Find Us On Social Media :

Rambut Pirang Viral Miliknya Ditegur Mendagri Tito Karnavian, Pasha Ungu: Tidak Ada Lagi Argumentasi Kecuali Patuh!

By Daniel Ahmad, Jumat, 7 Agustus 2020 | 11:00 WIB

Pasha Ungu saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/8/2020).

"Sudah. Setelah beliau mengeluarkan statment, kami berkomunikasi. Beliau mengarahkan saya ‘Pasha selesaikan rencana-rencana syuting itu, sudah selesai kembalikan lagi rambutnya yang seharusnya’," ujar Pasha Ungu.

Baca Juga: Usai Ditegur Mendagri Tito Karnavian Soal Rambut Dicat Kuning, Pasha Ungu Kini Cukur Rambutnya Sampai Habis

Bak ayah yang sayang anaknya, Pasha menilai sangat senang sudah diperhatikan dan ditegur oleh Tito.

"Yang pasti pak Tito ini orang tua saya, saya sudah kenal lama dengan beliau bahkan sebelum jadi Kapolri, jadi saya kira saya selaku aparatur mendapatkan atensi yang luar biasa dari bapak menteri dalam negeri," tuturnya.

"Ini sesuatu yang menurut saya, harus saya apresiasi dan tentunya kami tidak ada lagi argumentasi kecuali patuh dan juga taat pada apa yang beliau sampaikan, itu yang pertama," sambungnya.

Baca Juga: Dikritik Sana-sini Usai Nekat Cat Rambut Jadi Pirang, Pasha Ungu Beri Pembelaan: yang Salah Itu Kalau Berambut Kuning tapi Meninggalkan Kewajiban

Pasha pun memberikan keterangan bahwa dirinya menghabiskan rambut semata-mata tak hanya karena teguran. Melainkan karena pertimbangan estetis untuk hari raya.

"Terus saya plontos pun memang karena besoknya saya mau melaksanakan salat Idul Adha, sehingga memang saya kira tidak etis kalau saya berambut kuning, saya kira seperti itu," tutupnya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyinggung Pasha soal gaya penampilannya.

Baca Juga: Jawaban Santai Pasha Ungu saat Rambut Pirangnya Disebut Tak Pantas

Tito khusunya menggarisbawahi soal pemimpin daerah yang seharusnya menjadi contoh, termasuk dalam hal berpenampilan.

Meskipun tak ada peraturan khusus, pertimbangan etis sebagai kepala daerah adalah alasan teguran yang disampaikan oleh Tito.

(*)