Ternyata, rasa sakit hati Sujito gegara korban kerap memberitakan informasi buruk mengenai kafe miliknya.
"Saudara S selaku pemilik kafe bar terhadap korban yang selalu memberitakan maraknya peredaran narkotika di tempat hiburan malam miliknya," imbuh Irjen Panca.
Tak berhenti di situ, Sujito makin kesal dengan korban karena meminta jatah uang sebagai syarat agar berhenti memberitakan hal-hal buruk mengenai kafe milik pelaku.
"Namun korban juga meminta jatah Rp 12 juta per bulan dengan permintaan tiap hari 2 butir ekstasi. Kalau satu butir Rp 200 ribu di pasaran, maka bisa kita hitung dua butir Rp 400 ribu, dikali 30 menjadi Rp 12 juta," tukas Irjen Panca.
Gegara tingkah korban yang kerap menulis pemberitaan buruk mengenai kafenya, Sujito akhirnya menyusun rencana untuk memberi pelajaran kepada Marsal dengan berakhir penembakan.
(*)