Find Us On Social Media :

Kenang Kisahnya Saat di Dalam Bui, Ahmad Dhani Ngaku Sampai Kena Angin Duduk, Ternyata Ada Banyak Faktor Pemicunya!

By Devi Agustiana, Sabtu, 24 Oktober 2020 | 11:11 WIB

Kenang Kisahnya Saat di Dalam Bui, Ahmad Dhani Ngaku Sampai Kena Penyakit Berbahaya Ini, Ternyata Ada Banyak Faktor Pemicunya!

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Masih jelas diingatan jika musisi Ahmad Dhani pernah mendekam selama 11 bulan di penjara akibat kasus ujaran kebencian.

Diwartakan laman Kompas.com, selama di penjara, suami Mulan Jameela itu punya cerita memilukan.

Dhani mengaku pernah terserang angin duduk.

"Makanya aku di penjara pernah kena angin duduk, padahal belum pernah kena sama sekali, aku belum pernah cerita ya," kata Ahmad Dhani dalam YouTube Ari Lasso TV.

Akhirnya, Ahmad Dhani mangandalkan balsam untuk mengatasi penyakit tersebut.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Meggy Wulandari Tulis Soal Amarah Seorang Istri Usai Sebulan Dipersunting Pengusaha, Hingga Ahmad Dhani Ngaku Anti Pakai Masker Selama Pandemi Covid-19

"Jadi di penjara jam setengah 3, klinik masih tutup, enggak ada obat asam lambung, untung ada balsem tiger pak, tak ambil separuh, tak gosok di sini (badan) hilang semua," jelas Dhani.

Ahmad Dhani mengakui belum pernah terserang flu selama berada di penjara.

"Aku di penjara 11 bulan dan enggak pernah flu di penjara," ujar pria berusia 48 tahun itu.

Istilah angin duduk mungkin sering kita dengar, tapi apa sebenarnya angin duduk itu?

Dalam istilah medis, angin duduk dikenal sebagai angina atau keluhan kesehatan berupa rasa nyeri di bagian dada.

Baca Juga: Anti Memakai Masker Selama Pandemi Covid-19, Ahmad Dhani Berikan Pembelaan: Aku Ikut Pak Terawan

Nyeri dada ini disebabkan ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen.

Mungkin terasa seperti ada yang menghimpit bagian dada atau seperti ada remasan.

Dilansir Grid.ID dari Tribun Jogja, rasa yang tidak nyaman ini juga dapat terjadi di bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung.

Nyeri angina bahkan terasa seperti gangguan pencernaan.

Tapi, angina bukanlah penyakit.

Baca Juga: Ahmad Dhani Ungkap Sifat Asli Tiga Puteranya dari Maia Estianty, Al Ghazali Paling Tidak Humoris?

Ini adalah gejala dari masalah jantung, biasanya penyakit jantung koroner (PJK).

Ada banyak jenis angina, termasuk angina mikrovaskular, angina prinzmetal, angina stabil, angina tidak stabil, dan varian angina.

Ini biasanya terjadi karena satu atau lebih dari arteri koroner menyempit atau tersumbat, juga disebut iskemia.

Angina juga bisa menjadi gejala penyakit mikrovaskular koroner (MVD).

Penyakit ini adalah penyakit jantung yang memengaruhi arteri koroner jantung terkecil dan lebih cenderung memengaruhi wanita daripada pria.

Baca Juga: Diajak Ari Lasso Bikin Konten Bareng di Depan Ahmad Dhani, Mulan Jameela Langsung Lontarkan Penolakan Halus hingga Sang Penyanyi Tak Berkutik

Jika kamu berisiko terkena penyakit jantung atau penyakit jantung koroner, maka kamu juga berisiko menderita angina.

Faktor risiko utama penyakit jantung dan penyakit jantung coroner, yaitu:

- Kadar kolesterol tidak sehat

- Tekanan darah tinggi

- Merokok

- Diabetes

- Kegemukan atau obesitas

- Sindrom metabolik

- Diet yang tidak sehat

- Usia yang lebih tua (risiko meningkat untuk pria setelah usia 45 tahun dan untuk wanita setelah usia 55 tahun)

- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dini

Baca Juga: Potret Jadulnya Saat Telanjang Dada Sambil Berendam Bareng 3 Wanita Beredar, Ahmad Dhani Ternyata Pernah Jadi Model Majalah Bertopik 'Selingkuh Itu Manusiawi'

Semua nyeri dada harus diperiksa oleh penyedia layanan kesehatan.

Jika kamu mengalami nyeri dada, dokter akan memeriksa apakah itu termasuk angina, kemudian memastikan apakah angina stabil atau tidak stabil.

Jika tidak stabil, kamu mungkin memerlukan perawatan medis darurat untuk mencoba mencegah serangan jantung.

Dokter kemungkinan besar juga akan melakukan pemeriksaan fisik, bertanya tentang gejala, bertanya tentang faktor risiko, serta riwayat keluarga tentang penyakit jantung dan kondisi kardiovaskular lainnya.

(*)