Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Shia LaBeouf tampaknya harus berhadapan dengan hukum karena mantan kekasihnya, FKA Twigs.
FKA Twigs menggugat mantan pacarnya, Shia LaBeouf, atas hubungan mereka yang diduga penuh kekerasan.
Tak hanya itu, FKA Twigs menuduh Shia LaBeuouf melakukan pelecehan seksual, penyerangan, hingga kekerasan emosional.
Melansir Page Six, satu insiden yang dijelaskan dalam gugatan terjadi tepat setelah Hari Valentine 2019.
Baca Juga: Gantikan Shia LaBeouf, Harry Styles Bakal Main Film 'Don't Worry, Darling!'
Twigs mengklaim pemain film 'Transformers' itu mengemudi sembarangan saat mengancam akan menabrakkan mobil jika Twigs tidak menyatakan cintanya padanya.
Mantan Robert Pattinson itu mengklaim, dia memohon untuk dikeluarkan dari mobil.
Shia LaBeouf kemudian menepikan mobilnya di sebuah POM bensin dan mengikuti Twigs keluar dari mobil sebelum menyerangnya, melemparkannya ke mobil, menurut gugatan tersebut.
Keduanya dalam perjalanan pulang dari perjalanan ke gurun di mana bintang 'Honey Boy' itu diduga mengamuk dan membangunkan Twigs pada suatu malam dan mencekiknya.
"Aku ingin meningkatkan kesadaran tentang taktik yang digunakan pelaku untuk mengontrolmu dan mengambil keberanianmu,” kata Twigs kepada New York Times.
Baca Juga: Dituduh Mencuri hingga Terlibat Perkelahian, Aktor Transformers Shia Labeouf Dilaporkan ke Polisi!
FKA Twigs dan Shia LaBeouf pertama kali bertemu pada tahun 2018 ketika dia bergabung dengan para pemeran 'Honey Boy'.
Tetapi, keduanya baru berkencan setelah syuting selesai.
Awal dari hubungan mereka adalah diisi dengan bagaimana Shia LaBeouf menumpahkan kasih sayang yang berlebihan yang untuk mendapatkan kepercayaannya, kata Twigs.
Baca Juga: Unik Nyentrik, Merek Crocs Luncurkan Koleksi Sepatu dengan Paduan Kaus Kaki
Dalam gugatannya, pemilik nama asli Tahliah Debrett Barnett itu mengklaim Shia LaBeouf secara sadar menularkan penyakit menular seksual padanya.
Twigs juga mengklaim, dia akan mencengkeramnya dengan keras.
Shia LaBeouf berkata dalam email ke New York Times, "Aku tidak dalam posisi apa pun untuk memberi tahu siapa pun bagaimana perilakuku membuat mereka merasa."
"Aku tidak punya alasan untuk alkoholisme atau agresiku, hanya rasionalisasi. Aku telah melecehkan diriku sendiri dan semua orang di sekitarku selama bertahun-tahun."
"Aku memiliki riwayat menyakiti orang-orang terdekat. Aku malu dengan sejarah itu dan turut prihatin kepada mereka yang kusakiti. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan," pungkasnya.
Wah, bagaimana menurutmu?
(*)