Find Us On Social Media :

Hari Demam Berdarah Nasional, Ingat Lagi Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti yang Bisa Sebabkan Kematian

By Ragillita Desyaningrum, Kamis, 22 April 2021 | 13:04 WIB

Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu diwaspadai karena jika tidak ditangani akan semakin parah dan membahayakan jiwa.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Hari Demam Berdarah Nasional diperingati setiap tanggal 22 April setiap tahunnya.

Demam berdarah sendiri merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Demam berdarah lebih sering melanda negara tropis seperti Indonesia karena curah hujan yang tinggi.

Alasannya, ketika musim hujan, adanya genangan air berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

Meski begitu, menurut Dr Tedjo Sasmono selaku Kepala Unit Penelitian Dengue di Eijkman Institute of Molecular Biology, nyamuk ini tidak hanya hidup saat musim hujan saja.

“Saat musim kemarau Aedes dbaegypti tidak lantas mati. Populasinya masih ada meski jumlahnya sedikit. Ini merupakan salah satu faktor kasus demam berdarah dengue (DBD) terus berulang,” jelas Tedjo yang dikutip dari Kompas.com.

Perlu diingat bahwa penyakit ini sangat berbahaya karena jika tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan nyawa.

Baca Juga: Musim Hujan Banyak Nyamuk! Waspadai Penyakit yang Disebabkan Oleh Gigitan Nyamuk

Bahkan, berdasarkan data yang dilansir dari GridHealth.id, angka kematian akibat DBD hingga Maret 2020 masih jauh lebih tinggi dibandingkan angka kematian Covid-10.

Lalu, apa yang menyebabkan penyakit demam berdarah ini mematikan sehingga harus diwaspadai?

Jadi, seperti yang diwartakan Kompas.com, penyakit demam berdarah tingkat berat atau parah dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani.

Adapun komplikasi yang terjadi adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang menyebabkan pendarahan atau kebocoran plasma darah.

Kondisi ini dapat mengakibatkan syok hipovolemik (sindrom syok dengue) yang menyebabkan penderitanya kekurangan cairan meskipun sudah diberikan infus.

Lama kelamaan, kondisi ini akan menyebabkan penderitanya mengalami kerusakan organ sehingga menyebabkan kematian.

Baca Juga: Waspada Penyakit DBD di Musim Hujan! Simak Gejala dan Cara Mencegahnya

Mengingat betapa bahaya demam berdarah ini, kita perlu mengenali gejala-gejala dan langkah pencegahan penyakit demam berdarah.

Apalagi, gejala awal demam berdarah seringkali disalah artikan sebagai penyakit lain karena sangat umum.

Berikut adalah beberapa gejala awal yang menandakan seseorang telah terinfeksi demam berdarah, yaitu:

- Demam tinggi hingga 40 derajat Celcius

- Sakit kepala

- Nyeri otot, tulang, atau sendi

- Mual

- Muntah

- Sakit di belakang mata

- Pembengkakan di kelenjar getah bening di leher dan selangkangan

- Bintik-bintik merah atau bercak pada kulit

Pada beberapa kasus, gejala ini bisa berkembang dan memburuk dengan cepat sehingga menyebabkan sindrom syok dengue.

Hal ini terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor serta jumlah trombosit di dalam darah menurun.

Baca Juga: Angkak Sering Digunakan untuk Pengobatan Demam Berdarah, Benarkah?

Tanda-tanda ketika seseorang berada pada tahap awal sindrom syok dengue adalah:

- Sakit perut yang parah

- Muntah terus menerus

- Pendarahan dari gusi atau hidung

- Darah dalam urine, tinja, atau muntahan

- Pendarahan di bawah kulit, yang mungkin terlihat seperti memar

- Sulit bernapas atau napas cepat

- Kelelahan atau lemas

- Lekas marah atau gelisah

Sedangkan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit demam berdarah bisa dilakukan dengan gerakan 3M, yaitu:

- Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampungan air lemari es, dan lain-lainnya.

- Menutup rapat-rapat penemapungan air seperti kendi, toren air, atau tempat lainnya.

- Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangan nyamuk Aedes aegypti.

(*)