Find Us On Social Media :

Melongok Kisah Film Persahabatan Bagai Kepompong, Simbol Perlawanan Terhadap Bullying

By None, Senin, 1 Maret 2021 | 13:10 WIB

Grid.ID - Film berjudul Persahabatan Bagai Kepompong hadir dengan konflik tentang persahabatan.

Film yang dibintangi Bio One, Beby Tsabina, Yasamin Napper, Thalita Putri, dan Jihan Safira hadir di platform Disney+ Hotstar mulai 26 Februari 2021.

Nostalgia jadi kesan pertama ketika menonton film itu.

Hal tersebut dikarenakan film ini diangkat dari sinetron Kepompong yang tayang tahun 2009.

Dimulai dari soundtrack lagu Kepompong milik Sindentosca yang berpotensi menerbangkan ingatan penonton pada sinetron yang dibintangi Derby Romero, Mikha Tambayong, Dinda Kirana, Aryani Fitria, dan Tania Putri.

Ditambah lagu Gelora Asmara milik Derby Romero yang disisipkan dalam film tersebut semakin membuat kesan nostalgia semakin terasa.

Baca Juga: Mawar De Jongh dan Vino Bastian Ikut Terlibat Dalam Proyek Film Lockdown?

Kisahnya dimulai ketika Sarjono (Gunawan) mesti terbang ke Papua untuk urusan kerja. Ia menitipkan putranya, Ben (Bio One) kepada pasutri Bimo (Pascal Azhar) dan Indah (Lulu Tobing) yang memiliki dua anak. Salah satunya, Isabel (Yasmin Napper).

Di sekolah, Isabel membentuk geng Kepompong bersama sejumlah temannya. Sebagai anak baru, Ben yang dikenal anak mama tak mudah bergaul.

Ia menjadi kaum jelata. Berkawan dengan Bimo (Fatih Unru), Ben jadi korban perundungan Bobby (Joshua Rundengan) dan gengnya.

Ben yang menutup diri mulai membuka hati kala didekati Paula (Beby Tsabina). Paula dan Isabel bersaing dalam kompetisi proposal perayaan kelulusan sekolah.

Isabel meminta Ben mengintip ide Paula. Paula sendiri punya misi khusus mendekati Ben.

Kesan pertama usai menonton, film ini punya sejumlah kelebihan yang layak diapresiasi. Pertama, ketepatan memilih lagu tema.

Ini terasa sejak sesi awal, saat Ben di kamar kesepian merindu ibunya. Lagu “Ibu” karya Ari Goliath yang mengawani Ben menajamkan suasana.

Berikutnya, “Kepompong” versi syahdu yang dilantun Alena Wu melatari patah hatinya Ben di taman. Tak banyak lagu di film ini, namun mereka hadir di waktu yang tepat. Sopan menyapa, santun saat undur.

Kelebihan lain, ending film yang tidak maksa. Ini penting. Alim Sudio sejak awal tahu apa yang mau ditutur yakni isu perundungan.

Agar tak berubah menjadi “kampanye terselubung” dibangunlah pendekatan keluarga yang sempurna dan tak sempurna untuk melatari konfllik.

Baca Juga: Kangen Karya Kim Eun Sook? Penulis Drama DOTS dan Goblin Itu Akan Kembali Merilis Film Roman Fantasi di Platform Streaming TVING

Hasilnya, cerita yang dekat dan hangat tanpa melupakan akar Kepompong yang ringan dan riang. Tema perundungan boleh, terlalu pekat jangan.

Mengingat gelap bukan jati diri Kepompong yang dikenal khalayak.