Find Us On Social Media :

Sakit Punggung yang Tak Kunjung Sembuh, Oknum Polisi Tebing Tinggi Stres Hingga Nekat Bunuh Diri dalam Sekali Tembakan

By Arif Budhi Suryanto, Kamis, 4 Juni 2020 | 06:05 WIB

Jasad Bripka Mangara Alva Pasaribu ketika hendak dievakuasi oleh pihak kepolisian di kediaman orangtuanya di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (3/6/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Seorang personel Polsek Tebing Tinggi dikabarkan tewas bunuh diri dengan senjata api miliknya.

Dijelaskan oleh Kapolres Serdang Bedagai AKBP Robin Simatupang, korban diduga stres karena sakit punggung yang dideritanya tak kunjung sembuh.

"Kita sudah cek TKP dan kumpulkan keterangan dan saksi-saksi,"

"Intinya, dia ada sakit di punggung. Mungkin ini yang membuat dia stres," ucap Kapolres seperti yang dikutip dari Tribun Medan.

Baca Juga: Dwi Sasono Berharap Rehabilitasi, Polisi Masih Tunggu Hasil Assesment-nya

Disebutkan AKBP Robin, korban selama ini sudah berusaha berobat mulai dari rumah sakit hingga pengobatan alternatif.

Namun, penyakitnya itu tak juga kunjung sembuh.

Baca Juga: Pernah Gemparkan Jagad Maya karena Nikahi Bule Cantik, Kabar Terbaru Petugas Pasukan Oranye dan Sang Istri, Lama LDR

Korban bernama Bripka Mangara Alva Pasaribu ini akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di rumah orang tuanya.

"Dia bunuh diri dengan menggunakan senpi (senjata api) miliknya. Ini rumah orang tuanya, dia datang pagi hari. Cuma sekali letusan," tandas Kapolsek.

Akibat kejadian ini, ibu korban mengaku syok.

Kasus bunuh diri ini pun masih jadi perbincangan banyak warga.

Baca Juga: New Normal Akan Diberlakukan, Jessica Iskandar dan Richard Kyle Belum Yakin Gelar Resepsi

Sebatang Kara

Kasus bunuh diri bukan kali ini saja terjadi.

Seperti yang diberitakan oleh Tribun Jateng sebelumnya, seorang kakek 62 tahun juga nekat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Kakek asal Pekalongan ini ditemukan tewas gantung diri di rumahnya pada 24 Mei 2020 lalu.

Dikatakan Kapolsek Pekalongan Timur Kompol Djunaidi, korban selama ini dikenal hidup seorang diri.

Pasalnya, sang istri sudah meninggal dan anaknya pun kini sedang berangkat melaut.

"Hidup sebatang kara. Punya anak, anaknya berangkat melaut. Istrinya sudah meninggal," katanya.

Korban pun juga diduga sudah lama ingin bunuh diri.

"Sebab, sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban sempat kedapatan oleh warga hendak membakar diri.

"Awalnya diketahui dari warga bahwa dia itu akan bunuh diri dengan jalan membakar diri,"

"Terus diketahui warga, diamankan. Enggak jadi (bunuh diri)," terang Kapolsek.

(*)