Find Us On Social Media :

Lama Tak Terlihat di Layar Kaca, Aktor Kawakan Ini Derita Stroke hingga Terpaksa Gunakan Kursi Roda, Ini 5 Jenis Makanan yang Bisa Jadi Penyebabnya

By Devi Agustiana, Kamis, 5 November 2020 | 06:25 WIB

Mat Solar saat ditemui di kediamannya di kawasan Bambu Apus, Tangerang Selatan, Selasa (18/9/2018).

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.IDMat Solar merupakan salah satu komedian yang melambung melalui serial Bajaj Bajuri.

Tokoh yang berprofesi sebagai supir bajaj itu sangat apik diperankan oleh Mat Solar.

Lama tak terdengar kabarnya, Mat Solar sempat kembali jadi perhatian.

Baca Juga: Jadi Kesukaan Banyak Orang, Faktanya Es Teh Manis Menyimpan 5 Bahaya Tersembunyi Ini Buat Tubuh, Termasuk Stroke!

Melalui laman Kompas.com (21/4/2020), hal itu bermula dari unggahan video TikTok anak bungsunya, Haidar Rasyad, yang memperlihatkan kondisi terkini Mat Solar.

Dalam video berdurasi beberapa detik itu, pemain sitkom Bajaj Bajuri tersebut hanya terlihat duduk di kursi roda.

Tubuhnya pun terlihat lebih kurus dari penampilan biasanya.

Baca Juga: Nggak Banyak Orang Tahu, Ini Akibatnya Kalau Kalap Makan sampai Kekenyangan, Lebih Bahaya dari Obesitas Loh!

Idham Aulia, anak pertama Mat Solar, menjelaskan bahwa kondisi kesehatan ayahnya saat ini sebenarnya baik-baik saja.

"Alhamdulillah kondisi ayah baik," kata Idham, Senin (21/4/2020).

Idham menjelaskan, ayahnya terkena stroke di otak kanannya sehingga ia tidak bisa bergerak dan hanya bisa duduk di kursi roda.

Baca Juga: Terlihat Sehat dan Segar Bugar, Ternyata 3 Artis Ini Pernah Derita Penyakit Langka yang Membuat Wajah Lumpuh, Penyebabnya Sering Tak Terdeteksi

"Ayah kena stroke di otak kanan aja sehingga tangan dan kaki kiri susah digerakin atau lebih lambat dari biasanya," jelas Idham.

"Masih sama penyakit sebelumnya dan udah membaik, cuma emang di kursi roda terus aja sekarang," tambahnya.

Perkembangan jumlah penderita penyakit tidak menular ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Rengut Nyawa Ayah Riza Shihab, Catat Ini 6 Gejala Stroke yang Sering Dianggap Sepele, Salah Satunya Migrain

Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem pembuluh darah saraf otak dan sangat mematikan, serta menjadi penyebab utama kelumpuhan.

Stroke dapat menyerang tanpa memberikan gejala atau peringatan.

Gaya hidup tak sehat seperti mengonsumsi makanan berlemak jahat merupakan salah satu faktor yang memicu terjadinya kerusakan pembuluh darah, yang pada akhirnya akan memicu serangan stroke.

Baca Juga: Nggak Heran Jadi Makanan Favorit Arsy sampai Ashanty Syok Lihat Cara Menyantapnya, Ternyata Keju Punya 6 Manfaat Mengejutkan untuk Kesehatan, Salah Satunya Memperbaiki Mood

Oleh karena itu, pemilihan makanan dalam menu keseharian menjadi penting artinya.

Dilansir Grid.ID dari Sajian Sedap, ada beberapa jenis makanan yang harus kamu waspadai dan batasi konsumsinya:

  1. Keripik dan Gorengan

Muffin, donat, keripik, crackers, atau makanan dipanggang yang tinggi kandungan lemak trans, menggunakan minyak terhidrogen dalam pembuatannya.

Konsumsi makanan ini harus dibatasi karena lemak trans memiliki sifat yang berbahaya, seperti mampu mengeblok atau menyumbat saluran pembuluh darah, meningkatkan konsentrasi lipid (lemak) kolesterol jahat dalam darah, dan menurunkan kolesterol baik.

Baca Juga: Meninggal Dunia Secara Mendadak di Emperan Malioboro, Pria Asal Magelang Hebohkan Warga Sekitar

Bahkan, dalam sebuah riset di University of North Carolina Amerika Serikat menemukan bahwa wanita yang mengasup 7 gram lemak trans setiap hari (dua porsi donat atau setengah porsi kentang goreng) memiliki risiko terserang stroke 30 persen lebih tinggi daripada wanita yang mengkonsumsi hanya 1 gram lemak trans per hari. 

  1. Daging olahan dan rokok

Daging olahan dan rokok merupakan kontributor jahat untuk faktor risiko pencetus stroke.

Daging olahan umumnya memiliki kandungan natrium yang tinggi dan bahan pengawet.

Para ahli berkesimpulan, natrium nitrat, dan nitrit secara langsung dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan arteri mengeras dan menyempit.

Baca Juga: Jadi Makanan Favorit Banyak Orang, Ternyata Nugget Ayam Simpan Bahaya Ini Buat Tubuh, Terutama untuk Anak-anak

Banyak penelitian telah menghubungkan antara konsumsi daging olahan dengan penyakit arteri koroner (CAD). 

  1. Minuman bersoda

Mereka yang mengonsumsi minuman bersoda setiap hari memiliki risiko menderita stroke sebesar 48 persen.

Sebuah riset di Columbia University melibatkan 2.500 orang usia 40 tahun atau lebih tua dan menemukan bahwa peminum soda harian memiliki 60 persen lebih tinggi terserang stroke, mengalami serangan jantung, dan penyakit arteri koroner dibandingkan mereka yang tidak konsumsi soda.

Baca Juga: Pengisi Suara Doraemon dan Detective Conan Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun Usai Terserang Stroke!

  1. Daging merah

Para peneliti telah lama mengetahui bahwa lemak jenuh dalam daging merah meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung, dengan cara menyumbat arteri lewat penumpukan plak protein secara bertahap.

Peneliti mengimbau untuk mengganti konsumsi daging merah dengan ikan.

Tak lupa memilih sumber protein lain seperti kacang, tumbuhan polong, tahu, dan susu tanpa lemak.

Baca Juga: Ragukan Ketulusan Cinta Sarah Dee yang Mendadak Muncul Minta Balikan dengan Ibnu El Kasih, Mbak You: Kalau Emang Mau Menolong Kenapa Gak Kemarin Pas Dia Lagi Susah?

  1. Makanan kaleng dan fast food

Para ahli nutrisi berpendapat bahwa  sejumlah makanan kaleng yang didalamnya mengandung kadar sodium dan garam (natrium) kelewat tinggi tidak disarankan untuk sering dikonsumsi.

Pasalnya, garam atau sodium secara langsung dapat memengaruhi risiko terkena stroke.

Asosiasi Jantung dan Stroke Amerika Serikat merekomendasikan, asupan sodium tidak boleh lebih dari 1.500 mg setiap hari.

Baca Juga: Fakta-fakta Baru Tentang Corona yang Perlu Anda Tahu, Mulai Gejala Aneh Corona Yaitu Stroke Hingga Tingkat Kesembuhan Pasien yang Meningkat

Oleh karena itu, mulailah sedikit demi sedikit kurangi asupan makanan di atas.

Kamu juga bisa konsultasikan dengan dokter untuk pengganti makanan lain disesuaikan dengan kodisi tubuh kita masing-masing.

(*)