Find Us On Social Media :

Hidup di Jakarta dengan Penghasilan Standar UMR? Tetap Bisa Nabung Kok, Cermati Cara Kelolanya di Sini

By Nisrina Khoirunnisa, Rabu, 28 April 2021 | 03:00 WIB

Ilustrasi menabung

Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa

Grid.ID - Kehidupan glamor di Jakarta seringkali membuat masyarakatnya terlena dengan gaya hidup mewah.

Pasalnya, sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta menawarkan berbagai fasilitas lengkap di setiap sudutnya.

Tak heran jika banyak masyarakat Indonesia yang merantau ke Jakarta demi sesuap nasi.

Namun, tidak semua orang bisa mendapat penghasilan tinggi saat hidup di Jakarta.

Terlebih bagi orang-orang yang berpenghasilan sesuai UMR Jakarta.

Meski begitu, setidaknya ada beberapa pos keuangan yang harus dipertimbangkan untuk penghasilan tiap bulan.

Baca Juga: Sedang Hobi Berinvestasi Tapi Mendadak Gagal? Lakukan 3 Cara Ini saat Portfoliomu Terpuruk

Dilansir dari Kompas.com, ada lima pos keuangan yang penting dipertimbangkan menurut financial planner Prita Ghozie.

Mulai dari zakat, asuransi, kebutuhan hidup, menabung, dan investasi.

Tapi tentu saja tidak mudah untuk mengatur semua pos tersebut.

Supaya kamu tidak kaget dan bisa menyesuaikan kehidupan mewah Jakarta dengan penghasilan UMR, berikut Grid.ID rangkum dari Kontan.co.id 3 trik sederhana kelola gaji.

1. Menggunakan metode zero budgeting

Metode zero budgeting ini dapat digunakan setiap kamu baru saja menerima gaji bulanan.

Sebelumnya, kamu bisa membuat dua jenis pengeluaran, yakni pengeluaran tetap dan tidak tetap.

Baca Juga: Gak Melulu Merugikan, Simak Enaknya Punya Kartu Kredit untuk Transaksi Pembayaran

Pengeluaran tetap terdiri dari kebutuhan sehari-hari, asuransi, hingga investasi.

Sementara pengeluaran tidak tetap terdiri dari token listrik, pulsa dan kuota, hingga hiburan.

Nah, kalau kamu sudah menentukan alokasi pengeluaran, langsung habiskan gajimu saat itu juga.

Dalam artian, tempatkan gajimu sesuai alokasi yang sudah ditentukan.

Jika ada sisa, maka simpan dana sisa itu untuk ditabung/diinvestasikan.

2. Tidak menambah utang 'konsumtif'

Yang kerap terjadi di masyarakat Indonesia soal mengutang adalah digunakan untuk memenuhi jiwa konsumtif.

Baca Juga: Kerap Belanja Impulsif sampai Uang Ludes dalam Sekejap? Makanya, Baca Dulu Tips Menghindari Tindakan Buruk Tersebut di Sini

Kita boleh berutang, namun batasannya hanya untuk utang produktif, seperti membeli rumah atau bangun bisnis.

Jika berutang untuk membeli barang konsumtif seperti berlibur atau belanja online shop, maka bisa jadi beban baru loh.

Jadi, sebisa mungkin jangan berutang hanya untuk memenuhi 'lapar mata' sejenak.

3. Pastikan besaran tabungan dan investasi minimal 10 persen dari pemasukan

Dalam mengalokasikan gaji bernilai UMR, maka pos keuangan untuk tabungan dan investasi boleh diperkirakan 10 persen.

Jika penghasilanmu Rp 5 juta, maka kamu bisa menabung atau berinvestasi sebesar Rp 500 ribu tiap bulannya.

Uang yang tersisa bisa digunakan untuk alokasi keuangan lainnya.

Baca Juga: Punya Banyak Cicilan yang Harus Dibayarkan Rutin Tiap Bulan? Intip Trik Jitu di Sini Supaya Gak Telat Bayar Tagihannya

Jangan lupa pastikan juga penempatan investasi Rp 500 ribu sesuai dengan tujuan keuanganmu ya.

Semoga bermanfaat!

(*)