Find Us On Social Media :

Ini Alasan Rokok Elektrik Tetap Berpotensi Sebabkan Kanker Paru-paru

By Devi Agustiana, Selasa, 24 November 2020 | 06:43 WIB

Ilustrasi penggunaan rokok elektrik.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Banyak faktor yang bisa menyebabkan kanker paru-paru.

Salah satunya dari kebiasaan merokok.

Menurut data GLOBOCAN 2018, kanker paru di Indonesia menempati peringkat pertama sebagai kanker paling mematikan yang merenggut sebanyak 26.095 jiwa dari 30.023 kasus yang terdiagnosa di 2018.

Artinya, tidak kurang dari 71 orang meninggal setiap hari karena kanker paru-paru.

Baca Juga: Suaminya Konglomerat yang Miliki Pesawat Jet Pribadi untuk Terbang Sana-sini, Maia Estianty Tiba-tiba Akui Masih Jualan Punguti Recehan hingga Poppy Amalnya Terheran-heran: The Real Kaya

Bahkan selama lima tahun terakhir, kasus kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 10,85%, sehingga menempatkan Indonesia pada zona serius.

Salah satu cara untuk menekan prevalensi kanker paru di Indonesia adalah dengan mengendalikan dan menurunkan prevalensi rokok serta mengendalikan polusi udara.

Berdasarkan penelitian, sedikitnya 80-90% kematian akibat kanker paru di dunia disebabkan oleh asap rokok.

Namun, selain berbahaya bagi perokok aktif, asap rokok juga merugikan perokok pasif atau second hand smoker.

Baca Juga: Usai 'Got That Boom' Raih 10 Juta Views, Secret Number Rilis Video Klip Single Kedua, Dita dkk Tampil Memikat dalam Busana Bling-bling

Dalam Live Talk Show “Akses Pengobatan Kanker Paru: Tantangan dan Harapan” yang diikuti Grid.ID, Senin (23/11/2020), Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K), selaku Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menjelaskan bahwa rokok mengandung berbagai zat yang berbahaya untuk paru-paru.

“Di dalam asap rokok terdapat berbagai zat karsinogen dan mengotori udara, sedangkan udara juga banyak mengandung zat karsinogen. Udara dengan zat polusi itu tersebar di lingkungan,” jelasnya.

Hal itu pun menyebabkan orang yang tidak merokok juga berpotensi terkena kanker paru-paru.

“Akibatnya, orang yang tidak merokok berpotensi menghirup zat-zat karsinogen itu dan dapat menimbulkan berbagai penyakit paru, salah satunya kanker paru,” kata dr. Elisna.

Baca Juga: Mantan Mertua Ahmad Dhani Ikut Semprot Dul Jaelani yang Beri Usul Agar Al Ghazali Nikah Siri, Maia Estianty: Kamu Ngajarin Apa? Enggak Bener!

Gejala kanker paru sulit dibedakan dengan gejala berbagai penyakit paru lainnya, terutama gejala saluran napas karena tidak khas.

Bisa dengan gejala batuk lama, batuk darah, sesak napas, atau nyeri dada.

Untuk rokok elektrik sendiri, ternyata tidak memiliki perbedaan.

Hal ini dijelaskan oleh Dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), selaku Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi pada Live Talk Show yang sama.

“Sama bahayanya. Sudah ditegaskan beberapa kali bahwa rokok elektrik berbahaya dan rokok elektrik bukan alat untuk berhenti merokok,” jelas Dr. Sita.

Baca Juga: Bikin Penasaran karena Secepat Kilat Gaet Hati Janda Deddy Corbuzier, Titisan Nyai Ratu Kidul Bongkar Ada Pemikat di Bibir Vicky Prasetyo: Cinta karena Pelet

Kandungan di dalamnya pun sama memiliki nikotin.

“Kemudian yang katanya zero nikotin, tapi sebenarnya ada nikotinnya,” paparnya.

Menurutnya, rokok elektrik tetap bisa menurunkan daya tahan paru-paru.

“Yang jelas kalau dia ada iritan akan menurunkan daya tahan paru juga.”

“Kita pernah penelitian mengenai rokok elektrik bahwa kadar nikotinnya sama dengan prokok aktif. Jadi jangan salah,” tutup Dr. Sita

(*)