Find Us On Social Media :

Sebanyak 350 Perawat di Sulsel Terpapar Covid-19, 240 Berada di Kota Makassar dan Tiga di Antaranya Gugur, PPNI Sulsel Angkat Bicara

By Novia, Selasa, 22 September 2020 | 09:33 WIB

Ilustrasi covid-19

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Sejak bulan Maret 2020 lalu, kasus covid-19 di Indonesia sampai hari ini masih belum bisa diselesaikan.

Ya, tak hanya di Indonesia, namun juga di berbagai negara lain.

Bahkan baru-baru ini kasus covid-19 di Indonesia, dikabarkan kembali mengalami peningkatan.

Melansir informasi dari Kompas.com pada Senin (21/9/2020), sebanyak 350 perawat di Sulawesi Selatan dikabarkan terpapar covid-19.

Baca Juga: Arisan Berujung Petaka, Satu RT Diisolasi Karena 16 Warganya Positif Covid-19

Mengetahui hal tersebut, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) wilayah Sulsel, Abdul Rakhmat membenarkan adanya informasi tersebut.

Dari 350 perawat yang positif covid-19, 240 diantaranya berada di Kota Makassar.

Abdul Rakhmat membenarkan bahwa para perawat yang terpapar covid-19 mayoritas berada di usia 21 sampai 35 tahun.

Baca Juga: Nunung Dikabarkan Terinfeksi Covid-19 dan Dirawat di Wisma Atlet, Sang Adik: Dia Memang Sakit, Tapi Enggak Ngomong Kenapanya

"Jadi usia yang banyak itu usia produktif, usia muda."

"Cuma positifnya tanpa gejala. Jadi hanya isolasi mandiri seminggu kita periksa kembali biasanya sudah negatif," jelas Rakhmat saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (21/9/2020).

Tak hanya itu, dari jumlah perawat yang dinyatakan positif, 3 di antaranya dikabarkan telah gugur atau meninggal dunia.

Masing-masing dari perawat tersebut diketahui bekerja di Kabupaten Sidrap, Gowa, di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Baca Juga: Elvy Sukaesih Sempat Terjangkit Virus Corona, Keluarga Ungkap Alasan Tutupi Kondisi Sang Ratu Dangdut dari Publik: Kami Tak Ingin Menambah Kepanikan!

Abdul Rakhmat menyebutkan bahwa banyaknya perawat yang terpapar corona, justru bukan perawat khusus yang ditunjuk untuk menangani covid-19.

"Yang biasa kena itu tidak di ruang Covid-19. Pasien yang masuk di RS itu biasanya OTG. Dirawat di ruangan yang bukan Covid-19 akhirnya kena lah teman yang bertugas disitu," ujar Rakhmat.

Menurut dugaan Abdul Rakhmat, para perawat tersebut terpapar dari pasien yang tidak jujur.

Atau masih ada beberapa perawat yang tidak mau melakukan tes swab saat memiliki gejala covid-19.

Baca Juga: Beredar Kabar Nunung Positif Covid-19, Begini Kata Sule!

Hal ini diyakini dapat menjadi sumber penularan baru dan menyebabkan membludaknya pasien terpapar covid-19.

Untuk itu, Rakhmat mendesak rumah sakit untuk mewajibkan para tenaga medis melakukan tes skrining setiap kali masuk kerja.

"Yang kedua tenaga kesehatan sendiri. Kalau ada perawat yang tidak mau melakukan screening padahal dia kontak erat dengan pasien Covid-19 maka itu pelanggaran etik," pungkasnya.

Sementara itu melansir informasi dari TribunSumsel.com, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Muratara Agus Marianto baru-baru ini juga dinyatakan terinfeksi covid-19.

Baca Juga: Tamara Bleszynski Beri Kritikan Soal Hukuman Tak Gunakan Masker: Tidak Manusiawi!

Berdasarkan hasil tes swab yang keluar pada Jumat (18/9/2020), Muratara Agus Marianto akhirnya dinyatakan positif.

Setelah dilakukan tracking, Agus sebelumnya dikabarkan mengikuti rapat koordinasi (rakor) pilkada di Palembang pada (17/9/2020).

Dengan hasil yang dinyatakan positif, akhirnya semua peserta rakor diperintahkan untuk melakukan rapid test masal.

"Rakornya berlangsung di kantor KPU Sumsel, Palembang. Bahkan saat itu bertemu saya juga," jelas Kelly Mariana selaku Ketua KPU Provinsi Sumatera Selatan, Senin (21/9/2020).

(*)