Find Us On Social Media :

Gubuk Derita Kian Sepi Setelah Perabotan Dijual Demi Sesuap Nasi, Inilah Kisah Pilu Pasutri Akibat Terdampak Pandemi Covid-19 dan PPKM

By None, Sabtu, 31 Juli 2021 | 06:18 WIB

Gubuk Derita Kian Sepi Setelah Perabotan Dijual Demi Sesuap Nasi, Inilah Kisah Pilu Pasutri Akibat Terdampak Pandemi dan PPKM

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, terpaksa harus menjual berbagai macam alat rumah tangga dengan harga yang murah.

Ini dilakukan demi membeli beras untuk makan sehari-hari.

Novi mengatakan, dampak tersebut bermula saat suaminya yang baru bekerja sebulan di Bali dengan iming-iming upah Rp 300 ribu per minggu akhirnya harus diberhentikan pada Maret 2020 yang lalu.

"Sejak saat itu, suami saya selama delapan bulan di Bali tanpa ada kejelasan dan tanpa penghasilan.

Baca Juga: Heboh Kebijakan PPKM Makan di Tempat 20 Menit, ini Tanggapan Wali Kota Bogor Bima Arya hingga Uji Coba Langsung di Warung Pinggir Jalan

Hanya untuk biaya makan sehari-harinya juga cukup sulit," ujar Novi saat ditemui di rumahnya, Jumat (23/7/2021) akhir pekan lalu.

2. Usaha yang Dirintis Terkena Kebijakan PPKM

Setelah delapan bulan di Bali, kata Novi, suaminya pulang dan sempat merintis usaha penjualan stroberi dengan pemasaran ke konsumen yang ada di wilayah Jabodetabek.

Usaha itu bisa memenuhi kebutuhan keluarganya yang berjumlah delapan orang, termasuk dua anaknya yang tinggal di satu atap rumah yang berada di gang sempit itu.

"Tapi terdampak lagi kebijakan PPKM Darurat. Sejak saat itu tidak bisa kirim barang ke konsumen seperti ke Jakarta karena usaha di sana juga banyak yang tutup," katanya.

3. Sang ayah menderita stroke sejak 2 bulan lalu

Kesusahan Novi, semakin bertambah ketika ayahnya terkena stroke sejak dua bulan lalu, sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya karena harus menjaga ayahnya yang kini terbaring lemas di rumah yang rencana akan dijualnya.