Find Us On Social Media :

Fakta-fakta Hipospadia alias Kelainan Organ Reproduksi yang Dialami Aprilia Manganang Sejak Lahir, Ini Gejala dan Penyebabnya

By Devi Agustiana, Rabu, 10 Maret 2021 | 09:24 WIB

Mengalami hopospadia sejak lahir, akhirnya Aprilia Manganang ditetapkan sebagai laki-laki.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Aprilia Manganang merupakan salah satu atlet voli Tanah Air.

Mengutip laman Kompas.com, ia pun telah menorehkan banyak prestasi, termasuk empat kali meraih gelar juara Proliga pada 2015, 2016, 2017 dan 2019.

Di level timnas putri, prestasi terbaik Aprilia Manganang adalah meraih medali perak SEA Games 2017.

Baca Juga: Saat Masih Kecil, Aprilia Manganang Akui Suka Curi Ayam Tetangga

Pada Selasa (9/3/2021) melalui konferensi virtual, ia mengungkapkan rasa syukurnya karena telah dipastikan berjenis kelamin laki-laki.

Hal itu lantaran ia mengalami hipospadia alias kelainan organ repoduksi ketika lahir.

Karena keterbatasan peralatan medis saat itu, pria kelahiran 27 Maret 1992 tersebut ditetapkan berjenis kelamin perempuan hanya dari tampilan fisik.

Baca Juga: Curi Perhatian Asian Games 2018, Aprilia Manganang Mengaku Masih Cari Pasangan

Aprilia Manganang tidak mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lanjutan meskipun diketahui mengalami hipospadia juga lantaran keterbatasan ekonomi keluarga.

Akhirnya, ia tercatat sebagai perempuan di akta kelahiran maupun di kartu tanda penduduk (KTP).

Adapun hipospadia adalah cacat lahir (kondisi bawaan) di mana pembukaan uretra berada di bagian bawah penis bukan di ujung.

Baca Juga: Dituding sebagai Laki-laki, Aprilia Manganang Akui Sempat Tersinggung Saat Harus Jalani Tes Gender

Uretra adalah saluran di mana urin mengalir dari kandung kemih dan keluar dari tubuh.

Dilansir Grid.ID dari laman Mayo Clinic, hipospadia sering terjadi dan tidak menyebabkan kesulitan dalam merawat bayi.

Pembedahan biasanya bisa mengembalikan tampilan normal penis anak.

Dengan pengobatan hipospadia yang berhasil, kebanyakan pria dapat buang air kecil dan reproduksi normal.

Baca Juga: Alami Menstruasi dalam Waktu Singkat, Normalkah?

Tanda dan gejala hipospadia, seperti:

- Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis

- Lekukan penis ke bawah (chordee)

- Penampilan penis berkerudung karena hanya bagian atas penis yang tertutup kulup

- Penyemprotan tidak normal saat buang air kecil

Ternyata sebagian besar bayi dengan hipospadia bisa didiagnosis segera setelah lahir, saat masih di rumah sakit.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, Ini 6 Fakta Unik Menopause, Ternyata Pernah Dianggap Sebagai Kematian Wanita

Namun, sedikit perpindahan dari pembukaan uretra mungkin tidak kentara dan lebih sulit untuk diidentifikasi.

Lantas, bagaimana dengan penyebab hipospadia?

Hipospadia hadir saat lahir (bawaan).

Baca Juga: Nggak Heran Kenapa Mr P Sakit Banget Kalau Ketendang, Ternyata Akibatnya Bisa Sampai Mandul, Ngeri Banget!

Saat penis berkembang pada janin laki-laki, hormon tertentu merangsang pembentukan uretra dan kulup.

Hipospadia terjadi ketika ada kerusakan akibat kerja hormon-hormon ini, menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab pasti hipospadia tidak diketahui.

Baca Juga: Luar Biasa! Ternyata Rahim Wanita Punya Fungsi Lain yang Menakjubkan, Tak Hanya untuk Mengandung

Kadang-kadang, hipospadia bersifat genetik, tetapi lingkungan juga dapat berperan.

Meskipun penyebab hipospadia biasanya tidak diketahui, faktor-faktor ini bisa terkait dengan kondisi:

- Riwayat keluarga: kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga hipospadia.

- Genetika: variasi gen tertentu mungkin berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin pria.

- Usia ibu di atas 35 tahun: beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari wanita berusia di atas 35 tahun.

- Paparan zat tertentu selama kehamilan: ada beberapa spekulasi tentang hubungan antara hipospadia dan paparan ibu terhadap hormon tertentu atau senyawa tertentu, seperti pestisida atau bahan kimia industri, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Baca Juga: Mengenal Khasiat Tanaman Daun Dewa, Mulai dari Tingkatkan Reproduksi Hingga Jadi Obat Antikanker

Jika hipospadia tidak diobati, dapat menyebabkan penampilan penis yang tidak normal, masalah belajar menggunakan toilet, kelengkungan penis yang tidak normal dengan ereksi, hingga masalah dengan gangguan ejakulasi.

(*)