Find Us On Social Media :

Tangis Betrand Peto Pecah Gegara Dituding Lupakan Keluarga di NTT Usai Ibu Kandungnya Koar-koar Minta Dipeduliin, Putra Ruben Onsu: Mama di Mana Waktu Etan Lagi Butuh?

By Siti Maesaroh, Rabu, 21 April 2021 | 14:16 WIB

Tangis Betrand Peto Pecah Gegara Dituding Lupakan Keluarga di NTT Usai Ibu Kandungnya Koar-koar Minta Dipeduliin, Putra Ruben Onsu: Mama di Mana Waktu Etan Lagi Butuh?

Baca Juga: Ceritakan Masa Kecil Betrand Peto di Kampung Halaman, Ayah Kandung Onyo Ungkap Kisah Pilu saat Anaknya Jadi Korban Perpisahan Orang Tua : Di Hari Bahagianya, Ibunya Pergi dengan Laki-Laki LainTak cukup sampai di situ, Onyo juga menyangkal tudingan dirinya hanya dimanfaatkan Ruben Onsu dan Sarwendah.Uang jerih payahnya menyanyi pun, disebut Onyo tak pernah diminta sepeserpun oleh orang tua angkatnya."Ayah bunda (Ruben-Sarwendah) aja sepeser pun uang dari Onyo mereka nggak minta sama sekali. Mereka bilang Nyo simpan uang ini," kata Betrand.

Baca Juga: Sang Anak Angkat Kerap Ceritakan Soal Permasalahan Keluarga Kandungnya, Ruben Onsu Akui Tak Nyaman Dengar Cerita Betrand Peto: Bukan Urusan SayaSontak saja, tudingan yang menyebutnya melupakan keluarganya di NTT sedikit banyak membuatnya kesal.Ditambah lagi, selama ini Onyo merasa tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya saat dirinya butuh."Betrand udah lupain keluarga NTT, yang Onyo tanya sama kalian, mohon maaf sama sekali buat keluarga NTT kalo Etan salah ngomong atau gimana," ujar Onyo.

Baca Juga: 2 Tahun Terakhir Hidupnya Tampak Adem Ayem dengan Kehadiran Betrand Peto, Sarwendah Tiba-tiba Bagikan Curahan Hatinya yang Sempat Kalut: Bingung Harus GimanaPadahal selama ini, Betrand hanya mengharapkan kasih sayang."Onyo dulu butuh kasih sayang lho, mana kasih sayang yang itu," ucap Betrand sembari menangis dan menyeka air matanya.Di akhir, Betrand bahkan tak kuasa menahan air matanya saat menanyakan keberadaan ibunya dahulu."Maksudnya mana kasih sayang itu. Mama di mana pada saat itu waktu Etan lagi butuhin mama," ucap Betrand Peto dengan suara parau sembari menangis.

(*)