Find Us On Social Media :

Sering Makan Berlebihan? Berikut 9 Konsekuensi yang Akan Terjadi Jika Kamu Tak Mengaturnya dari Sekarang!

By Hananda Praditasari, Sabtu, 5 September 2020 | 09:15 WIB

Ilustrasi makan berlebihan

Laporan Wartawan Grid.ID, Hananda Praditasari

Grid.ID - Bagi banyak orang, makan terlalu banyak dapat menyebabkan konsekuensi fisik dan psikologis.

Untungnya, ada berbagai strategi yang bisa membantu menghindari kebiasaan tidak sehat ini.

Ketahuilah, orang yang memiliki nafsu makan yang tidak proporsional tidak hanya menambah berat badan.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Kenali Gejala Stres Berlebihan, dari Masuk Angin Hingga Makan Berlebihan

Mereka juga mulai mengembangkan perspektif negatif yang dapat mencegah mereka menjalankan kehidupan sehari-hari.

Ada banyak faktor yang terkait dengan kebutuhan makan lebih dari yang seharusnya.

Bahkan ini tidak terjadi begitu saja saat Anda menyantap makanan favorit.

Baca Juga: Mangga Memang Enak, Tapi Kalau Berlebihan Efeknya Bikin Shock!

Faktanya, makan berlebihan yang berulang biasanya tidak ada hubungannya dengan makanan itu sendiri.

Sebaliknya, ini seringkali berkaitan dengan stres yang terus-menerus atau faktor-faktor seperti melakukan diet yang terlalu membatasi.

Dilansir Grid.ID dari steptohealth.com, Jumat (4/9/2020), berikut beberapa konsekuensi dari psikologis akibat makan berlebihan.

Baca Juga: Ini 7 Bagian Tubuh Wanita yang Ingin Disentuh dan Jangan Dilupakan

1. Kehilangan kendali seputar makanan.

2. Isolasi sosial.

3. Kecemasan meningkat.

4. Keadaan cemas atau menderita.

Baca Juga: Innalillahi, Sonny Septian Bagikan Kabar Fairuz A Rafiq Baru Saja Keguguran, Ini 5 Makanan Penyebab Keguguran yang Perlu Bumil Tahu, Termasuk Daging!

5. Kehilangan kenikmatan saat mengikuti aktivitas yang dulunya menyenangkan.

6. Perubahan dalam memori dan konsentrasi.

7. Obsesi tentang makanan dan nutrisi.

Baca Juga: Manfaat Lain Daun Kemangi Selain Jadi Lalapan, Bisa Kendalikan Diabetes Hingga Lawan Kanker

8. Perubahan tidur.

9. Penurunan prestasi kerja. (*)