Find Us On Social Media :

Lakukan Pembunuhan untuk yang Kedua Kalinya, Kakek di Jember Masih Sempat Tertawa Usai Bacok Tetangganya sampai Tewas, Ini Keterangan Psikolog

By Nisrina Khoirunnisa, Kamis, 15 Juli 2021 | 20:15 WIB

Kakek di Jember bacok tetangganya

Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa

Grid.ID - Seorang kakek di Dusun Dam Saola, Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang sempat membunuh tetangganya kini jadi tahanan.

Dilansir dari TribunJateng.com, kejadian bermula ketika kala itu korban yang bernama Misran (50) sedang duduk santai bersama tetangganya, Karno.

Tak lama kemudian, Karno hendak berpamitan pulang dan batuk di samping rumah pelaku, yakni Hasan (70).

Ketika mendengar suara batuk tersebut, Hasan menghampiri dan berbincang-bincang ringan dengan Misran lalu pulang.

Selanjutnya, Hasan mendadak datang lagi ke rumah Misran dan langsung bacok menggunakan celurit yang dibawanya ke leher korban.

Menurut penuturan istri korban, tak ada masalah yang terjadi antara Misran dan Hasan dan mengatakan kejadian berlangsung karena salah sasaran.

Hasan pun disebut membunuh Misran karena kesal mendengar suara batuk.

Baca Juga: Viral Pembunuhan Pedagang Emas di Papua, Ternyata Pelaku sang Istri dan Selingkuhan, Diduga Motif Akibat Cinta Terlarang

Jauh sebelum kasus pembunuhan tersebut terjadi, ternyata Hasan memang sudah dikenal sebagai sosok temperamen.

Tak hanya itu, Hasan diketahui seorang residivis yang pernah melakukan kasus pembunuhan sebelumnya.

Dari peristiwa tersebut, kini Hasan telah menjadi tahanan di penjara.

Hasan yang sudah berusia lansia itu masih mau memberi pengakuan soal tindakan pembunuhan yang dilakukannya.

Dikutip Grid.ID dari video unggahan Youtube KompasTV, Kamis (15/7/2021), Hasan memberi pengakuannya.

Hasan mengatakan, dirinya mendengar suara batuk yang membuatnya tersinggung.

"Saya dengar batuk di sana, ada orang lewat berdehem, batuk, berdehem batuk," ujar Hasan.

Baca Juga: Ibunda Tak Dapat Perlakuan Manusiawi, Reza Aditya Ogah Maafkan Ayah Sambung

Hasan menyebut jika mendengar suara batuk, dirinya merasa tengah jadi bahan omongan orang di sekitarnya.

Masih berlanjut, Hasan pun tak takut mengakui perilaku pembunuhan yang pernah dilakukannya puluhan tahun silam.

"Iya, Pak, tapi sama juga (pembunuhan). Tahun 74, sama saja kasusnya seperti ini," terang Hasan.

Hasan menuturkan, dirinya memang pemarah, namun sang kakek itu mengakuinya sembari tertawa.

"Oh ya cuma begitu," tukas Hasan sambil tertawa.

Mengenai kejadian tersebut, seorang psikolog dari Universitas Jember, Erdi Istiaji, menyebut pembunuhan tersebut dipicu faktor traumatis pelaku.

Masih melansir dari Youtube KompasTV, psikolog menjelaskan bahwa kakek tersebut nampaknya mengalami gangguan emosional.

Baca Juga: Ibunda Mendapat KDRT hingga Ancaman Pembunuhan oleh Ayah Sambung, Reza Aditya Lapor Polisi

"Dari tinjauan saya secara psikologis sepertinya yang bersangkutan ini mengalami gangguan emosional," jelas Erdi.

Padahal, Hasan seharusnya belajar dari pengalaman masa lalu dan lebih berhati-hati.

Tak dapat dipungkiri, kasus tersebut terjadi karena gangguan emosional dari Hasan.

"Kalau menurut beritanya kan ini kali ke-2. Secara normal, seharusnya dari pengalaman yang dulu dia bisa mengambil sisi baiknya dan cenderung berhati-hati, tapi aneh kok bisa muncul lagi," imbuh Erdi.

Erdi menganggap Hasan tak dapat berpikir secara logis karena gangguan tersebut sehingga bisa berbuat hal-hal yang di luar kendali.

"Kalau dari indikator saya kemungkinan yang bersangkutan mengalami gangguan emosional tanpa zat adiktif, dia tidak bisa berpikir secara logis," tukas Erdi.

 

(*)