Find Us On Social Media :

Mengaku Terlalu Dikekang, Remaja 15 Tahun Ini Tega Akhiri Nyawa Ibu Kandungnya dan Masukkan Mayatnya ke dalam Koper!

By Silmi Nur Aziza, Kamis, 4 Juni 2020 | 10:45 WIB

Zhang dan putrinya

Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A

Grid.ID - Bagaimana pendapat kamu tentang seorang anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri?

Mengerikan bukan?

Tapi kejadian ini benar-benar terjadi.

Baca Juga: Sempat Kirim Pesan Pilu Sebelum Akhiri Nyawa, Gadis Belia Nekat Bunuh Diri Hanya Karena Cemburu Buta Lihat Pacar Bonceng Cewek Lain

Dan sayang sekali, pelakunya adalah seorang anak yang masih tergolong remaja.

Dilansir dari World of Buzz, Kamis (4/6/2020), seorang gadis remaja berusia 15 tahun tega membunuh ibu kandungnya sendiri.

Sang ibu, Zhang (45), merupakan pengacara dari Provinsi Shandong Tiongkok Timur.

Baca Juga: Tutup Rapat-rapat Hasil Hubungan Gelapnya Demi Bisa Nikahi Pria Beda Keyakinan, Wanita Ini Tega Habisi Nyawa Bayi yang Diam-diam Dilahirkannya di Rumah Suami Baru

Menurut laporan, mayat Zhang dimasukkan ke dalam koper setelah dicekik sampai meninggal.

Mayatnya kemudian ditemukan pada 23 Mei.

Media berita Tiongkok melaporkan bahwa gadis itu adalah seorang siswa sekolah menengah.

Baca Juga: Anak dan Menantu Sama Saja, Ibu Tersangka Bungkam Saat Hakim Perlihatkan Foto Mesum Zuraida Hanum yang Telah Membunuh Hakim PN Medan Secara Sadis!

Saat ini, ia telah ditahan oleh polisi sebagai tersangka untuk penyelidikan lebih lanjut.

Polisi mengatakan, gadis itu merasa ibunya terlalu mengekangnya.

Hal ini yang menyebabkan banyak konflik di antara mereka.

Baca Juga: Sungguh Tega! Seorang Ayah di Australia Membunuh hingga Membiarkan Jenazah Anaknya Dihinggapi Hewan Berhari-hari

Seorang teman Zhang berbagi dengan media Tiongkok bahwa Zhang sangat peduli dengan pelajaran putrinya.

Zhang selalu mengantar-jemput putrinya dari sekolah setiap hari.

Teman dekat Zhang yang lain mengatakan bahwa wanita itu adalah seorang guru sebelum ia menjadi pengacara.

Baca Juga: Selalu Dihina Miskin Usai Kena PHK Gegara Pandemi Corona, Pemuda di Lampung Dongkol dan Nekat Bunuh Nenek Mertuanya Sendiri Agar Bungkam

Zhang juga dipandang sebagai orang baik yang tidak pernah kehilangan kesabaran dengan putrinya.

Lalu, haruskah menyalahKan si anak?

Berita tentang tragedi itu mendorong netizen untuk menunjukkan bahwa insiden tersebut mencerminkan masalah umum di rumah tangga orang tua tunggal, di mana anak-anak sering memberontak karena tidak dididik atau menderita tekanan psikologis sementara orang tua tunggal mereka terlalu sibuk di tempat kerja.

Baca Juga: Niat Hati Rebut Pisau dari Orang Asing yang Diam-diam Masuk ke Desanya, Petugas Ronda Malam Ini Justru Dijebloskan ke Jeruji Besi: Saya Tidak Berniat Membunuh..

Seorang pengacara dari Beijing, Liu Changsong, mengatakan bahwa remaja pada usia 15 tahun adalah masa rawan pemberontakan.

Cara orang tua berkomunikasi dengan anak mereka dapat memainkan peran penting dalam memicu perilaku irasional dan radikal di dalamnya.

Setelah kejadian ini terungkap, orang-orang menyerukan agar usia pertanggungjawaban pidana remaja kembali diperhatikan.

Baca Juga: Selamat dari Maut Berkat Merah-Putih, Ini Kisah Sniper Terbaik Dunia Asal Indonesia Sniper Terbaik Dunia Asal Indonesia

Liu mencatat bahwa jika remaja berusia 15 tahun itu dipastikan sebagai pembunuh, ia tidak akan bisa menghindari hukuman pidana.

(*)