Find Us On Social Media :

Andai Tahu dari Dulu, Ternyata Hanya Rutin Makan Cumi-cumi Kita Akan Terhindar dari Berbagai Penyakit Bahaya Ini!

By Devi Agustiana, Rabu, 31 Maret 2021 | 19:02 WIB

Jadi salah satu jenis seafood favorit banyak orang, simak 6 manfaat cumi-cumi berikut ini.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Hidangan cumi-cumi, seperti cumi goreng atau cumi saus asam manis sudaj menjadi makanan favorit  banyak orang.

Moluska yang enak ini memang mudah diolah dan memiliki tekstur yang lezat.

Daging cumi memiliki warna putih pucat bening, tekstur kenyal, dan rasa umami.

Baca Juga: Jangan Nekat Makan Cumi-cumi Seperti Ini Kalau Nggak Mau Kena Petaka, Nomor 4 Jijik Banget!

Cumi memiliki banyak sekali manfaat kesehatan, hingga bisa mecegah beragam penyakit berbahaya.

Hal itu dijelaskan oleh ahli gizi, Geeta Shenoy.

Untuk lebih memperjelas manfaat cumi-cumi, Grid.ID telah melansirnya dari laman The Health Site.

Baca Juga: Nggak Perlu Teknik Aneh-aneh, Ternyata Hanya Pakai Cara Ini Bau Amis Pada Cumi Akan Hilang, Buktikan Sendiri!

Berikut 6 kelebihan dan manfaat cumi-cumi utuk kesehatan.

1. Kaya gizi

Cumi-cumi adalah moluska yang termasuk dalam keluarga kerang, mereka terdiri dari empat varietas, yaitu hitam, putih, cangkang keras, dan merah.

Seafood ini tinggi protein, mineral, dan rendah kalori.

Hal itu membuat cumi-cumi menjadi makanan bergizi tinggi.

Baca Juga: Jangan Tolak Kelezatan Seporsi Oseng Cumi Asin Bumbu Bawang, Dijamin Nyesel

2. Rendah kalori

Cumi-cumi sangat bagus untuk mereka yang ingin menambah asupan protein, tanpa mengorbankan target kalori mereka.

Satu porsi cumi-cumi 100 gram hanya mengandung 75 kkal - 85 kcl kalori.

Tapi penggemar cumi goreng jangan tertipu, nilai kalori mungkin naik jika kamu menggorengnya.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Seafood untuk Bumil yang Bikin Zaskia Sungkar sampai Merengek ke Irwansyah!

3. Sumber protein yang baik

Satu porsi (100 gram) cumi-cumi juga memiliki jumlah protein yang baik, kira-kira 15.5gm protein.

4. Tidak ada karbohidrat

Semua pecandu protein yang takut karbohidrat dan mereka yang sedang menjalani diet keto, dapat memasukkan cumi-cumi ke dalam makanan.

Hal ini karena cumi-cumi tidak mengandung karbohidrat.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, Ini 4 Alasan yang Bikin Kamu Mikir Ulang Makan Udang Berlebihan, Jangan Syok!

5. Sumber vitamin B12 dan B6 yang baik

Tubuh membutuhkan B12 untuk kesehatan saraf dan darah, serta vitamin B6 untuk melindungi jantung dari stroke, adapun stroke adalah salah satu penykit yang sangat berbahaya dan harus dihindari.

Itu semua memberi alasan yang baik untuk makan cumi-cumi karena mengandung kedua nutrisi ini.

Baca Juga: Nggak Disangka! 4 Makanan Enak Ini Ternyata Penyebab Kista, Penyakit yang Membuat Ratu Felisha Gagal Bayi Tabung

6. Kaya selenium dan vitamin E

Cumi-cumi juga memiliki selenium dan vitamin E.

Selenium bekerja dengan vitamin E dalam meningkatkan pertumbuhan dan kesuburan tubuh.

Sebagai anti-oksidan, itu diyakini berperan dalam melawan kanker dan dapat membantu menghambat pertumbuhan tumor.

Baca Juga: Mulai dari Terkena Covid-19 hingga Kulit Rusak, Ini Akibatnya Kalau Kamu Tidak Mencuci Tangan Setelah Gunakan Toilet!

Akan tetapi, ada catatan tersendiri dalam konsumsi cumi-cumi.

Mengutip laman Kompas.com, memang lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh, 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal, serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda.

Nah, yang termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah.

Baca Juga: Nggak Banyak Orang Tahu, Makan Nasi Tidak Akan Bikin Gemuk Kalau Saat Masak Ditambah Satu Bahan Dapur Ini, Kalorinya Turun hingga 50 Persen!

Meskipun demikian, sebaiknya konsumsi cumi-cumi dalam batas wajar karena kadar kolesterolnya lumayan tinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan.

Selain cumi-cumi, di dalam kelompok ikan laut, kadar kolesterol pada udang, lobster, dan kepiting, memang tergolong tinggi.

Namun, kadar kolesterol pada produk perikanan tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan kuning telur, hati, jeroan, dan otak ternak.

(*)