Find Us On Social Media :

Sektor Wisata Bali Siap Sambut Wisatawan Asing dengan Aturan Ketat

By Yussy Maulia, Kamis, 14 Oktober 2021 | 12:54 WIB

Dialog Produktif yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (13/10/2021).

Grid.id - Beberapa waktu belakangan, penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia telah menunjukkan perkembangan. Hal itu dibuktikan melalui angka positivity rate dan tingkat keterisian rumah sakit yang relatif rendah.

Melihat kemajuan tersebut, pemerintah Indonesia memutuskan untuk membuka kembali kegiatan di beberapa sektor. Salah satunya, sektor wisata Bali bagi wisatawan asing.

Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya mendorong pemulihan aktivitas sosial ekonomi Bali. Pasalnya, sektor pariwisata merupakan tulang punggung perekonomian Bali.

Mengenai persiapan pembukaan Bali, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung mengatakan Bali sudah siap berkat koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang terjalin baik.

Baca Juga: Kegiatan di Tempat Umum Sudah Mulai Dibuka, Ini yang Perlu Diperhatikan Masyarakat

Dalam Dialog Produktif yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (13/10/2021), Henky menjelaskan bahwa tingkat vaksinasi di Bali juga sudah mencapai 99 persen untuk dosis pertama dan hampir 90 persen untuk dosis kedua.

“Simulasi kedatangan pesawat, penerimaan di bandara, proses karantina, dan prosedur-prosedur lain sesuai protokol kesehatan juga telah dibahas dan ditetapkan," ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Grid.id, Kamis (14/10/2021).

Selain itu, Bali juga sudah menerapkan standardisasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE). Standar CHSE merupakan semacam protokol kesehatan di dunia pariwisata dan menjadi salah satu panduan dalam era new normal.

“Sertifikasi CHSE dan animo pelaksana usaha wisata yang bagus ini penting, tidak hanya untuk pengunjung tapi juga untuk pekerja. Bekerja di tempat yang sehat, dikunjungi orang-orang yang sehat, berwisata di tempat-tempat yang sehat. Ini adalah narasi baru pola kehidupan ke depannya,” tutur Henky.

Baca Juga: Didominasi Warna Putih dan Bergaya Skandinavia, Intip Cantiknya Rumah Artis Raisa dan Hamish Daud di Bali, Kayak Villa?

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan, saat ini Bali memiliki 35 hotel karantina yang sudah memegang sertifikasi CHSE dan siap beroperasi.

"Hotel karantina diharuskan memiliki sertifikat CHSE, memiliki akses terpisah antara tamu reguler dan tamu karantina, serta memiliki kerja sama dengan rumah sakit terdekat," ujar pria yang akrab dipanggil Cok Ace tersebut.

Namun, Cok Ace menyebut, masih ada 55 hotel lainnya yang saat ini sedang mengajukan diri untuk menjadi pusat karantina.

Sementara itu, untuk wilayah yang dapat dikunjungi turis, Cok Ace menyebut saat ini hampir seluruh wilayah Bali berada di zona aman, termasuk Ubud, Nusa Dua, dan Sanur.

Baca Juga: Jangan Lengah Meski PPKM Diperlonggar! Waspadai Penyebaran Covid-19 dengan Tetap Lakukan 4 Hal Ini

Hal itu tak terlepas dari kolaborasi masyarakat yang baik dalam hal percepatan vaksin dan penerapan aplikasi PeduliLindungi di berbagai lokasi wisata.

Terkait aplikasi PeduliLindungi, Cok Ace berharap aplikasi tersebut dapat digunakan secara optimal oleh wisatawan agar dapat melihat wilayah yang aman untuk dikunjungi.

“Kita berharap dapat memberikan ruang gerak lebih luas bagi wisatawan mancanegara yang sudah menyelesaikan karantina (selama) lima hari,” kata Cok Ace.

Di sisi lain, dokter sekaligus influencer dan traveller Ratih C Sari mengingatkan agar wisatawan harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan terbukti efektif menekan risiko penularan, apa pun variannya. Jadi, jangan sampai ancaman virus baru ini menimbulkan ketakutan melakukan kegiatan dan perjalanan," kata Ratih.

Selain itu, Ratih mengimbau agar wisatawan tetap update dengan berita-berita terkini agar tetap waspada. Namun, pastikan berita berasal dari sumber terpercaya supaya terhindar dari berita palsu atau hoaks.

“Saya melihat sendiri kesiapan Bali menyambut wisatawan, terdapat protokol kesehatan ketat termasuk di restoran-restoran. Saya percaya dan optimis, ini bisa jadi kebangkitan di Bali,” ucap Ratih.