Find Us On Social Media :

Unik! Para Prajurit di Papua Nugini Menggunakan Senjata yang Terbuat dari Tulang Paha Mendiang Ayah Mereka

By Dewi Lusmawati, Kamis, 26 April 2018 | 13:34 WIB

Masyarakat Papua Nugini dan belati dari tulang

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID- Para prajurit di Papua Nugini menyimpan tulang paha ayah mereka yang sudah meninggal.

Bukan untuk disemayamkan, tapi digunakan sebagai ornamen hingga belati yang digunakan untuk melukai, membunuh dan menguliti musuh.

Namun, mengapa mereka memilih menggunakan tulang manusia?

Padahal, ada belati yang terbuat dari logam?

Inilah Mesak Parinussa, Si 'Anak Kalkulator' dari Sorong Papua yang Punya Kelebihan Mencengangkan!

Bahkan ada pula belati yang terbuat dari tulang burung seperti kasuari yang mudah ditangkap?

Dilansir Grid.ID dari National Geographic Indonesia, Para ahli menduga, ada kaitan antara tulang manusia itu dengan simbolisme.

Pada Rabu (18/4/2018), studi yang tak biasa menyimpulkan bahwa tulang paha manusia sebenarnya tidak dibuat untuk belati.

Namun lebih dijadikan sebagai simbol martabat.

Motor Listrik, Moda Transportasi Masa Depan yang Jadi Andalan Masyarakat Papua

Ini dapat disimpulkan dari fakta yang menunjukkan bahwa belati tulang manusia didesain dengan cara yang berbeda dari tulang burung.

Nathaniel Dominy dan timnya dari Dartmouth College membandingkan kekuatan tulang kering burung kasuari dengan paha manusia.

Keduanya sama-sama cocok untuk dijadikan senjata.

Namun, belati dari tulang manusia dirancang untuk bertahan lebih lama.

Tinjau Pembangunan Infrastruktur, Intip yuk Sederet Kemesraan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana di Papua!

"Belati dari tulang manusia lebih kuat karena bentuknya sedikit berbeda – ia memiliki lengkungan yang lebih besar," kata Dominy.

"Kami yakin lengkungan itu dibuat dengan sengaja untuk meminimalkan peluang patahnya belati selama pertempuran. Dan mengapa mereka berupaya menghindari risiko patah adalah karena belati dari tulang manusia tersebut mengandung nilai sosial yang tinggi," paparnya.

Belati dari tulang paha manusia termasuk langka.

Hal ini karena tidak semua orang bisa membuatnya.

Kenakan Batik Papua, Penampilan Anggun Aliya Rajasa Panen Pujian Netizen, Kayak Apa tuh?

Belati itu harus berasal dari tulang paha seorang ayah atau anggota komunitas yang sangat dihormati.

Belati itu digunakan sampai abad ke-20 dalam pertarungan tangan antar prajurit.

Belati tersebut didesain untuk menusuk lawan di bagian leher.

Tujuannya, baik untuk membunuh langsung atau menghabisi mereka yang sudah terluka karena panah atau tombak.

Kisah Inspiratif Chelsea Islan Saat Bersama Anak-anak Papua, yuk Simak!

Menurut satu sumber, belati tulang digunakan untuk menikam tahanan, dalam perkelahian untuk menyerang sendi pinggul, lutut, atau pergelangan kaki.

Atau disimpan dan baru digunakan saat pesta kanibal.

Pisau belati ini memiliki desain dan ukiran yang rumit.

Terkadang, dikenakan di lengan sebagai perhiasan dan mudah dijangkau jika diperlukan.

Diduga Pelakor, Seorang Siswi SMA di Papua Didatangi Wanita dan Terlibat Baku Hantam

Penelitian ini dipublikasikan pada jurnal Royal Society Open Science.

Dikutip dari Wikipedia, Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua (Indonesia) di sebelah barat.

Negara ini adalah salah satu negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman Papua Nugini.

Sebagian besar penduduk menetap di dalam masyarakat tradisional dan menjalankan sistem pertanian sederhana yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Jadi Brand Ambassador Berani Mimpi 2017, Inilah Kisah Chelsea Islan Saat Menghadiri Peresmian Honai Belajar Anak di Papua

Penduduk di Papua New Guinea merupakan salah satu yang heterogen di dunia.

Setiap desa yang dilewati masing-masing memiliki bahasa yang berbeda.

Tapi pada umumnya ada 3 bahasa yang digunakan yakni Inggris, Tok Pisin dan Motu.

Dan diperkirakan terdapat sekitar 860 bahasa lainnya.

Menjadi Ambassador Berani Mimpi 2017, Chelsea Islan Berhasil Wujudkan Pendidikan Bagi Anak-anak di Papua

Papua New Guinea memiliki beberapa ribu komunitas yang terpisah, yang berbeda bahasa, adat dan tradisinya masing-masing.

Kemajemukan ini terkadang menjadi sumber konflik disana.(*)