Find Us On Social Media :

Kepala Koordinator Relawan Satgas Covid-19 Minta Warga Tidak Tiru BCL dan Edrick Tjandra Lakukan Tes Swab Corona Tanpa Tenaga Medis, Ini Bahayanya!

By Menda Clara Florencia, Kamis, 10 Desember 2020 | 08:00 WIB

Alat test swab

Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia

Grid.ID - Saat ini tersedia tiga jenis tes corona yang sesuai strandar, mulai dari rapid tes, swab PCR dan swab Antigen.

Beberapa artis rutin melakukan tes virus corona sesudah mereka melakukan aktivitas di luar rumah dan bertemu banyak orang.

Tidak sedikit juga yang melakukan tes mandiri tanpa pendampingan tenaga medis.

Baca Juga: Koordinator Relawan Satgas Covid-19 Pertanyakan Bagaimana Cara Masyarakat Awam Seperti BCL dan Edric Tjandra Bisa Memiliki Alat Tes Swab Antigen

Salah satunya Bunga Citra Lestari, dia melakukan tes untuk Vidi Aldiano.

 

BCL tampak memasukan alat swab ke dalam rongga hidung Vidi ALdiano dan Nino RAN.

Pasalnya, BCL bukan tenaga profesional untuk melakukan tes terhadap virus corona.

Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Melisha Sidabutar Ternyata Sempat Takut akan Hal Ini

Tidak selesai sampai BCL saja, ada Edric Tjandra juga melakukan hal serupa.

Edric jelas-jelas mengaku melakukan tes swab antigen sendiri.

Dia mencolok hidungnya sendiri dengan alat swab di rongga hidungnya.

Baca Juga: Kini Sering Tampil dengan Rambut Mullet, Miley Cyrus Beberkan Alasan di Balik Gaya Rambutnya yang Lucu

Grid.ID mencoba melakukan konfirmasi kepada Koordinator Relawan Satgas Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i apakah tindakan tersebut dianjurkan atau tidak.

Sebagai tenaga medis, dr. Adda'i tidak menganjurkan seseorang melakukan swab tes mandiri, bukan dilakukan oleh tenaga medis.

"Sangat tidak disarankan, engga boleh, saya sebagai tenaga medis melarang itu supaya tidak diikutin banyak orang. Udah pandemi ini engga selesai, ditambah gitu semakin banyak penularan, minimbulkan rasa aman yang palsu," kata dr. Muhamad Fajri Adda'i kepada Grid.ID melalui sambungan telepon, Rabu (9/12/2020).

Baca Juga: Belum Juga Dapat Jodoh, Prilly Latuconsina Salahkan Pandemi Covid-19

Mengapa tidak disarankan?

Ada beberapa alasan yang dijelaskan dr. Adda'i, yang pertama teknik swab yang salah sehingga bisa menimbulkan false negatif atau negatif yang palsu.

"Swab itu kan cara mengambilnya, itu kalau kita ngambilnya engga benar itu false negatifnya tinggi, Swab antigen yang ketika jumlah kumannya sedikit itu kemampuan menemukannya jauh lebih rendah, bahkan beberapa case, itu sensitifitasnya nol," katanya lagi.

 Baca Juga: Tepat di Hari Pencoblosan Pilkada 2020, Calon Bupati Barru Nomor Urut 3 Dikabarkan Tutup Usia Akibat Terinfeksi Covid-19

Selain memberikan hasil negatif yang palsu, mereka yang melakukan swab mandiri dan tidak dengan pertolongan medis berisiko tinggi.

Proses usap yang salah di rongga hidung ternyata bisa membawa masalah baru.

"Betul, kalau di hidung ada namanya kontramedia, ada konkon kayak tulang dilapisi mukosa, ada tiga konka ada yang atas bawah,"

"Kalau kita colok-colok itu bisa berdarah, ada tata cara melakukan swab di hidung pelan-pelan masuknya. Bisa cedera,"

 Baca Juga: Ayu Ting Ting Sebut Pikada di Kota Depok Sepi dan Kehilangan Antusias

Begitu juga metode swab di mulut, juga memiliki risiko yang besar jika dilakukan sembarangan.

Risikonya mulai dari muntah hingga infeksi.

"Di mulut bisa muntah, karena ada reseptor muntah, kalau dia nusuk sembarangan kena tonsil (amandel), kan tonsilnya bisa berdarah, luka, bisa jadi infeksi," jelasnya.

Selanjutnya, membantu melakukan swab seperti yang dilakukan artis BCL sangat keliru lantaran tidak menggunakan APD yang ketat.

 Baca Juga: Istri GBPH Prabukusumo Dikabarkan Meninggal Dunia Akibat Terinfeksi Covid-19, Humas RSUP dr Sardjito Bantah Kabar Tersebut

Risiko terpapar virus corona sangat besar jika seseorang yang dilakukan tes tersebut ternyata positif.

"Iya risiko juga yang swab bisa ketularan, makanya standarnya harus bagus. Bisa ketularan orang dia mengaga begitu. Dokter-dokter atau siapapun di tenaga medis yang besangkutan dengan saluran pernapasan pasti APD-nya ekstra," lanjut dia.

Maka dari itu, dr. Muhamad Fajri Add'i mengimbau untuk menlakukan swab tes dengan bantuan tenaga medis di rumah sakit dan faskes yang memiliki standar untuk melakukan tes corona.

"Sebaiknya di rumah sakit, tenaga medis yang jelas, kalau bisa di rumah sakit atau faskes yang berstandar melakukan itu," tandasnya. (*)