Find Us On Social Media :

Sang Ayah Meninggal Dunia Tak Lama setelah Ustaz Jefri Al Buchori, Umi Pipik Akui Titik Balik Hidupnya Justru Bukan dari Wafatnya Suami: Ya Allah, Tinggal di Mana Nih?

By Annisa Dienfitri, Sabtu, 1 Mei 2021 | 04:15 WIB

Pipik Dian Irawati

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Grid.ID - Pipik Dian Irawati atau Umi Pipik sebut titik balik kehidupannya bukan saat sang suami, ustaz Jefri Al Buchori, meninggal.Sebagai informasi, ustaz Jefri Al Buchori meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal pada 26 April 2013 silam.Justru, titik balik hidup Umi Pipik terjadi saat mengalami musibah kebakaran rumah pada tahun 2014."Titik balik saya sampai saya seperti ini ya sejak kebakaran rumah," ujar Umi Pipik seperti Grid.ID kutip YouTube, Senin (26/4/2021).Padahal tak lama usai Uje, sapaan Ustaz Jefri Al Buchori, meninggal, ayah kandung Umi Pipik berpulang.

Baca Juga: 7 Tahun Besahabat, Ummi Pipik Persembahkan Bunga Mawar Putih Terakhir di Atas Pusara Rina Gunawan: Semua Curhatan Kita Berdua Aku Simpan Jadi Memori..Hanya saja, ustazah 43 tahun ini menyadari betul bahwa setiap makhluk hidup pasti akan menemui ajal."Kalo kepergian makhluk, maksudnya almarhum (Uje) meninggal, gak lama ayah saya meninggal, selang waktunya cepat sekali."

"Saat itu syok juga. Cuma akhirnya saya pikir semua makhluk akan kembali," ungkapnya.

Karenanya kehilangan sosok suami dan ayah terasa berbeda dengan kehilangan tempat tinggal.Saat rumahnya habis dilalap si jago merah, Umi Pipik mengaku hampir ingin menyerah."Cuma begitu kebakaran rumah itu yang membuat saya akhirnya, ini manusiawinya kalo ada bendera saya udah dadah-dadah di kameranya Allah," tuturnya. "'Ya Allah udah deh saya gak kuat', udah gak sanggup apa lagi, gitu," imbuh Umi Pipik.

Baca Juga: Pipik Dian Irawati Bagikan Kabar Duka, Mantan Pesinetron Soraya Abdullah Meninggal Dunia karena Covid-19Bagaimana tidak, saat itu Umi Pipik tak memiliki tempat lain untuk tempat berlindung bersama anak-anaknya."Bener-bener kehilangan tempat yang buat kita tidur, ibadah sama anak-anak, bercengkrama sama anak-anak.""Saat itu sampe yang, 'Ya Allah, tinggal di mana nih?', pikirannya hanya itu. 'Saya bawa ke mana anak-anak saya?', cuma rumah satu-satunya," lanjutnya.

(*)