Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID -Tak kuasa menyaksikan anaknya mengalami nasib malang, seorang ibu berteriak histeris saksikan putrinya meregang nyawa.
Tukiyem (65) memecah keheningan saat menyaksikan anak perempuannya mengalami kejang-kejang.
Tak hanya kejang, Mariana (29) juga memelototkan matanya di akhir sisa hidupnya.
Baca Juga: Curhat Nadila Ernesta yang Sempat Alami Baby Blues Usai Lahirkan Anak Pertamanya
Mendengar teriakan histeris Tukiyem, suaminya atau ayah korban langsung datang dan berusaha menolong Mariana.
Diberikan minum dari air kelapa, Mariana justru mengalami muntah dengan mulut yang berbusa.
Sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa Mariana tak dapat terselamatkan.
Melansir informasi dari TribunJakarta.com, Kapolsek Bungkal AKP Joko Suseno Joko membenarkan Mariana tewas dalam kondisi mengenaskan.
Usut punya usut, Mariana rupanya tewas akibat menenggak racun tikus.
Mariana diduga mengalami baby blues lantaran bayi yang baru dilahirkannya dibawa pergi sang mertua.
“Korban ini sebelumnya juga pernah bekerja sebagai TKI di luar negeri. Setelah korban pulang kemudian menikah dua tahun yang lalu. Namun setelah melahirkan, korban mengalami stres,” kata Joko Suseno.
Akibat kondisi tersebut, sang mertua lantas memisahkan Mariana dengan bayinya.
Namun hal tersebut rupanya bukan keputusan yang tepat.
Baca Juga: Mendekati Sidang Perdana Kasus Narkoba, Vanessa Angel Alami Baby Blues
Sebab Mariana justru semakin depresi dan memilih untuk bunuh diri setelah dipisahkan dari buah hatinya.
Selain dipisahkan dari buah hatinya, Mariana juga ditinggalkan suaminya untuk bekerja ke luar negeri.
Melansir informasi dari Suryamalang.com, kejadian tragis ini terjadi di Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Jawa Timur Kamis (15/10/2020).
Sementara itu melansir informasi dari TribunJatim.com, Natalia selaku Biro Psikologi Talenta Jambi menjelaskan bahwa baby blues merupakan kondisi perubahan emosi yang dialami oleh ibu setelah melahirkan bayi.
Perubahan psikologis ini biasanya dikarenakan melahirkan adalah proses panjang yang rentan terhadap stres.
“Kata kuncinya ada di perubahan. Perubahan yang sifatnya hormonal bahkan hingga ke bentuk badan. Perubahan hormon inilah yang paling berdampak besar pengaruhnya. 50 persen dari ibu hamil dan melahirkan mengalami hal itu,” ungkapnya.
(*)