuat dalam majalah perempuan di Belanda, De Hollandsche Lelie.

Korespondensi yang dikirim Kartini kepada teman-temannya di Eropa juga dibukukan oleh Jacques Henrij Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajaan Hindia Belanda.

Buku berjudul Door Duisternis tot Licht atau Dari Kegelapan Menuju Cahaya ini diterbitkan pada tahun 1922 dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran oleh Balai Pustaka.

Sampai saat ini, Kartini masih menjadi inspirasi bagi para perempuan di Indonesia dan mungkin di seluruh dunia.

(BACA:International Women's Day Usung #PressforProgress Sebagai Tema Perayaan Hari Perempuan Internasional 2018)

Kartini di mata dunia

Sosok kartini sebagai pejuang kesetaraan gender sebelum kemerdekaan telah memberikan inspirasi untuk semua orang.

Termasuk bagi sejumlah perempuan Australia yang tertarik dengan kebudayaan Indonesia.

Seperti yang dilansir Grid.ID dari laman Radio Australia terbitan 22 April 2015, kehadiran sosok Kartini telah menginspirasi seorang wanita Australia bernama Charlotte Corybyn.

Charlotte adalah mahasiswi Hukum, Politik dan Ilmu Internasional dari Murdoch University.

Ketika berada di Indonesia, Charlotte mengaku terinspirasi dengan sekelompok wanita pekerja di industri garmen yang membentuk Serikat Wanita.

Serikat Wanita memiliki radio khusus wanita yang diberi nama 'Marsinah FM'.

(BACA:Jual Roti Demi Bantu Pasien Kanker Melalui Cookies for Kids Cancer, Inilah Kisah Inspiratif dari Gretchen Witt)

Seperti halnya Kartini, mereka juga memperjuangkan hak-haknya agar disetarakan dan dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan masyarakat.

Nama Marsinah sendiri merupakan nama seorang aktivis dan buruh di sebuah pabrik yang ada di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia ditemukan tebunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Selamat hari Kartini, teruslah berkarya dan berjuang sebagai perempuan Indonesia generasi penerus Kartini.(*)