Find Us On Social Media :

Diterpa Cobaan Bertubi-tubi Saat Baru 2 Tahun Menjabat Sebagai Wakil Walikota Palu, Pasha Ungu Ceritakan Kondisinya Saat Hadapi Gempa Dahsyat di Donggala 2018 Silam: Kita Gak Punya Pilihan!

By Fidiah Nuzul Aini, Rabu, 23 September 2020 | 13:28 WIB

Diterpa Cobaan Bertubi-tubi Saat Baru 2 Tahun Menjabat Sebagai Wakil Walikota Palu, Pasha Ungu Ceritakan Kondisinya Saat Hadapi Gempa Dahsyat di Donggala 2018 Silam: Kita Gak Punya Pilihan!

Kala terjadi musibah tersebut, Pasha Ungu sudah menjabat selama dua tahun.

Baca Juga: Pasha Ungu Tiba-tiba Curhat Sendu hingga Bongkar Keinginannya yang Ingin Banting Setir Lagi Jadi Penyanyi: Gue Emang dari Dulu Pengen Jadi Soloist!

Lantas, Pasha Ungu mengatakan bahwa pada saat itu dirinya tak punya pilihan lagi.

"Saya mengamati terus ya perjalanan beliau menjadi Wakil Walikota Palu tuh betul-betul banyak sekali mengalami cobaan. Salah satunya ketika kota Palu mengalami bencana, itu baru menjabat dua tahun ya?" ujar Andre Taulany.

"Iya baru menjabat dua tahun. Ya itu nggak ada pilihan lain," ungkap Pasha Ungu.

Menurut Pasha, sebagai seorang kepala daerah, dirinya mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

Baca Juga: Hidupnya Makin Bahagia Usai Cerai dari Pasha Ungu hingga Rumah Tangganya Kini Terlihat Adem Ayem, kie Agustina Tiba-tiba Ucapkan Kata Maaf Kepada Gunawan Dwi Cahyo Karena Hal ini: Maafkan Istrimu..

Akan tetapi, disisi lain, Pasha juga menjadi korban dalam musibah tersebut.

"Kita sebagai kepala daerah. Terus yang kedua itu menjadi tanggung jawab kita memberikan pelayanan terhadap masyarakat sehingga saat terjadi bencana pun kita ya minta maaf," sambungnya.

"Karena pada saat itu kita nggak punya pilihan lain. Pun kita sendiri juga bagian dari korban itu sendiri," ungkap Pasha.

Tak hanya itu, suami Adelia itu juga menceritakan bahwa saat bencana tersebut, masyarakat Palu tak berani untuk masuk ke dalam rumah lantaran takut adanya gempa susulan.

"Aku nggak tidur di rumah. Semua masyarakat saat itu nggak ada yang tidur di rumah. Saat itu masyarakat tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah," pungkasnya.

(*)