Find Us On Social Media :

Setahun Jual Daging Babi Disulap Daging Sapi dari Solo ke Bandung, Pelaku Sempat Naik Darah saat Ditegur Warga Kampungnya

By Novia, Selasa, 12 Mei 2020 | 14:15 WIB

Polisi menangkap pedagang daging babi yang diserupakan dengan daging sapi di Bandung.

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Baru-baru ini polisi dikabarkan berhasil mengungkap fakta mengejutkan.

Pasalnya polisi berhasil membongkar peredaran daging babi yang dikemas menyerupai daging sapi.

Peristiwa ini akhirnya terungkap di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: Pabrik Pengolahan daging babi: Cerita yang Belum Terungkap di Balik Pusat Wabah Covid-19 terbesar di Amerika

Polisi berhasil mengamankan empat pelaku di antaranya T(54), MP (46) dan dua orang pengecer AS (39) dan AR (38).

Mengutip dari Kompas.com pada Selasa (12/5/2020), polisi menyebutkan perdagangan daging babi yang dikemas seperti daging sapi ini telah berjalan selama setahun terakhir.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mulai mengusut kasus ini saat mendapat laporan dari masyarakat.

Baca Juga: Pantas Virus Corona Mewabah di Tiongkok, Daging Babi Busuk yang Digantung Selama 30 Tahun Ini Dihargai Rp2,8 Miliar, dan Dianggap Makanan Lezat

Hendra Kurniawan menyampaikan bahwa ada warga di sekitar Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, telah melakukan aktivitas penjualan daging babi yang dikemasi seperti daging sapi.

Akhirnya Hendra menuju lokasi kejadian dan langsung mengamankan para pelaku.

MP dan P diamankan di lokasi kejadian sementara AR dan AS diamankan di kediaman masing-masing.

Baca Juga: Kisah Penipu yang Menyamar Menjadi Pangeran Arab Palsu, Rahasianya Terbongkar karena Daging Babi

Setelah diusut lebih lanjut, ternyata pengepul merupakan warga asli Banaran, Surakarta, Jawa Tengah.

"Saudara T dan MP ini hanya warga ngontrak kurang lebih satu tahun, berasal dari Solo. Barangnya ini dikirim oleh temannya dari Solo ke sini dengan menggunakan mobil pick up," kata Hendra.

Hendra menjelaskan bahwa pelaku mendapatkan pasokan dari Solo dengan harga 45 ribu.

Baca Juga: Diduga Gemar Lahap Daging Babi Setengah Matang, Remaja Tewas Usai Otaknya Digerogoti Cacing Pita

Selanjutnya pelaku kembali menjual daging babi itu dengan harga Rp 60 ribu perkilogram di tingkat pengecer.

"Selama sekitar satu tahun, mereka telah menjual sekitar 63 ton. Atau sekitar 600 kilogram perminggunya," sambung Hendra.

Dalam melakukan aksinya, para pelaku ini menggunakan boraks agar daging babi ini berubah menyerupai daging sapi.

Baca Juga: Viral Kisah Kematian Remaja dengan Ratusan Cacing Pita Bersarang di Otaknya, Diduga Gara-gara Makan Daging Babi yang Tak Matang!

"Ada tekniknya dengan menggunakan boraks ini. Diolah kemudian menyerupai daging sapi dan dijual seharga daging sapi," jelas Hendra.

Sementara itu melansir dari Tribun Jabar, gerak-gerik pelaku semula tidak pernah terendus oleh warga sekitar.

Hanya saja para warga diakui jarang membeli daging milik MP dan P lantaran harganya yang murah dan diketahui sebagai barang reject dari swalayan.

Baca Juga: Kisah Anggota Kopassus Terjun di Belantara Rimba Papua, Diacungi Tombak Hingga Diberi Daging Babi

"Warga curiga daging yang dijual murah itu ada bakterinya. Sebab dia bilang juga daging reject, jadi khawatir ada bakterinya," ujar Lisna salah seorang warga.

Menurut Ketua RW 13, Mamat Rahmat (61), awalnya pelaku berjualan daging ayam segar dan sapi.

Mamat mengaku tak curiga sebeb pelaku telah merintis usahanya dari kecil-kecilan.

Baca Juga: Mengerikan, Cacing Pita dan Ribuan Telur Ditemukan di Mata, Kasusnya Terulang Lagi

Kedua pelaku dikabarkan sudah ngontrak selama dua tahun dan tak menimbulkan keributan sebelumnya.

"Jadi tak menyangka itu daging babi, selain itu mereka juga tak mencurigakan, datang keluar barangnya tidak sembunyi-sembunyi kadang siang kadang malam," kata dia.

Hanya saja mengingat dengan adanya covid-19 ini, Mamat sempat menegur pelaku agar melakukan cek ke puskesmas.

Baca Juga: Kocak, Niatnya Ngerampok, Perampok Ini Malah Bawa Pulang Daging Babi

Sebab pelaku diketahui sering melakukan mobilisasi keluar kota dan ke Bogor yang sudah berstatus zona merah.

"Saya tegur kalau sudah di luar kota terutama zona merah Covid 19, yakni Bogor, harus periksakan diri ke puskesmas. Dia malah jawabnya sok aja kalau kebutuhan dibiayai mah," katanya.

Akhirnya pelaku naik darah saat dimnta memeriksakan diri ke puskesmas.

(*)