Find Us On Social Media :

Fakta Penyakit Penyumbatan Leher dan Kepala seperti Diderita Ustaz Yusuf Mansur, Ternyata Berisiko Tinggi Menyebabkan Stroke, Hati-hati!

By Devi Agustiana, Rabu, 26 Agustus 2020 | 17:25 WIB

Ustaz Yusuf Mansur sedang menjalani perawatan akibat penyumbatan leher dan kepala yang dideritanya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.IDUstaz Yusuf Mansur sedang dirawat secara intensif di rumah sakit.

Sang anak, Wirda Mansur, menjelaskan perihal penyakit yang diderita sang ayah.

Sebelumnya memang sempat beredar kabar bahwa ustaz Yusuf Mansur menjalani perawatan di sebuah rumah sakit.

Dilansir dari tayangan di kanal YouTuber StarPro Indonesia via Tribun Jabar, Wirda menjelaskan Ustaz Yusuf Mansur saat ini menjalani rawat jalan karena penyakit yang dideritanya.

Baca Juga: Sempat Disikapi Sinis dan Ditolak Orangtuanya, Kini Adly Fairuz Tanpa Tedeng Aling-aling Bongkar Sifat Asli Istrinya

Penyakit yang dialami ayahnya itu diduga merupakan penyakit lama yang pada 2014 lalu sempat dikeluhkan.

Gejala yang dirasakan sama dengan penyakit yang menyerang pada enam tahun lalu.

Dijelaskannya, saat itu ayahnya mengeluhkan pusing dan sakit kepala hampir setiap hari.

Awalnya keluarga menduga karena salah makan saja, namun sakit yang dirasakan semakin menjadi-jadi hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit saat itu.

Baca Juga: Giring Ganesha soal Jadi Capres 2024: Saya Yakin 1 Juta Persen Maju!

Berdasarkan pemeriksaan, saat itu ternyata ada suatu sumbatan di bagian kepala yang menyebabkan kurang lancarnya aliran darah.

"Jadi waktu 2014 itu di scan di kepala, jadi kayak ada penyumbatan di leher sampai kepala, jadi oksigen atau darahnya itu terhambat," terang Wirda.

Setelah diketahui penyebabnya, akhirnya dilakukan tindakan operasi saat itu.

"Saat itu sempat dilakukan tindakan juga, dan alhamdulillah semenjak 2014 itu sudah lama nggak muncul lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Baru 1,5 Tahun Menikah Sudah Berani Bongkar Rahasia Ranjangnya dengan Reino Barack, Syahrini Beberkan Bagian Tubuh Suami yang Disukainya: Samurai! Panjang! Mantap dan Gagah!

Namun demikian, beberapa hari belakangan pada 2020 ini, ayahnya mengeluhkan hal yang sama, yakni sakit yang menyerang di kepala.

Semula keluarga menduga karena pola makan yang salah, sebab selama ini, kata Wirda, ayahnya itu tidak menjaga pola makan.

Karena keluhan itu, ayahnya sempat diperiksakan ke pengobatan alternatif, namun perubahannya belum signifikan.

"Trus puncaknya itu ya tahun 2020 ini, beberapa minggu belakangan ini sakit kepala, sempat diperiksa ke pengobatan alternatif, klinik-klinik kecil tapi belum siginifikan perubahannya, akhirnya memilih ke rumah sakit," jelas Wirda.

Baca Juga: Cita Citata Kini Menjelma Jadi Penyanyi Top dan Miliki Wajah yang Ayu, Intip Potret Jadul Sang Biduan saat Duduk di Bangku SMP yang Bikin Pangling!

Meski belum dijelaskan secara pasti apa penyakit yang diderita Yusuf Mansur, namun penyumbatan di leher ini bisa mengacu pada penyakit arteri karotis atau disebut juga stenosis arteri karotis.

Dikutip Grid.ID dari WebMD via Grid Health, istilah tersebut mengacu pada penyempitan arteri karotis.

Arteri karotis adalah dua pembuluh darah besar yang memasok darah beroksigen ke bagian depan otak yang besar.

Di sinilah fungsi berpikir, bicara, kepribadian, dan sensorik dan motorik berada.

Seseorang bisa merasakan denyut nadi di arteri karotis di setiap sisi leher, tepat di bawah sudut garis rahang.

Baca Juga: Cita Citata Kini Menjelma Jadi Penyanyi Top dan Miliki Wajah yang Ayu, Intip Potret Jadul Sang Biduan saat Duduk di Bangku SMP yang Bikin Pangling!

Penyempitan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan zat lemak dan timbunan kolesterol yang disebut plak.

Oklusi arteri karotis mengacu pada penyumbatan total arteri.

Ketika arteri karotis tersumbat, seseorang berisiko tinggi terkena stroke, penyebab utama kematian.

Seiring waktu, penumpukan zat lemak dan kolesterol mempersempit arteri karotis.

Ini menurunkan aliran darah ke otak dan meningkatkan risiko stroke.

Dijelaskan melalui laman Mayo Clinic, stroke membuat otak kekurangan oksigen.

Baca Juga: Masih Saling Berhubungan Dekat Setelah Hotel Del Luna, Seo Yi Sook Ngeyel Kalau IU Minum Ini di Pagi Hari Buat Menjaga Suaranya

Dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai mati.

Penyakit arteri karotis berkembang secara perlahan.

Tanda pertama bahwa kamu memiliki kondisi tersebut mungkin stroke atau serangan iskemik sementara (TIA).

TIA adalah kekurangan sementara aliran darah ke otak.

Pengobatan penyakit arteri karotis biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, pengobatan, dan terkadang operasi.

Baca Juga: Masih Saling Berhubungan Dekat Setelah Hotel Del Luna, Seo Yi Sook Ngeyel Kalau IU Minum Ini di Pagi Hari Buat Menjaga Suaranya

Gejala arteri karotis

Pada tahap awal, penyakit arteri karotis seringkali tidak menghasilkan tanda atau gejala apa pun.

Kondisi ini mungkin tidak diketahui hingga cukup serius untuk menghilangkan darah dari otak, menyebabkan stroke atau TIA.

Tanda dan gejala stroke atau TIA meliputi:

· Mati rasa atau kelemahan yang tiba-tiba pada wajah atau anggota tubuh, seringkali hanya pada satu sisi tubuh

· Tiba-tiba kesulitan berbicara dan memahami

· Kesulitan melihat secara tiba-tiba di salah satu atau kedua mata

· Pusing tiba-tiba atau kehilangan keseimbangan

· Sakit kepala parah yang tiba-tiba tanpa penyebab yang diketahui

Baca Juga: Keretakan Rumah Tangga Rizki D'Academy dengan Nadya Semakin Terlihat Jelas, Padahal Baru Sebulan!

Orang yang berisiko terkena arteri karotis

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan berlebih pada dinding arteri dapat melemahkannya dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.

2. Pengguna tembakau

Nikotin dapat mengiritasi lapisan dalam arteri. Merokok juga meningkatkan detak jantung dan tekanan darah Anda.

3. Diabetes

Diabetes menurunkan kemampuan untuk memproses lemak secara efisien, menempatkan pada risiko lebih besar terkena tekanan darah tinggi dan aterosklerosis.

4. Keturunan

Risiko penyakit arteri karotis lebih tinggi jika keluarga menderita aterosklerosis atau penyakit arteri koroner.

5. Usia

Arteri menjadi kurang fleksibel dan lebih rentan terhadap cedera seiring bertambahnya usia.

6. Kegemukan

Berat badan berlebih meningkatkan kemungkinan terkena tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan diabetes.

7. Penderita sleep apnea

Momen berhenti bernapas di malam hari dapat meningkatkan risiko stroke.

8. Kurang olahraga

Kurang olahraga berkontribusi pada kondisi yang merusak arteri, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

(*)