Find Us On Social Media :

Hasil Studi Ilmuwan Menunjukkan Bila Tidak Semua Orang Bisa Terpapar Covid-19 karena Kebal, Begini Cara Tesnya!

By None, Sabtu, 26 Juni 2021 | 07:26 WIB

ilustrasi memakai masker

Grid.ID - Bukannya menunjukkan tanda akan berakhir, grafik Covid-19 di Indonesia justru semakin naik dan menunjukkan jumlah yang mengkhawatirkan.

Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia bahkan mencatat rekor penambahan kasus harian terbanyak sepanjang sejarah pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga diri dengan terus menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona.

Kenyataannya virus corona memiliki cara penularan yang sangat cepat dan tak pandang bulu.

Belum lagi kemunculan mutasi baru virus Covid-19 yang jauh lebih berbahaya dan mudah menular.

Terlepas dari rasa khawatir tersebut, mungkin kita bisa sedikit lega karena baru-baru ini ilmuwan memberikan bocoran tentang potensi kekebalan terhadap virus ini.'

Mengutip dari Daily Star pada Sabtu (26/6/2021), para ilmuwan mengembangkan sebuah alat tes untuk mendeteksi kekebalan terhadap virus corona.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Bekasi Membludak hingga Terbaring di Parkiran Rumah Sakit dan Mobil Pikap

Rencananya peneliti di New York ini akan meluncukan detektor antibodi tersebut.

Artinya, ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang bisa terinfeksi virus corona hal itu tergantung imunitas seseorang.

Siapapun yang diverifikasi memiliki kekebalan tertentu akan diizinkan keluar dan melakukan kontak sosial penuh, demikian laporan tersebut disampaikan.

Karena mereka dianggap tidak akan menularkan virus.

Antibodi dari memerangi virus corona disebut akan terbentuk setelah tujuh hari.

Tetapi ini masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama kekebalan ini akan bertahan, sementara wabah ini terus merajalela di mana-mana.

Pencipta alat uji ini dr. Florian Kramer mengatakan, bahwa tes ini mudah dan murah, untuk skala besar.

Baca Juga: 1.112 Anak di DKI Jakarta Positif Covid-19, Diduga Terpapar Varian Delta yang Mudah Menular, Jubir Kemenkes sampai Epidemiolog Singgung soal Peran Orang Tua

Dia mengatakan, "Orang mungkin bisa terinfeksi kembali setelah mereka meningkatkan respon imun yang baik dan meningkatkan antibodi." 

"Begitu itu terjadi, orang-orang ini mungkin lebih aman untuk melakukan kegiatan normal, tanpa takut dengan risiko terinfeksi atau menginfeksi orang," katanya.

"Ini menjadi hal penting, terutama bagi mereka pekerja umum seperti perawat, dokter, pemadam kebakaran, polisi dan lainnya," jelasnya.

"Sangat senang mereka tidak akan membahayakan diri sendiri dan orang lain, dengan kembali bekerja tanpa takut menyebarkan penyakit," imbuhnya.

Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb menambahkan, "Jika sebagian besar, masyarakat memiliki perlindungan pihak berwenang lebih percaya diri dan sedikit mengandalkan tindakan invasif." 

Tes anti coronavirus ini akan memberikan hasilnya dalam 45 menit.

Badan Pengwasan Obat dan Makanan AS telah menyetujui uji diagnostik cepat untuk digunakan di rumah sakit dan ruang gawat darurat di Amerika.

Baca Juga: Orang dengan Gangguan Jiwa Turut Dapatkan Vaksin Covid-19 di Banjarmasin

Ini dikembangkan oleh Cepheid, sebuah perusahaan diagnostik molekular yang berbasis di California.

Namun tidak dijelaskan, siapa orang 'kebal' yang dimaksud, apakah mereka yang belum pernah terinfeksi atau mereka yang baru saja pulih dari virus corona.

Sejauh ini penelitian terakhir tentang potensi tertular virus corona menyebutkan, golongan darah A lebih rentan sementara orang dengan golongan darah O lebih minim terinfeksi virus corona.

Semoga kita semua selalu dihindarkan dari wabah dan penyakit ini.

(*)

(Afif Khoirul M/Intisari Online)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kabar Gembira, Ternyata Tak Semua Orang Bisa Tertular Corona Karena Kebal! Begini Cara Tes Untuk Mengetahuinya