Find Us On Social Media :

Kematian Samuel Paty Guru Sejarah Prancis yang Dipenggal Teroris Ternyata Gara-gara Kebohongan Gadis 13 Tahun Agar Tidak Ketahuan Bolos

By None, Kamis, 11 Maret 2021 | 12:43 WIB

Kematian Samuel Paty Guru Sejarah Prancis yang Dipenggal Teroris Ternyata Gara-gara Kebohongan Gadis 13 Tahun Agar Tidak Ketahuan Bolos

Grid.ID - Kematian Samuel Paty, guru sejarah yang tewas dipenggal oleh teroris mengungkap fakta baru.

Mirisnya, kematian Samuel Paty yang mengenaskan ternyata berawal dari kebohongan gadis 13 tahun.

Agar tak ketahuan dirinya membolos, siswi 13 tahun itu melaporkan pada ayahnya bila guru sejarahnya menunjukkan "gambar Nabi yang telanjang" dan memaksa murid muslim keluar dari kelas.

Baca Juga: Pria ini Hampir Kehilangan Nyawa Usai Sembarangan Pencet Jerawat di Kulitnya, Dokter Peringatkan Segitiga Mematikan pada Wajah

Melansir Kompas.com, Siswi berinisial Z itu akhirnya mengarang sebuah cerita untuk disampaikan kepada ayahnya, Brahim Chnina (48).

Siswi itu menceritakan, guru sejarahnya yang bernama Samuel Paty menginstruksikan siswa Muslim untuk meninggalkan kelas supaya sang guru bisa menunjukkan “gambar Nabi yang telanjang”.

Siswi tersebut tidak mengira bahwa kebohongannya berujung pada hal yang mengerikan.

Baca Juga: Bongkar Inisial Artis Senior Hingga Pedangdut yang Pakai Penglaris, Roy Kiyoshi: Bentuknya Berlian Sampai Emas, Lagi Tren Susuknya Diminum

Kemudian, 10 hari setelah itu, Samuel Paty dibunuh ketika berjalan pulang ke rumahnya di Conflans-Saint-Honorine, sekitar 30 kilometer dari Paris, pada 16 Oktober 2020.

Dia dipenggal oleh seorang teroris, Abdullakh Anzorov, yang termakan kabar di media sosial bahwa Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi di depan kelas.

Melansir The Guardian, Abdullakh Anzorov menyogok dua murid untuk menunjukkan ciri-ciri Samuel Paty.

Baca Juga: Sering Pakai Kertas Cokelat Untuk Membungkus Nasi dan Lauk? Hati-hati Ternyata Bisa Sebabkan Kemandulan Hingga Picu Kanker!

Keluarga Samuel Paty hancur, Perancis mengalami trauma, dan siswi tersebut beserta ayahnya menghadapi tuntutan pidana.

Menyenangkan Ayahnya

Pada Minggu (7/3/2021), Le Parisien mengungkapkan bahwa siswi yang disebut Z itu mengaku salah menuduh Samuel Paty.

Surat kabar itu melaporkan, Z mengaku kepada hakim anti-teroris bahwa dia telah berbohong sebagaimana dilansir The Guardian.

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi Usai Lahirkan Darah Daging Ariel NOAH, Begini Kabar Sarah Amalia yang Ubah Penampilan Hingga Bikin Pangling

Z juga mengaku bahwa dia bahkan tidak berada di kelas ketika Samuel Paty dituduh menunjukkan kartun Nabi kepada para muridnya dari media satire Charlie Hebdo.

Le Parisien menambahkan, Z berbohong karena dia ingin menyenangkan Chnina.

"Dia tidak berani untuk mengakui kepada ayahnya alasan sebenarnya bahwa dia dikeluarkan sesaat sebelum tragedi itu, yang sebenarnya terkait dengan perilakunya yang buruk," lapor Le Parisien.

Baca Juga: Ditunjuk Sebagai Duta Kehormatan Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Donghae Super Junior Unggah Video Pesan Soal Kanker Anak di Instagram

Pada 6 Oktober 2020, Samuel Paty mengajak para murid berdiskusi dan mengajukan pertanyaan "menjadi atau tidak menjadi Charlie?".

Tema itu dia angkat mengacu pada tagar #JeSuisCharlie yang digunakan untuk menyatakan dukungan untuk Charlie Hebdo setelah serangan teroris di kantornya pada Januari 2015 yang menewaskan 12 orang.

Dua hari kemudian, gadis itu memberi tahu Chnina bahwa Samuel Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelas sebelum menunjukkan karikatur tersebut.

Baca Juga: Gisella Anastasia Santai Olahraga Pakai Celana Super Pendek, Penampakan Tato di Bagian ini Malah Bikin Salah Fokus

Dia berkata bahwa dia telah menyatakan ketidaksetujuannya dengan guru dan dia telah menskorsnya dari kelas selama dua hari.

Setelah mendengar cerita itu, Chnina, kelahiran Maroko, berbagi video di Facebook, di mana dia mencela Samuel Paty dan meminta agar dia dipecat dari sekolah.

Dia mengunggah video kedua dan mengunggahnya di media sosial tersebut dengan menuduh Samuel Paty telah melakukan diskriminasi.

Chnina mengadu ke sekolah dan polisi.

Baca Juga: Menghilang dari Layar Kaca Usai Cinlok dengan Artis Cantik, Aktor ini Pilih Boyong Keluarganya Hidup Tenang di Bali dan Kini Jalani Profesi Mentereng ini!

Dia bahkan mengeklaim bahwa Samuel Paty bersalah karena telah “menyebarkan gambar porno" dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah.

Media sosial mulai gaduh.

Abdullakh Anzorov, seorang migran dari Chechnya yang tinggal di Normandia, termakan amarah oleh video Chnina.

Pada 16 Oktober, Abdullakh Anzorov melakukan perjalanan ke Conflans-Sainte-Honorine.

Di sana, dia menyogok dua murid untuk menunjukkan ciri-ciri Samuel Paty.

Ketika Samuel Paty melakukan perjalanan pulang, dia dibunuh dan dipenggal oleh Abdullakh Anzorov.

Baca Juga: Nekat Menato Punggungnya dengan Gambar Penuh Makna, Nia Ramadhani Bongkar Reaksi Ibunda Ardi Bakrie: Gue Punya Mertua Tuh Sabar Banget

Akhirnya Mengaku

Sementara itu, Z tetap berpegang pada kebohongannya.

Hingga akhirnya, polisi memberi tahu Z bahwa beberapa teman sekelasnya telah mengonfirmasi bahwa Z tidak hadir di kelas.

Para siswa lain juga mengatakan, Samuel Paty tidak menginstruksikan siswa Muslim lain untuk meninggalkan kelas seperti yang dia klaim.

Saat itulah Z akhirnya mengakui kebohongannya.

Baca Juga: Snack Sore Coba Bikin Tahu Goreng Tepung, Masukan Bahan Penting ini Supaya Hasilnya Gurih dan Renyah!

Para penyelidik dilaporkan mengatakan, Z menderita inferiority complex dan mengabdi pada ayahnya.

Pengacara Z, Mbeko Tabula, menegaskan bahwa tragedi itu tidak boleh jatuh di pundak seorang gadis berusia 13 tahun.

Tabula mengatakan kepada Le Parisien bahwa semua tragedi tersebut disebabkan oleh perilaku ayahanda Z yang berlebihan.

"Klien saya berbohong, tetapi meskipun itu benar, reaksi ayahnya masih tidak proporsional," imbuh Tabula.

Baca Juga: Niat Bobol Barang Berharga, Pencuri ini Malah Kebingungan Lantaran Lupa Jalan Keluar Gara-gara Rumah yang Dimasukinya Terlalu Luas

Chnina, yang sedang diselidiki karena "terlibat dalam pembunuhan teroris", mengatakan kepada polisi bahwa dia merasa bodoh.

“Saya tidak pernah mengira pesan saya akan dilihat oleh teroris. Saya tidak ingin menyakiti siapa pun dengan pesan itu,” ujar Chnina.

“Sulit membayangkan bagaimana kita sampai di sini bahwa kita kehilangan seorang profesor sejarah dan semua orang menyalahkan saya,” imbuh Chnina.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Kebohongan Siswi 13 Tahun Berujung Pemenggalan Samuel Paty, Terungkap Suka Bolos"