Find Us On Social Media :

Waspada! Periode Karantina yang Lama Bisa Menganggu Kesehatan Mental, Begini Mengatasinya

By Devi Agustiana, Rabu, 15 April 2020 | 07:45 WIB

Ilustrasi stres

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tengah 'Teror' Wabah Virus Corona, Yuk Terapkan Agar Sehat Jiwa Raga!

Itulah sebabnya merampas koneksi sosial, bahkan untuk sementara, sangat tidak menyenangkan.

“Jika kita berpikir tentang kesepian sebagai respons adaptif seperti kelaparan dan kehausan, keadaan tidak menyenangkan inilah yang memotivasi kita untuk mencari koneksi sosial seperti halnya kelaparan memotivasi kita untuk mencari makanan,” kata Julianne Holt-Lunstad, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young, kepada Insider.

 Tentu saja, dalam situasi seperti pandemi yang mengharuskan kamu untuk mengurangi atau menghilangkan kontak tatap muka, ketidaknyamanan perlu dilakukan untuk mencegah efek yang lebih berbahaya dan langsung.

Baca Juga: Siap Jadi Produser, Prilly Latuconsina Angkat Tema Kesehatan Mental

Namun, efek dari tidak bergerak secara fisik dapat mengacaukan pikiran kamu juga.

Apakah kamu dikurung di kamar karena terpapar virus atau hanya bekerja dari rumah karena kantor sekarang melakukan WFH?

Pengurangan aktivitas fisik dapat memengaruhi pikiranmu.

Baca Juga: Usai Diserang Haters Pakai Lem Super, Kondisi Kesehatan Mental Grup K-Pop ACE Memburuk!

Mengurangi atau hampir menghilangkan aktivitas fisik kamu juga dapat menyebabkan otot kamu mengalami atrofi.

Sebuah studi dalam Journal of Applied Physiology menunjukkan bahwa hanya dua minggu tidak aktif, maka dapat mulai meniadakan kenaikan jantung dan massa otot, menurut US News & World Report.

Lebih lanjut, studi lain menemukan bahwa orang dewasa gemuk yang berolahraga selama empat bulan dan kemudian mengambil cuti sebulan, maka kehilangan sebagian besar peningkatan kapasitas aerobik dan sensitivitas insulin.