Find Us On Social Media :

Durhaka di Atas Rata-Rata, Pamit Belajar Daring, Sejumlah Pelajar yang Masih Bau Kencur Ini Malah Buat Live Show Video Call Seks Ramai-ramai!

By Novia, Sabtu, 15 Agustus 2020 | 11:44 WIB

Ilustrasi - Durhaka di Atas Rata-Rata, Pamit Belajar Daring, Sejumlah Pelajar yang Masih Bau Kencur Ini Malah Buat Live Show Video Call Seks Ramai-ramai!

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Baru-baru ini sejumlah pelajar di bawah umur telah terciduk dalam aksi pemeran pornografi.

Dilakukan secara online, sejumlah pelajar yang berusia 14 tahun ini tertangkap basah melakukan tindak asusila.

Mengurung diri di kamar dan pamit hendak belajar daring, remaja tanggung di Jakarta Barat ini rupanya membuat live show secara kelompok untuk melakukan aksi amoral.

Baca Juga: Bikin Geger! Situs Belajar Daring Kelas 2 SD Muncul Iklan Porno, Pemkot Surabaya Geram Saksikan Video Tak Senonoh Tersebut!

Melansir informasi dari Kompas.com pada Sabtu (15/8/2020), Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya membenarkan adanya kasus tersebut.

"Orangtuanya taunya dia lagi belajar online. Taunya dia live show," ujarnya.

Menurut Arsya, saat jadwal siaran berlangsung, anak-anak tersebut akan mengurung diri di kamarnya.

Baca Juga: The Connell Twins Diduga Lakukan Adegan Inses di Situs Dewasa, Ini Bahaya Hubungan Intim Antar Saudara Kandung!

Selain itu, mereka juga mengaku enggan diganggu oleh orang tua dengan alasan tengah belajar daring.

Padahal, anak-anak tersebut sedang melayani nafsu orang-orang yang berlangganan grup pornoaksi di aplikasi Line.

Menurut Arsya, para pelajar itu nekat melakukan kegiatan tak senonoh lantaran mendapat iming-iming bayaran.

Baca Juga: Sajikan Katalog pada Calon Pembeli Jasa, Jaringan Prostitusi Online di Batam Akhirnya Terbongkar!

Namun, Arsya tak membenarkan apabila kegiatan pornoaksi itu dilatarbelakangi dari sudut ekonomi.

"Tapi enggak cuma dari kalangan ekonomi lemah saja. Karena motivasi orang kan ada yang karena uang, ada yang karena senang-senang, karena mikirnya kan nggak akan terlacak, semua dilakukan secara digital," jelasnya.

Kini polisi telah menetapkan 3 tersangka yang menjadi dalang dalam kegiatan pornoaksi tersebut.

Baca Juga: Artis yang Pindah Haluan ke Youtube Sering Banjir Hujatan karena Kontennya Dianggap Sampah, Prilly Latuconsina: Aku Sih Dengernya Sedih Ya...

Tiga tersangka P, DW dan RS ini merupakan orang-orang yang memprakarsai grup pornografi tersebut.

Sementara satu tersangka BP sampai saat ini masih menjadi buronan polisi.

Atas kasus ini, Polres Metro Jakarta Barat melakukan Patroli Siber.

Baca Juga: Sambut HUT RI ke-75, Berikut 5 Rekomendasi Film Tema Nasionalisme yang Bakal Temani Kamu Rayakan 17-an!

Polisi juga menemukan akun Twitter yang menawarkan warganet untuk bergabung dengan grup pornografi mereka.

Untuk berlangganan, setiap orang diminta membayar uang sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Tarif tersebut dipatok menyesuaikan jenis langganan yang mereka minati dan inginkan.

Baca Juga: Baru Buka Warung Seafood dengan Konsep Berbeda dari yang Lain, Ruben Onsu Langsung Dapat Kritikan Pedas Youtuber Anak Kuliner: Masa Iya Sih Jualan Cuman 2 Jenis Produk Doang?

Sementara untuk anak-anak di bawah umur, mereka hanya mematok bayaran Rp 150 ribu sekali aksi.

Dari bisnis esek-esek online ini, para tersangka meraup keuntungan sebesar Rp 4 juta perbulan.

Kini, para tersangka dikenai Pasal 45 Ayat 1 juncto Pasal 27 Ayat 1 UU RI no 19 tahun 2016.

Baca Juga: Tak Level Pakai Barang Ecek-ecek, Nagita Slavina Pilih Pakai Masker Setengah Juta Demi Tetap Tampil Modis Meski Harus Jaga Kesehatan, Netizen: Insekyur Dong Virusnya!

Di mana pasal tersebut merupakan perubahan UU RI no 11 tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara.

Sementara itu melansir dari Tribun Pekanbaru, informasi serupa juga pernah terjadi di Batam, Kepulauan Riau.

Seorang remaja SMP dikabarkan nekat memberikan layanan seksual secara online demi mencukupi kebutuhan kuota atau paket internetnya.

Baca Juga: Sebelum Ditemukan Tewas Tergantung di Samping Truk, Istri Muda di Aceh Ini Sempat Telepon dan Meminta Tolong pada Anaknya: Mama di Sini Nggak Tahan, Mama Pengen Pulang!

Melalui bantuan germo atau penyalur prostitusi online, sang bocah menarif dirinya dengan bayaran Rp 500 ribu sekali main.

Atas tindakannya itu, Kapolsek Batu Aji, Kompol Jun Chaidir telah mengamankan sejumlah tersangka.

“Dua pelaku yang kami amankan yakni penyalur dan penikmat. Keduanya kami amankan di Wisma Mitra Mall saat bertransaksi, Rabu (22/7/2020) malam kemarin,” ungkap Jun Chaidir.

(*)