Find Us On Social Media :

Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak juga Harus Dilindungi dari Ancaman Pandemi Covid-19

By Anissa Dea Widiarini, Sabtu, 24 Juli 2021 | 14:26 WIB

Ilustrasi anak-anak di masa pandemi.

Grid.id – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari satu tahun tidak hanya berdampak pada orang dewasa. Lebih dari 80 juta anak-anak di Indonesia juga merasakan dampaknya. Banyak anak yang kehilangan kesempatan bermain dan mengenal alam terbuka.

Bahkan, sebanyak 60 juta anak di antaranya terpaksa kehilangan masa indah di sekolah. Sebagian juga tidak bisa melalukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena fasilitas yang tidak tersedia.

“Tekanan dan beban mental saat menjalani pandemi pasti tidak mudah bagi anak-anak Indonesia. Hal yang paling membuat sedih, beberapa dari anak Indonesia kehilangan orangtua mereka karena tidak dapat diselamatkan pada saat menderita Covid-19,” ujar dr Reisa Broto Asmoro dalam keterangan tertulis yang diterima Grid.id, Sabtu (24/7/2021).

Dokter Reisa pun menyampaikan rasa duka cita atas kehilangan yang dialami anak-anak tersebut dan mendoakan yang terbaik bagi mendiang orangtua yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Irwansyah Berharap Kejaiban Atas Kesembuhan sang Ibunda: Allah yang Berkehendak

“Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesabaran bagi anak yang ditinggalkan,” ujarnya.

Oleh karena itu, dr Reisa mengatakan, pemerintah serta masyarakat harus semakin melindungi anak Indonesia di masa pandemi Covid-19. Tujuannya, agar masa depan mereka, termasuk masa depan bangsa, menjadi lebih baik.

Penguatan 3T

Dokter Reisa menjelaskan, sejak pandemi Covid-19 dimulai, pemerintah terus berupaya menguatkan testing, tracing, dan treatment (3T). Dengan begitu, diharapkan penambahan kasus harian dapat diturunkan.

Kapasitas rumah sakit pun diupayakan maksimal untuk merawat pasien dengan gejala berat, meskipun jumlahnya bertambah. Hal ini dilakukan agar angka kematian karena Covid-19 bisa ditekan sampai serendah mungkin.

Dokter Reisa menjelaskan, kegiatan testing atau menguji seseorang positif atau negatif terhadap Covid-19 penting dilakukan supaya pasien bisa cepat dirawat dan disembuhkan, serta tidak menulari orang lain.

Baca Juga: Anak Sempat Terpapar Covid-19, Natalie Sarah Diminta Jaga Jarak di Lokasi Syuting

“Tidak semua orang memiliki kesehatan prima. Misalnya, orang lanjut usia yang sudah punya penyakit menahun. Apabila tanpa sengaja tertular oleh orang yang membawa virus, bisa berakibat fatal,” ujar dr Reisa.

Sementara, tracing atau kegiatan melacak siapa saja yang kontak dengan pasien positif Covid-19 harus dilakukan agar diketahui siapa saja yang tertular dan tidak.

Terakhir, treatment atau perawatan bagi yang terkonfirmasi positif. Setelah melakukan testing dan tracing, orang yang terkonfirmasi positif Covid-19  bisa segera diperiksa untuk memutuskan tindakan selanjutnya.

“Apakah disarankan isolasi mandiri, dirujuk ke isolasi terpusat punya pemerintah, atau bagi yang punya penyakit peserta yang berbahaya dirujuk segera di rumah sakit rujukan, agar dapat perawatan intensif,” kata dr Reisa.

Sebagai informasi, saat ini, sudah ada hampir 1.000 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia dengan lebih kurang 125.000 unit tempat tidur.

“Upaya pemerintah ini semoga membuat pasien sembuh makin banyak. Kemarin kasus sembuh kita 36.370, naik dari hari sebelumnya yang berjumlah 32.887,” ujar dr Reisa.