Find Us On Social Media :

Kencingmu Tiba-tiba Berbusa Seperti Bir? Waspada Tanda Tubuhmu Kelebihan Protein, Begini Cara Memeriksanya!

By Devi Agustiana, Selasa, 23 Februari 2021 | 15:24 WIB

Tak sedikit orang yang khawatir ketika buang air kecil, lalu mendapati urine terlihat berbusa seperti bir. Apakah kondisi itu berbahaya?

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID –  Jika kamu mengintip usai buang air kecil, lalu mendapati urine sangat berbusa, mungkin kamu merasa sedikit khawatir.

Tapi tunggu dulu, kamu perlu mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan hal tersebut.

Dilansir Grid.ID dari Self.com, inilah tiga penyebab air kencing nampak berbusa.

Baca Juga: Waspada! Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Ginjal, Satu di Antara Gejalanya Air Kencing Berbusa!

1. Gelembung yang tidak berbahaya

Menurut Cybele Ghossein, M.D., seorang ahli nefrologi di Rumah Sakit Memorial Northwestern, adalah normal untuk melihat gelembung kecil dan bening yang menghilang setelah beberapa saat buang air kecil.

“Jika kencing Anda alirannya deras dan menghantam toilet, itu bisa menyebabkan gelembung,” katanya.

Baca Juga: Sembilan Penyebab Urine Berbau Aneh, Infeksi Jamur hingga Batu Ginjal

 

2. Protein berlebih

Menurut S. Adam Ramin, M.D., seorang ahli urologi di Cedars Sinai Medical Center dan direktur medis Spesialis Kanker Urologi di Los Angeles, kondisi ini disebut proteinuria dan itu adalah penyebab umum dari urine berbusa.

Terlalu banyak protein dalam urin dapat mengikat, sehingga menciptakan tampilan berbusa.

Kadar protein yang rendah dalam urin adalah hal yang normal, tetapi hal-hal tertentu dapat membuatnya cukup melonjak sehingga menyebabkan kencing berbusa.

Baca Juga: Hati-hati! Ini Akibat Sering Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Faktor lain yang memungkinkan protein ekstra lolos dari filter ginjal seperti stres, demam, olahraga intens, bahkan paparan dingin yang ekstrem.

Lebih lanjut, kadar protein yang terus-menerus tinggi dalam urin adalah tanda bahwa ada sesuatu yang memungkinkan ginjal mengeluarkan lebih banyak protein ke dalam urin daripada yang seharusnya.

Menuru Ramin, diabetes dan tekanan darah tinggi adalah dua penyebab utama.

Baca Juga: Agar Tidak Diabetes, Ini 6 Langkah Mudah Kurangi Makanan Manis

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat menyebabkan gula darah tinggi yang merusak pembuluh darah di ginjal, sehingga sulit untuk berfungsi dengan baik.

Akibatnya, terlalu banyak protein mungkin masuk ke dalam urin.

Ini adalah cerita yang sama dengan tekanan darah tinggi, tekanan pada pembuluh darah (termasuk yang ada di ginjal) melemahkannya dari waktu ke waktu, sehingga tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Baca Juga: Cuma Tambahkan Daun Pandan saat Memasak Nasi, Otomatis Kamu dan Keluarga akan Rasakan 5 Manfaat Luar Biasa, Buktikan Sendiri!

Ada banyak kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan seringnya proteinuria, seperti kehamilan, preeklamsia, rheumatoid arthritis, lupus, penyakit jantung, dan anemia sel sabit.

 

3. Minum obat ISK pereda nyeri

Satu-satunya cara untuk benar-benar mengobati infeksi saluran kemih (ISK) adalah dengan menemui dokter dan mendapatkan antibiotik.

Tetapi ada obat yang dimaksudkan untuk meredakan gejala ISK saat infeksinya hilang, seperti Azo, yang mengandung bahan aktif phenazopyridine hydrochloride.

Phenazopyridine hydrochloride pada beberapa orang membuat urine berbusa.

Baca Juga: Hei Wanita, Jangan Lagi Coba-coba Nahan Pipis karena Bisa Memicu Infeksi Saluran Kemih yang Mematikan, Ini Faktanya!

Ini tampaknya merupakan reaksi kimia yang terjadi saat obat bercampur dengan air.

Untuk memastikan urine berbusa yang kamu alami bahaya atau tidak, minumlah banyak air agar terhidrasi, lalu lihat apakah masih mengalami kencing berbusa.

Teliti kembali penyebab kencing berbusa, seperti apakah dirimu baru saja menyelesaikan olahraga yang intens, atau sedang hamil.

Baca Juga: Inilah 5 Risiko Keseringan Bercinta, Salah Satunya Terkena ISK

Pastikan juga apakah kamu memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan kencing berbusa dan mungkin tidak dapat dikendalikan, seperti diabetes.

(*)