Find Us On Social Media :

Terkuak Formula Rahasia di Balik Awetnya Mumi Firaun Tutankhamun hingga Ribuan Tahun, Arkeolog Ungkap Langkah Proses Mumifikasi

By Annisa Dienfitri, Senin, 25 Oktober 2021 | 08:43 WIB

Mumi diawetkan

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Sebuah penemuan fenomenal terjadi ketika seorang arkeolog bernama Howard Carter menemukan makam Firaun Tutankhamun di Mesir.

Howard Carter membuka makam Firaun Tutankhamun di Mesir pada 16 Februari 1923 silam.

Mengutip wikipedia.org, Tutankhamun adalah Firaun dari Dinasti Kedelapan Belas Mesir, pada masa yang disebut Kerajaan Baru Mesir.

Nama aslinya, Tutankhaten, memiliki makna 'jelmaan hidup Aten', sedangkan 'Tutankhamun' berarti 'jelmaan hidup Amun'.

Firaun Tutankhamun ditemukan tewas pada tahun 1323 SM, kemudian cepat-cepat dibalsem dan dimakamkan.

Makam firaun Tutankhamun menjadi makam kerajaan terawetkan terbaik yang pernah ditemukan.

Howard Carter membuka sarkofagus Tutankhamun pada Februari 1924, memperlihatkan mumi firaun untuk pertama kalinya.

 Baca Juga: Selain Mumi Lady Dai dari China yang Kulitnya Masih Lembut Saat Disentuh, Ini 14 Keajaiban Mumi dari Seluruh Dunia yang Bikin Takjub, Ada Sleeping Beauty!

Apa yang membuat mumi raja-raja Mesir, seperti firaun Tutankhamun, awet selama ribuan tahun?

Melansir intisari-online.com, formula dasar pembalseman yang digunakan pada proses mumifikasi kala itu terdiri dari:

- Minyak tumbuhan (diperkirakan jenis minyak wijen).

- Tanaman 'tipe balsam' atau ekstrak akar yang mungkin berasal dari bullrushes.

- Permen karet nabati, gula alami yang mungkin telah diekstraksi dari akasia.

- Resin pohon konifer, kemungkinan besar resin pinus.

Ketika dicampur ke dalam minyak, resin akan memberi sifat antibakteri, melindungi tubuh dari pembusukan.

Baca Juga: Selain Mumi Lady Dai yang Kulitnya Masih Lunak Saat Disentuh, Ini 10 Situs Arkeolog Fenomenal yang Ditemukan dari Zaman China Kuno

Dr Stephen Buckley, seorang arkeolog dari University of York, mulai mencari formulanya ketika dia dan timnya mengekstrak dan menganalisis bahan kimia dari kain Mesir yang digunakan membungkus mumi.

Kain ini adalah bagian dari koleksi Mesir di Museum Bolton di utara Inggris.

Berasal dari sekitar 4.000 SM, kain khusus ini jauh lebih tua dari titik dimana diyakini bahwa pembalseman dan mumifikasi berasal.

"Mumifikasi secara umum diduga dimulai sekitar 2.600 SM, ketika Piramida Besar sedang dibangun," kata Dr Buckley.

"Tapi kami mengamati bahwa ada bukti bahwa pelestarian tubuh dimulai lebih awal dari ini," lanjutnya.

Penemuan ini membawa tim ke mumi prasejarah dalam koleksi museum Turin.

Mumi itu tidak pernah mengalami perawatan konservasi, sehingga memberikan kesempatan unik untuk mempelajari kimia Mesir kuno yang tidak tercemar.

 Baca Juga: Wow! Ini Misteri Harta Benda yang Turut Dikubur Bersama Mumi dari China yang Kaya Raya dan Hidup Penuh dengan Kemewahan, Isinya Bikin Takjub

"Pemeriksaan tubuh Turin memberikan kontribusi penting bagi pengetahuan kita yang terbatas tentang periode prasejarah dan perluasan praktik mumifikasi awal serta memberikan penting, informasi baru tentang mumi khusus ini," jelas Dr Jana Jones, Egyptologist dan ahli praktik pemakaman Mesir kuno dari Macquarie University di Sydney.

"Dengan menggabungkan analisis kimia dengan pemeriksaan visual tubuh, penyelidikan genetik, penanggalan radiokarbon dan analisis mikroskopis dari pembungkus linen, kami mengkonfirmasi bahwa proses mumifikasi ritual ini terjadi sekitar 3.600 SM pada seorang pria, berusia antara 20 dan 30 tahun ketika dia meninggal," jelasnya.

Fakta bahwa formula yang sama digunakan hampir 2.000 tahun kemudian untuk membalsem Firaun.

"Kita memiliki semacam identitas Pan-Mesir jauh sebelum pembentukan negara bangsa pertama di dunia pada 3.100 SM. Ini lebih awal dari yang kita duga," kata Dr Buckley.

Hal itu mengungkapkan wawasan tentang bagaimana orang Mesir Kuno menyempurnakan resep pembalseman antibakteri yang melindungi dan mengawetkan mayat mereka, meninggalkan mumi Mesir ikonik yang sekarang dikenal.

Pembalseman hanyalah salah satu langkah dalam proses hati-hati melestarikan tubuh.

Langkah-langkah utama mumifikasi yakni:- Pengangkatan otak, mungkin menggunakan proses 'mengocok' untuk menyebabkan otak mencair.

- Pengangkatan organ dalam.

- Menempatkan tubuh menjadi garam alami untuk mengeringkannya.

- Melapisi tubuh dalam formula pembalseman untuk membunuh bakteri dan menyegelnya.

- Membungkus tubuh dengan linen.

"Itu adalah resep pengeringan dan pembalseman yang merupakan kunci pengawetan. Mumifikasi Mesir adalah jantung dari budaya mereka," jelas Dr Buckley.

"Akhir hanyalah kelanjutan dari menikmati hidup. Tetapi mereka membutuhkan tubuh untuk dilestarikan agar roh memiliki tempat tinggal," tutupnya.

Baca Juga: Masih Terawat Meski Ditemukan Usai 2.100 Tahun Yang Lalu, Ini Rahasia Cantik Mumi Lady Dai

(*)