Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama
Grid.ID - Agnez Mo adalah salah satu penyanyi ternama asal Indonesia yang berhasil menembus dunia musik Hollywood.
Wanita kelahiran Jakarta 34 tahun silam itu telah memulai kariernya sejak tahun 1992.
Dilansir dari Kompas.com, Agnez Mo mengawali kariernya sejak berusia 6 tahun sebagai penyanyi cilik.
Berkat talenta yang dimilikinya, Agnez Mo berhasil menyabet berbagai penghargaan di ajang musik kancah internasional.
Ia pun sempat beberapa kali didaulat menjadi juri di ajang pencarian bakat Indonesia.
Baru-baru ini Agnez Mo menjadi salah satu bintang tamu di kanal YouTube Daniel Mananta Network milik Daniel Mananta.
Agnez bercerita bagaimana ia selalu berupaya melibatkan Tuhan di sepanjang hidupnya.
Salah satu hal yang menarik minat penonton adalah ketika Agnez menceritakan bahwa ia sempat merasa tidak cocok dengan dunia musik Amerika Serikat.
Baca Juga: Banyak Perceraian saat Pandemi Virus Corona, Bagaimana Kondisi Keluarga Besar Agnez Mo, ya?
Hal tersebut lantaran ia sempat menolak tawaran promo lagu di strip club dengan bayaran mencapai 1 milyar.
Agnez menjelaskan, pada saat promosi lagu Overdose, ia pernah ditawari 3 strip club pada waktu itu.
"Ada 3 strip club yang mau elu dateng 30 menit, jadi dia bilangnya cuma walk through, tapi itu strip club," cerita Agnez kepada Daniel.
"1 strip club 25 ribu USD," lanjut Agnez.
"25 ribu, 3 strip club in one night, cuma 30 menit," kata Agnez.
"Satu setengah jam lu bisa ngedapetin Rp 1 M," respon Daniel Mananta.
Tapi Agnez memilih untuk menolak tawaran tersebut.
Ia mengatakan bahwa hidupnya lebih penting dibanding kariernya.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Agnez Mo Kembali Menetap di Jakarta
"My life is bigger than my music," kata Agnez kepada Daniel.
Agnez merasa bahwa dia adalah seorang wanita dan kelak ia akan menjadi seorang ibu.
Setelah menolak tawaran tersebut pun Agnez sama sekali tak ada perasaan kecewa.
Baca Juga: Cerita Pengalaman Sutradarai Video Lagu Kolaborasi, Agnez Mo: Chris Brown Kayak Pengin Ngetes Saya
Ia hanya merasa bahwa memang seharusnya ia menolak tawaran tersebut.
(*)