Find Us On Social Media :

Bukannya Sehat dan Bersih, Justru Petaka Akan Kamu Rasakan Kalau Masih Ngeyel Pakai Spons Mandi Berkali-kali, Hentikan Sekarang Juga!

By Devi Agustiana, Selasa, 22 September 2020 | 20:53 WIB

Spons mandi yang lama tak diganti bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan.

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.IDMandi merupakan aktivitas yang harus rutin dilakukan.

Pasalnya, mandi akan membuat tubuh serasa segar dibarengi kesehatan yang juga tetap terjaga.

Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, ketika kita pulang bekerja atau beraktivitas di luar rumah, mandi jadi keharusan untuk menghindari berbagai penyakit.

Salah satu benda yang tak lepas digunakan saat mandi adalah spons.

Baca Juga: Belum Lama Mengemis Talak dari Kiwil, Meggy Wulandari Langsung Nikah Lagi dengan Seorang Pengusaha

Spons mandi sudah menjadi hal wajib, karena bisa digunakan untuk menggosok tubuh, sehinga lebih bersih.

Meskipun ada juga sebagian orang yang memilih tidak menggunakan benda ini.

Ada beberapa fakta yang perlu kamu tahu tentang spons mandi ini.

Ternyata spons mandi yang digunakan berkali-kali dapat mengganggu kesehatan.

Di sana, terkandung banyak bakteri yang bisa merusak kulit hingga kesehatan.

Dilansir Grid.ID dari Bustle via Surya Malang, hasil itu muncul setelah studi di Jurnal Mikrobiologi Klinis tentang spon mandi.

Dalam penelitian tersebut dipaparkan kalau spon mandi menyimpan beragam bakteri yang tak baik bagi kesehatan dan bisa menimbulkan infeksi.

Bakteria itu muncul setelah spon mandi bergesekan dengan kulit untuk membuang sel yang mati.

Bakteria yang terkandung di sana, kemudian akan berkembang biak dan menempel di spons mandi.

"Bakteri itu tetap muncul meski spon dicuci. Bakteri kemudian menjadi jamur dan seperti parasit," tutur Dr Michele Green.

Baca Juga: Waduh, Jangan Lagi Deh Simpan Makanan dengan Kantong Plastik di Kulkas Kalau Nggak Mau Kena Bahaya Ini, Ibu-Ibu Wajib Tahu!

Bahkan, spon biasanya dipakai secara berulang-ulang. Bakteri itu akan berkembang biak di spon.

Dan yang mengejutkannya lagi, dia mengatakan bakteri itu tumbuh dalam satu malam saja.

Senada dengan Michele Green, ahli dermatologi di Knight Dermatology Institute, Amerika Serikat, J. Matthew Knight, MD mengungkapkan hal sama.

Ia menjelaskan bahwa lingkungan kamar mandi akan semakin mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.

"Padahal, sadar atau tidak, lingkungan kamar mandi yang hangat dan lembap akan semakin memicu pertumbuhan kuman, bakteri, maupun jamur pada spons mandi Anda," ungkap J. Matthew Knight seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Melissa Piliang, MD, selaku dokter spesialis kulit di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa saat digantung, sebenarnya spons mandi tidak sepenuhnya kering.

Kondisi lembap dari kamar mandi tentu akan semakin mempercepat perkembang biakan kuman, bakteri, hingga jamur.

Alhasil, kamu berisiko mengalami iritasi dan infeksi kulit bila terus menggunakan spons mandi yang sama dalam jangka waktu lama.

Atas dasar inilah, sangat dianjurkan untuk mengganti spons mandi secara berkala.

Baca Juga: Dikenal Sosok yang Mandiri dan Penuh Energik, Ternyata Wanita Aries Punya Kepribadian Lain Menyangkut Kehidupan Asmara Mereka, Simak Baik-baik!

Menurut Sejal Shah, MD, selaku ahli dermatologi yang berbasis di New York, Amerika Serikat, spons mandi harus diganti setidaknya 2 minggu sekali.

Hal ini berlaku bila spons mandi yang kamu gunakan berasal dari bahan plastik.

Sementara, jika spons mandi yang digunakan terbuat dari bahan alami atau natural, kamu dianjurkan untuk mengganti setiap 3-4 minggu sekali.

Spons mandi yang tak pernah diganti biasanya akan memunculkan aroma tak sedap atau tampak ada jamur yang tumbuh di sana.

Untuk menjaga kebersihan spons mandi, biasakan untuk pakai spons mandi secara perlahan dan jangan terlalu keras.

Pastikan juga spons mandi telah kering sepenuhnya sebelum digunakan kembali.

Maka, sebaiknya jemur dan letakkan alat mandi yang satu ini di tempat bersih lainnya tapi bukan di kamar mandi.

Hindari juga menggunakan spons mandi untuk membersihkan area wajah dan organ intim.

Hal ini karena bagian-bagian tersebut sangat rentan terkena infeksi.

(*)