Find Us On Social Media :

Menyandang Status Legenda dan Sering Dituntut untuk Menjadi Panutan, Iwan Fals: Rocker Juga Manusia..

By Daniel Ahmad, Jumat, 4 September 2020 | 07:40 WIB

Iwan Fals dalam jumpa pers virtual peluncuran buku 'Air Mata Api', Kamis (3/9/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad

Grid.ID - Tahun ini Iwan Fals lebih kurang telah berkarya di dunia musik Indonesia selama 45 tahun.

Dengan melalui lintas generasi, Iwan sendiri sudah sangat layak dilabeli legenda musik Indonesia. Terlebih karyanya juga yang lintas zaman dengan segudang prestasinya.

Menyandang status tersebut, Iwan sendiri memberikan pandangannya.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-59, Iwan Fals Senang Beberapa Karyanya Diadaptasi ke dalam Bentuk Novel

"Ya tentu awal-awal saya agak kaget karena gak kepikiran. Tapi ya sana ngomong gini sini ngomong gini, yaudah terima kasih gitu ya. Hahaha," kata Iwan dalam jumpa pers virtual peluncuran buku 'Air Mata Api', Kamis (3/9/2020).

Sedikit terbebani karena statusnya, Iwan sadar dirinya hanya manusia biasa.

Dengan memberikan contoh sosok teladan yang diimaninya.

Baca Juga: Aksi Panggung yang Pernah Terjadi Belasan Tahun Lalu Akan Kembali Ditunjukkan Iwan Fals dan Reza Artamevia, Penasaran?

"Ya tentu ada beban kan harus ‘lo legenda lo harus bawa diri jangan cuma tontonan tapi tuntunan’ mbahmu. Hahaha. Gak, maksudnya lah siapa salah siapa ‘rocker juga manusia’," tuturnya.

"ini (Cikal) gak mau tahu orang nonton sampai nangis John Lennon sampai dibunuh saking cinta segala macem,orang sampai bunuh diri karena star syndrom," imbuhnya.

"Ya alhamdulillah karena keluarga, teman-teman, berkat pers, musika. Berkat jumatan, kan saya muslim, itukan wajib, jadi siapa selain nabi muhammad (yang jadi panutan)," tegasnya.

Baca Juga: Namanya Dipakai dalam Kasus Pencurian Motor di Jember Jawa Timur, Iwan Fals: Mungkin Kepepet..

Iwan pun santai akan popularitas yang dimilikinya.

"Saya santai santai aja gak ada (tekanan), baik buruk kan udah ada kan kita harus yakin. Soal yang lain lain itu kan kebudayaan ya, soal karya saya dan itu harus diapresiasi juga kayak award-award penghargaan."

"Itu juga yang membuat gairah kita hidup dan saya sekarang menyuport itu. Ayok selama itu gak melanggar alam, orang lain dan merugikan sendiri ayok," jelasnya.

Baca Juga: Pertemuan Terakhir Glenn Fredly dan Iwan Fals, Sempat Pamit, Lambaikan Tangan dan Bilang Asalamualaikum!

Bertepatan dengan karirnya yang sudah memasuki tahun ke-45, sebuah novel berjudul “Air Mata Api”, karya Piter Abdullah Redjalam yang terinspirasi dari cerita dan pesan lagu-lagu Iwan Fals tentang kaum kusam atau potret kehidupan sosial resmi diluncurkan, Kamis (3/9/2020). 

Iwan sendiri cukup tak menyangka karyanya diangkat dalam bentuk sastra, karena dirinya sempat lama tak membaca buku yang cukup serius dan lebih sering bermain media sosial.

"Bacaan cukup serius udah lama (gak baca), pas kuliah lah, sekarang males apalagi pas reformasi banyak banget" ujarnya.

Baca Juga: Via Vallen hingga Iwan Fals Terima Royalti Tahunan di Hari Musik Nasional 2020

"Akhirnya kok malah jadi gak ngerti apa-apa ya tapi karena ada pekerjaan ini dan ada hubungannya sama ekspresi saya mau gak mau," ungkapnya.

Selain berkaitan dengan karyanya, Iwan pun takjub dengan daya imajinsi yang dibawakan penulis meskipun hanya ditransformasikan melalui liriknya.

"Saya pikir wah ini gila juga ya. Saya di ajak ke tahun 1967 waktu itu gara juki itu salah satu di novel berarti ditarik 67-16 itu 51 padahal saya dibuat lagu itu tahun 81, 71, 88 gitu kok bisa gitu ya imajinasi itu seperti itu," kata Iwan.

Baca Juga: Unggah Potret Bersama Iwan Fals dengan Memamerkan Lekuk Tubuhnya, Wajah Awet Muda Yuni Shara Jadi Sorotan Netizen!

"Ya saya senang sekali coba baca yang tadinya malas itu kan kok seru juga ya," ujarnya.

Adapun lagu-lagu Iwan Fals yang menginapirasi pembuatan novel ‘Air Mata Api’ ini diantaranya: Berandal Malam di Bangku Terminal, Rindu Tebal, Azan Subuh Masih di Teling, Nak, Ujung Aspal Pondok Gede, Do’a Istri Seorang Bromocorah, Antara Aku dan Bekas Pacarmu, Sugali, Ada Lagi yang Mati, Jangan Tutup Dirimu, Air Mata Api, dan Aku Antarkan.

(*)