Find Us On Social Media :

Mengenal Skizofrenia pada Anak, Penyakit Kejiwaan Kronis yang Sulit Terdeteksi

By Linda Fitria, Jumat, 27 April 2018 | 10:09 WIB

Skizofrenia pada anak

Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C

Grid.ID - Penyakit kejiwaan satu ini memang belum banyak dikenal orang.

Skizofrenia, gangguan kejiwaan kronis yang bisa merusak kapasitas berpikir anak, bahkan memicu halusinasi.

Skizofrenia pada anak bersifat langka dan sulit untuk dideteksi daripada orang dewasa.

Pasalnya, anak terlihat normal seperti anak-anak lainnya.

Sesekali, anak akan mengalami tantrum dengan perilaku agresif.

(BACA JUGA : Bukan Cuma Karena Libido Rendah, Inilah Penyebab Kamu Malas Bercinta, Nomor 2 Perlu Penanganan Serius nih)

Namun, hal itu masih dianggap wajar bagi sebagian orang dewasa.

Padahal kondisi ini disebabkan oleh ilusi kuat yang anak alami karena Skizofrenia.

Lantas apa sih yang menyebabkan penyakit psikologi ini?

Dikutip dari Boldsky, sampai saat ini penelitian mengenai penyakit ini masih terus dilakukan.

Namun, hampir mirip dengan kondisi orang dewasa, Skizofrenia bisa disebabkan oleh beberapa hal.

1. Genetika

(BACA JUGA : Usia Pertama Menstruasi Bisa Jadi Prediksi Menopause Hingga Penyakit Kronis, Ini Penjelasannya)

Faktor bawaan memiliki pengaruh besar pada Skizofrenia anak.

Jika anak memiliki riwayat keluarga Skizofrenia, ada 10 % kemungkinan anak terserang.

2. Struktur otak

Saat anak memiliki struktur otak yang tidak normal, peluang Skizofrenia menyerang semakin tinggi.

3. Lingkungan

Faktor lingkungan juga memainkan peran pada Skizofrenia anak.

Dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa wanita hamil dengan tingkat stres tinggi menyebabkan Skizofrenia pada anaknya.

(BACA JUGA : Pandai Mencari Solusi, 5 Zodiak Ini Dianggap Paling Cerdas, Gemini Pertama loh!)

Faktor traumatik seperti kehilangan orang tua saat kecil, kekerasan fisik juga bisa meningkatkan peluang Skizofrenia.

Saat anak menderita penyakit kejiwaan kronis ini, si kecil cenderung memunculkan gejala-gejala lain sebagai berikut.

1. Gejala awal : Pertumbuhan anak terlambat, dari merangkak, berbicara, sampai berjalan.

2. Gejala lanjutan : Penurunan kinerja saat sekolah, sulit tidur, berperilaku aneh, depresi, tempramen, dan mudah menyerah.

3. Gejala akhir : Mereka menunjukkan halusinasi berlebih, delusi, gerakan berlebihan, tidak responsif, dan sering menunjukkan postur aneh.

(BACA JUGA : Mirip Bintang Bollywood Rani Mukherjee, Ayu Ting Ting Tampil Cantik Penuh Pesona, Penasaran?)

Nah untuk orang tua, selalu awasi tumbuh kembang anak selalu ya.

Tak hanya pertumbuhan fisik, kondisi mental anak juga harus diperhatikan.

Jika anak menunjukkan keanehan itu, segera hubungi dokter agar bisa segera mendapat penanganan dini.(*)